Jumat, 30 Januari 2015

NIKMATI PROSES


**Z@inuddin**

Sebenarnya yang harus kita nikmati dalam hidup ini adalah proses. Mengapa? Karena yang bernilai dalam hidup ini ternyata adalah proses dan bukan hasil. Kalau hasil itu ALLOH yang menetapkan, tapi bagi kita punya kewajiban untuk menikmati dua perkara yang dalam aktivitas sehari-hari harus kita jaga, yaitu selalu menjaga setiap niat dari apapun yang kita lakukan dan selalu berusaha menyempurnakan ikhtiar yang dilakukan, selebihnya terserah ALLOH SWT.

Sebetulnya bukan kemenangan yang terpenting bagi KITA, karena menang-kalah itu akan selalu dipergilirkan kepada siapapun. Tapi yang paling penting bagi KITA adalah bagaimana selama berjuang itu niatnya benar karena ALLOH dan selama berjuang itu akhlaknya juga tetap terjaga. Tidak akan rugi orang yang mampu seperti ini, sebab ketika dapat mengalahkan lawan berarti dapat pahala, kalaupun terbunuh berarti bisa jadi syuhada.

Ketika jualan dalam rangka mencari nafkah untuk keluarga, maka masalah yang terpenting bagi kita bukanlah uang dari jualan itu, karena uang itu ada jalurnya, ada rizkinya dari ALLOH dan SIAPAPUN pasti mendapatkannya. Karena kalau kita mengukur kesuksesan itu dari untung yang didapat, maka akan gampang sekali bagi ALLOH untuk memusnahkan untung hanya dalam waktu sekejap. Dibuat musibah, dikenai bencana, hingga akhirnya semua untung yang dicari berpuluh-puluh tahun bisa sirna seketika.

JADI yang terpenting dari ikhtiar yang dilakukan adalah prosesnya. Dan keuntungan bagi kita ketika sedang berproses mencari nafkah adalah dengan sangat menjaga nilai-nilai perilaku kita. Perkara uang sebenarya tidak usah terlalu dipikirkan, karena ALLOH Mahatahu kebutuhan kita lebih tahu dari kita sendiri. Kita sama sekali tidak akan terangkat oleh keuntungan yang kita dapatkan, tapi kita akan terangkat oleh proses mulia yang kita jalani.


Ini perlu dicamkan baik-baik bagi siap pun, bahwa yang termahal dari kita adalah nilai-nilai yang selalu kita jaga dalam proses. Termasuk ketika SAYA kuliah, kalau kuliah hanya menikmati hasil ataupun hanya ingin gelar, bagaimana kalau meninggal sebelum diwisuda?Kita tidak tahu kapan akan meninggal. Karenanya yang paling penting dari perkuliahan, tanya dulu pada diri SENDIRI, mau apa dengan kuliah ini? Kalau hanya untuk mencari isi perut, kata Imam Ali, "Orang yang pikirannya hanya pada isi perut, maka derajat dia tidak jauh beda dengan yang keluar dari perutnya". Kalau hanya ingin cari uang, asal tahu saja penjahat juga pikirannya hanya uang.

Bagi SAYA kuliah adalah suatu ikhtiar agar nilai kemanfaatan hidup kita meningkat. Kita menuntut ilmu supaya tambah luas ilmu hingga akhirnya hidup kita bisa lebih meningkat manfaatnya. Kita tingkatkan kemampuan salah satu tujuannya adalah agar dapat meningkatkan kemampuan orang lain. Kita cari nafkah sebanyak mungkin supaya bisa mensejahterakan orang lain.

Dalam perkuliahan, niat kita mau apa nih? Kalau mau sekolah, mau kuliah, mau kursus, selalu tanyakan mau apa nih? Karena belum tentu kita masih hidup ketika diwisuda, belum tentu kita masih hidup ketika kursus selesai.
Kalau kita selama kuliah, selama sekolah, selama kursus kita jaga sekuat-kuatnya mutu kehormatan, nilai kejujuran, etika, dan tidak mau nyontek lalu kita meninggal sebelum diwisuda? Tidak ada masalah, karena apa yang kita lakukan sudah jadi amal kebaikan. Karenanya jangan terlalu terpukau dengan hasil.

Saat melamar seseorang, kita harus siap menerima kenyataan bahwa yang dilamar itu belum tentu jodoh kita. Persoalan kita sudah datang ke calon mertua, sudah bicara baik-baik, sudah menentukan tanggal, tiba-tiba menjelang pernikahan ternyata ia mengundurkan diri atau akan menikah dengan yang lain. Sakit hati sih wajar dan manusiawi, tapi ingat bahwa kita tidak pernah rugi kalau niatnya sudah baik, caranya sudah benar, kalaupun tidak jadi nikah dengan dia. Siapa tahu ALLOH telah menyiapkan kandidat lain yang lebih cocok BAGI DIA.

Atau sudah daftar mau pergi haji, sudah dipotret, sudah manasik, dan sudah siap untuk berangkat, tiba-tiba kita menderita sakit sehingga batal untuk berangkat. Apakah ini suatu kerugian? Belum tentu! Siapa tahu ini merupakan nikmat dan pertolongan dari ALLOH, karena kalau berangkat haji belum tentu mabrur, mungkin ALLOH tahu kapasitas keimanan dan kapasitas keilmuan kita.

Oleh sebab itu, sekali lagi jangan terpukau oleh hasil, karena hasil yang bagus menurut kita belum tentu bagus menurut perhitungan ALLOH. Kalau misalnya kualifikasi mental kita hanya uang 50 juta yang mampu kita kelola. Suatu saat ALLOH memberikan untung satu milyar, nah untung ini justru bisa jadi musibah buat kita. Karena setiap datangnya rizki akan efektif kalau iman kitanya bagus dan kalau ilmu kitanya bagus. Kalau tidak, datangnya uang, datangnya gelar, datangnya pangkat, datangnya kedudukan, yang tidak dibarengi kualitas pribadi kita yang bermutu sama SAJA KITA dengan datangnya musibah.

Nah, Sahabat. Selalulah kita nikmati proses. Seperti saat seorang ibu membuat kue lebaran, ternyata kue lebaran yang hasilnya begitu enak itu telah melewati proses yang begitu panjang dan lama. Mulai dari mencari bahan-bahannya, memilah-milahnya, menyediakan peralatan yang pas, hingga memadukannya dengan takaran yang tepat, dan sampai menungguinya di open. Dan lihatlah ketika sudah jadi kue, baru dihidangkan beberapa menit saja, sudah habis. Apalagi biasanya tidak dimakan sendirian oleh yang membuatnya. Bayangkan kalau orang membuat kue tadi tidak menikmati proses membuatnya, dia akan rugi karena dapat capeknya saja, karena hasil proses membuat kuenya pun habis dengan seketika oleh orang lain. Artinya, ternyata yang kita nikmati itu bukan sekedar hasil, TAPI PROSES.

Begitu pula ketika ibu-ibu punya anak, lihatlah prosesnya. Hamilnya sembilan bulan, sungguh begitu berat, tidur susah, berbaring sulit, berdiri berat, jalan juga limbung, masya ALLOH. Kemudian saat melahirkannya pun berat dan sakitnya juga setengah mati. Padahal setelah si anak lahir belum tentu balas budi. Sudah berjuangan sekuat tenaga melahirkan, sewaktu kecil dimandiin, disekolahin dari TK, SD, SMP, SMU, bahkan sampai ke tingkat perguruan tinggi. Bayangkanlah kalau semua proses mendidik dan mengurus anak itu tidak pakai keikhlasan, maka akan sangat tidak sebanding antara balas budi anak dengan pengorbanan ibu bapaknya. Bayangkan pula kalau menunggu anaknya berhasil, sedangkan prosesnya sudah capek setengah mati seperti itu, tiba-tiba anak meninggal, naudzhubillah, apa yang kita dapatkan?
Oleh sebab itu, kita orang tua khususnya bagi ibu, nikmatilah proses hamil sebagai ladang amal. Nikmatilah proses mengurus anak, pusingnya, dan rewelnya anak sebagai ladang amal. Nikmatilah proses mendidik anak, menyekolahkan anak, dengan penuh jerih payah dan tetesan keringat sebagai ladang amal. Jangan pikirkan apakah anak mau balas budi atau tidak, sebab kalau kita ikhlas menjalani proses ini, insya ALLOH tidak akan pernah rugi. Karena memang rizki kita bukan apa yang kita dapatkan, tapi apa yang dengan ikhlas dapat kita lakukan. ***

Z@INUDD1N, 11 mart, 09**&&^^%%$$##@@!!++~~||


Ayat-ayat Allah
**Z@inuddin,**


Hikmah pertama:
            Selang beberapa waktu, dalam perjalanan melewati salah satu sungai, Hasan Basri melihat seorang pria duduk akrab dengan seorang wanita. Pikir hasan, "sungguh menjijikan, memalukan". Apalagi hasan melihat pia itu sambil memegang botol, "ia pasti dalam keadaan mabuk", sehingga ia tidak sadar akan lingkungan. Duduk bersama dengan seorang wanita di tempat umum,"sungguh memalukan" Mereka harus ditegur, piker lagi hasan.
            Baru mau mendekati mereka, hasan mendengan teriakan beberapa orang minta "tolong…. , rupanya ada perahu yang sedang tenggelam. Hasan basri terdiam bingung masih memikirkan cara untuk menolong mereka, sementara pria yang diangapnya sedang mabuk, langsung sudah terjun kedalam air dan menyeret semua orang tersebut satu persatu ketepi sungai.
Pria itu berhasil menyelamatkan semua jiwa orang yang tenggelam itu, lalu menuleh ke arah hasan, yang sudah berada ditepi sambil berkata,"kenapa kau tidak membantu aku", hasan basri tertunduk malu sambil berucap "saya tidak bisa berenang".
Setelah itu, hasan basri diam membisu. Dan pria itu langsung berjalan menghapiri wanita yang tadinya bersama menemani pria tadi sambil berkata "ayo pulang bu". Mendengar perkataan pria tadi, hasan basri tersentak kaget. Ternyata wanita yang duduk bersama pria tadi adalah ibunya, dan isi botol yang ditangan pria itu adalah minyak tanah.
Hasan basri pun langsung menyadari kesalahanya, ia juga sadar bahwa dia tidak bisa apa-apa.

Hikmah kedua:
Zun bercerita, bagaimana ia bisa tergoda untuk menegur seorang wanita, sampai mau mengambil wudhukpun ia lupakan karena ia mengangap ada suatu yang lebih penting.
Setelah zun menemuai wanita tersebut, zun berkata" siapa kamu?" wanita itu menjawab! "apa yang harus aku katakana" ketika melihatmu dari kejauhan, aku pikir kau orang gila. Ketika agak dekat, kupikir kau seorang ulama. Dan ketika lebih dekat lagi, aku pikir kau seorang yang telah memperoleh pencerahan. Sekarang, setelah menegur aku, aku pikir kau bukan orang gila, tetapi juga bukan seorang ulama, ataupun seorang yang telah mendapatkan pencerahan.
Kenapa demikian? Tanya zun. Jika kau orang gila, kau tidak akan mengambil air untuk wudhu. Jika kau seorang ulama, kau akan menyeleasaikan salatmu sebelum menegur aku. Dan jika kau seorang yang telah mendapatkan pencerahan, maka kau tidak akan memperhatikanku sama sekali. Karena perhatianmu, kesadaranmu hanya akan terpusatkan pada allah semata.
Zun mengakui kesalahanya, ia baru sadar, bahwa perhatian kita, kesadaran kita masih becabang kemana-mana. Pemahaman kita tentamg spritualaitas masih pingcang. Penglihatang kita masih belum jernih. Dan di atas segalanya kita tidak sadar bahwa kita "belum sadar"! kita anggap diri kita hebat, kita tidak sadar bahwa kita sedang sakit…..
Begitu sakitnyua masyarakat kita. Begitu tidak sadarnya masyarakat kita, begitu fanatiknya masyarakat kita. Sampai kita menutup diri terhadap segala sesuatu, kecuali terhadap apa yang kita anggap benar. Dan yang lain diluar itu semua kita anggap salah.
Bagi mereka yang masih fasis, masih fanatic, masih berpikir picik, masih berwawasan sempit, tulisan ini merupakan boom atom! Bukan karena isi dari tulisan ini, melainkan kerena kepicikan mereka sendiri.
Siapapun tidak perlu sependapat atau mengiyakan sesuatu apapun juga. Yang perlu kita lakukan adalah membuka diri--- membuka jiwa dan membuka hati kita. Biarkan angin  memasuki dan menyegarka diri kita. Belajarlah untuk menerima tanda-tanda alam, pandangan-pandangan yang berbeda.
Jangan seperti orang tolol yang ngotot mau ke tanah suci dengan mengendarai onta. Sekarang ini sudah abad modern. Dan kesucian perjalanannya tidak akan terganggu jika kita menggunakan sarana modern tersebut, karena semua itu sudah dikehendaki oleh Allah.
Tujuan tulisan ini bukan untuk menciptakan polemic, bukan untuk mencari sensasi, bukan untuk mencari popularitas. Kalua mau ya!! aman-aman aja. Tulisan ini ada karena saya tidak tahan melihat ketololan sekelompok masyarakat yang menganggap segala sesuatu sudah final dan benar. Obat memang pahit. Tapi semua itu untuk kesembuhan kita, demi kebaikan dan kesehatan kita semua. Mau diterima, baik untuk kita sendiri. Mau ditolak atau dibuang yang rugi pun diri kita sendiri.
Sekian dulu………………      
           


BUKAN MAHLUK BUMI
By: Dzchen Shehab Ngalloh

            kita ini hidup di dunia yang sangat pantastis. Makanya kita hanya bisa menduga-duga. Kerana Bisa jadi besarnya minat dan tanggapan itu merupakan gambaran atau expresi kerinduan yang diam- diam juga merupakan kerinduan kita semua, yaitu kerinduan atas sifat sejati dan sifat hakiki manusia. Kita bukanlah mahluk bumi yg memiliki sifat spiritual  akan tetapi kita adalah mahluk spiritual yang sedang mendiami bumi. Ungkapan Ini adalah sebuah jawaban, kenapa kita cederung mudah tersentuh dan terenyuh ketika mendengar anika kisah. Itulah warna hidup yang meluluh digerakkan oleh mekanisme stimulus respon. kita semakin jauh tersesat ketika kita kurang menyadari apa sesungguhnya yang menjadi orientasi atau tujuan hidup kita. makanya jangan terburu –buru untuk cepat sampai. Jangan-jangan selama ini kita hanya berlari-lari mengejar hidup yang sejatinya cuma sekedar sensasi. NAH!!! Pada saat seperi itulah sifat dasar kita sebagai mahluk spiritual menjadi hampa.. dan rindu yang diam-diam merupakan kerinduan kita smua. dalam kerinduan itulah kita akan kembali pulang kepada Allah. Seperti halnya kerinduan kita untuk pulang setelah lama bepergian. Atau kerinduan kita untuk mudik setelah jauh merantau. Itulah kerinduan sifat sejati dan hakiki kita. 

HATI YANG TEGUH:
**Z@inuddin**
            Pada suatu hari ada seorang anak kecil yang sangat bandel sedang berjalan di tepi sungai, lalu ditepian sungai dia melihat seorang tua renta yang selalu melakukan kegiatan yang selalu di ulang-ulang yang kelihatanya menjenuhkan. Suatu hari anak ini terkejut penuh keheranan melihat kelakuan sang nenek yeng selalu di ulang-ulang dan setiap kali dia bermain di tepi sungai, sang nenek masih tetap melakukan sesuatu yang sama, hal itu karena si anak kecil ini heran maka bertanyalah anak kecil ini pada sang nenek. Nek setiap hari nenek saya lihat selalu melakukan hal yang sama terus-menerus kayak gak ada pekerjaan yang lain aja? Sambil tersenyum sang nenek menjawab. Nak… nenek sedang mengosok-gosok besi batangan ini cah bagusss!! Tanya anak kecil lagi, "Untuk apa nenek mengosok-gosok besi batangan itu"?. Nenek mengosok besi batangan ini untuk dijadikan sebuah jarum, jawab sang nenek dengan santai. Anak kecil itu heran tak percaya, lalu berkata" mana mungkin besi sebesar ini bisa di gosok menjadi jarum" ah nenek ada-ada saja. Lalu sang nenek berbalik menatap si anak dan berkata dengan tegas "selama kita memiliki kemauan, keyakinan dan kesabaran maka besi batangan ini kalo di gosok terus-menerus suatu hari nanti pasti akan menjadi jarum. Mendengar jawaban sang nenek si anak ini diam terhenyak. Dan pada akhirnya berubahlah sikap mentalnya dan menjadi anak yang rajin belajar, disiplin dan cerdas. Selama memiliki keteguhan hati besi apapun bila digosok menjadi jarum. Sungguh besar dan luar biasa kekuatan ketangguhan HATI. Pepatah mengatakan. "orang sukses adalah hal yang biasa-biasa, tepi orang yang memiliki kemauan, ketetapan, kesabaran, keuletan, dan keteguhan hatilah yang luar biasa". Sikap keteguhan HATI didalamnya mengandung keyakinan, kesabaran, konsis, dan semangat juang yang terus-menerus tanpa henti sampai tercapainya cita-cita.

DUNIA YANG AMAT INDAH
hidup ini indah dan menakjupkan, akan tetapi kita terlalu rewel dan penuh syarat bahkan sebagian besar tidak benar-benar hidup hingga dalam kehidupannya terasa sulit, berat dan menyengsarakan. rasanya mungkin ini akan menjadi jawaban atas sikap kita selama ini yang kurang bersukur atas apa yang terjadi….
           
MESTERI DALAM HIDUP:
Ada dua orang anak muda yang bernama SABAR  dan SUBIR. Mereka sangat akrab dan selalu bersama kemana pun bahkan ketika berburu pun mereka selalu bersama. Pada suatu hari ketika mereka berburu di hutan. Hewan hasil buruan mereka satu-satunya terlepas dari tangan SUBIR. karena tanganya di gigit oleh hewan itu sampai terputus jari kelingkingnya si SUBIR. Lalu si SABAR mao berusaha menghibur SUBIR dengan kata-kata yang manis "teman.. apapun yang terjadi patut kita syukuri". Mendengar ucapan si SABAR, SUBIR menjadi marah dan memukul si SABAR  sambil berkata "Anjing, kurang ajar kenak musibah bukannya di HIBUR, malah disuruh BERSYUKUR". Sejak itu mereka berpisah tidak bersama-sama lagi. Hilangnya kelingking tidak menghilangkan kegemaranya si SUBIR untuk berburu. Lalu dia mengangkat seorang teman baru. Lalu mereka berburu lagi di hutan. Tak terduga saat SUBIR dan teman barunya berada di tengah hutan mereka tersesat. Lalu di hadang oleh sekelompok orang suku primitive. mereka berdua ditanggkap dan akan dijadikan persembahan kepada para DEWA. Keduanya lalu dimandikan, saat giliran SUBIR dimandikan ketahuan bahwa ada jari kelingking SUBIR yang tidak lengkap alias cacat. Sehingga tidak layak dijadikan persembahan. Lalu SUBIR ditendang dan dibebaskan begitu saja. lalu SUBIR bisa pulang dengan selamat dan langsung menemui teman lamanya si SABAR. Setibanya disana SUBIR seraya berkata " temanku.. aku berterima kasih kepadamu, nasihatmu ternayata benar. "Apapun yang terjadi patut kita syukuri".  Lalu si SABAR juga berkata,  "terima kasih teman, saya juga bersukur kamu telah memarahi aku, memukulku dan mengusirku waktu itu. jika tidak mungkin yang dipersembahkan kepada dewa itu adalah aku".
NAH!!! Demikian dalam proses kehidupan, hidup tidak selalu berjalan mulus dan tenang seperti yang Qt harapkan. kadang Qt dihadapkan pada kenyataan hidup berupa musibah, penyakit, bencana alam, penipuan, fitnah dan sebagianya. Dalam kenyataanya kita tidak akan mampu memecaghkan sendiri misteri kehidupan ini hanya dengan mengandalkan pikiran kita semata. Qt Harus Yakin Bahwa Apapun  Yang Terjadi Pasti Ada Hikmahnya.

TAK USAH TAKUT DAN MENYESAL
            Janganlah pernah takut pada suatu apapun kecuali pada ketakutan itu sendiri. Sebagian dari rahasia kehidupan ini ada 4 kata( jangan takut dan jangan menyesal), jika ingin menciptakan kehidupan yang lebih baik, mau merubah harapan menjadi nyata. jangan pernah lupakan 4 kata ini "Jangan Takut Dan Jangan Menyesal" karena dalam kalimat ini mengandung motivasi yang  dapat melahirkan kekuatan dan keberanian  untuk bertindak, jangan takut bercita-cita tinggi. Jangan takut mencoba dan memulai. Jangan takut menerima tantangan, jangan takut memeras keringat, dan jangan takut mengemban tanggungjawab yang lebih besar. Namun ada kalanya perjuangan tidak sesuai dengan harapan. Hambatan demi hambatan itu diciptakan untuk menghadang kita.. Sikap kecewa, penyesalan seperti itulah yang selalu menghantui kita, dan perjuangan pun bisa gagal total. Ke 4 kata-kata inilah bisa menjadi kunci kebangkitan kita. NAH.. mulai hari ini dan  detik ini juga tendanglah jauh-jauh pikiran nigatif dalam diri anda. Kerena sikap nigatif seperti menyesal, mengeluh dan lain sebagainya tidak akan mampu merubah suatu apapun, malah hanya membebani dan menghalangi langkah-langkah dalam mengarungi masa depan anda.
            Mampu menerima hasil perjuangan apa adanya adalah bijaksana, tetapi mau tetap bangkit mulai saat ini adalah luar biasa. Selama kita tetap berjuang memberikan yang terbaik dari yang kita punya apa pun hasilnya, sukses atau gagal yang pasti semangat perjuangan itu telah melahirkan kesuksesan tersendiri.


Engkau tuhan sungguh2 maha besar. Hanya engkau yg benar2 maha besar. Dan kami saat ini, atau sampai kapan
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar