**Z@inuddin**
Sebenarnya
yang harus kita nikmati dalam hidup ini adalah proses. Mengapa? Karena yang
bernilai dalam hidup ini ternyata adalah proses dan bukan hasil. Kalau hasil
itu ALLOH yang menetapkan, tapi bagi kita punya kewajiban untuk menikmati dua
perkara yang dalam aktivitas sehari-hari harus kita jaga, yaitu selalu menjaga
setiap niat dari apapun yang kita lakukan dan selalu berusaha menyempurnakan
ikhtiar yang dilakukan, selebihnya terserah ALLOH SWT.
Sebetulnya
bukan kemenangan yang terpenting bagi KITA, karena menang-kalah itu akan selalu
dipergilirkan kepada siapapun. Tapi yang paling penting bagi KITA adalah
bagaimana selama berjuang itu niatnya benar karena ALLOH dan selama berjuang
itu akhlaknya juga tetap terjaga. Tidak akan rugi orang yang mampu seperti ini,
sebab ketika dapat mengalahkan lawan berarti dapat pahala, kalaupun terbunuh
berarti bisa jadi syuhada.
Ketika
jualan dalam rangka mencari nafkah untuk keluarga, maka masalah yang terpenting
bagi kita bukanlah uang dari jualan itu, karena uang itu ada jalurnya, ada
rizkinya dari ALLOH dan SIAPAPUN pasti mendapatkannya. Karena kalau kita
mengukur kesuksesan itu dari untung yang didapat, maka akan gampang sekali bagi
ALLOH untuk memusnahkan untung hanya dalam waktu sekejap. Dibuat musibah,
dikenai bencana, hingga akhirnya semua untung yang dicari berpuluh-puluh tahun
bisa sirna seketika.
JADI yang
terpenting dari ikhtiar yang dilakukan adalah prosesnya. Dan keuntungan bagi
kita ketika sedang berproses mencari nafkah adalah dengan sangat menjaga nilai-nilai
perilaku kita. Perkara uang sebenarya tidak usah terlalu dipikirkan, karena
ALLOH Mahatahu kebutuhan kita lebih tahu dari kita sendiri. Kita sama sekali tidak akan terangkat oleh
keuntungan yang kita dapatkan, tapi kita akan terangkat oleh proses mulia yang
kita jalani.
Ini perlu dicamkan baik-baik bagi siap pun, bahwa
yang termahal dari kita adalah nilai-nilai yang selalu kita jaga dalam proses.
Termasuk ketika SAYA kuliah, kalau kuliah hanya menikmati hasil ataupun hanya
ingin gelar, bagaimana kalau meninggal sebelum diwisuda?Kita tidak tahu kapan
akan meninggal. Karenanya yang paling penting dari perkuliahan, tanya dulu pada
diri SENDIRI, mau apa dengan kuliah ini? Kalau hanya untuk mencari isi perut,
kata Imam Ali, "Orang yang pikirannya hanya pada isi perut, maka derajat
dia tidak jauh beda dengan yang keluar dari perutnya". Kalau hanya ingin
cari uang, asal tahu saja penjahat juga pikirannya hanya uang.
Bagi SAYA kuliah adalah suatu ikhtiar agar nilai
kemanfaatan hidup kita meningkat. Kita menuntut ilmu supaya tambah luas ilmu
hingga akhirnya hidup kita bisa lebih meningkat manfaatnya. Kita tingkatkan
kemampuan salah satu tujuannya adalah agar dapat meningkatkan kemampuan orang
lain. Kita cari nafkah sebanyak mungkin supaya bisa mensejahterakan orang lain.
Dalam perkuliahan, niat kita mau apa nih? Kalau mau sekolah, mau kuliah, mau kursus,
selalu tanyakan mau apa nih? Karena belum tentu kita masih hidup ketika
diwisuda, belum tentu kita masih hidup ketika kursus selesai.
Kalau kita selama kuliah, selama sekolah, selama
kursus kita jaga sekuat-kuatnya mutu kehormatan, nilai kejujuran, etika, dan
tidak mau nyontek lalu kita meninggal sebelum diwisuda? Tidak ada masalah,
karena apa yang kita lakukan sudah jadi amal kebaikan. Karenanya jangan terlalu
terpukau dengan hasil.
Saat melamar seseorang, kita harus siap menerima
kenyataan bahwa yang dilamar itu belum tentu jodoh kita. Persoalan kita sudah
datang ke calon mertua, sudah bicara baik-baik, sudah menentukan tanggal,
tiba-tiba menjelang pernikahan ternyata ia mengundurkan diri atau akan menikah
dengan yang lain. Sakit hati sih wajar dan manusiawi, tapi ingat bahwa kita
tidak pernah rugi kalau niatnya sudah baik, caranya sudah benar, kalaupun tidak
jadi nikah dengan dia. Siapa tahu ALLOH telah menyiapkan kandidat lain yang
lebih cocok BAGI DIA.
Atau sudah daftar mau pergi haji, sudah dipotret,
sudah manasik, dan sudah siap untuk berangkat, tiba-tiba kita menderita sakit
sehingga batal untuk berangkat. Apakah ini suatu kerugian? Belum tentu! Siapa
tahu ini merupakan nikmat dan pertolongan dari ALLOH, karena kalau berangkat
haji belum tentu mabrur, mungkin ALLOH tahu kapasitas keimanan dan kapasitas
keilmuan kita.
Oleh sebab itu, sekali lagi jangan terpukau oleh
hasil, karena hasil yang bagus menurut kita belum tentu bagus menurut
perhitungan ALLOH. Kalau
misalnya kualifikasi mental kita hanya uang 50 juta yang mampu kita kelola. Suatu saat ALLOH memberikan untung satu
milyar, nah untung ini justru bisa jadi musibah buat kita. Karena setiap datangnya
rizki akan efektif kalau iman kitanya bagus dan kalau ilmu kitanya bagus. Kalau
tidak, datangnya uang, datangnya gelar, datangnya pangkat, datangnya kedudukan,
yang tidak dibarengi kualitas pribadi kita yang bermutu sama SAJA KITA dengan
datangnya musibah.
Nah, Sahabat. Selalulah kita nikmati proses.
Seperti saat seorang ibu membuat kue lebaran, ternyata kue lebaran yang
hasilnya begitu enak itu telah melewati proses yang begitu panjang dan lama. Mulai
dari mencari bahan-bahannya, memilah-milahnya, menyediakan peralatan yang pas,
hingga memadukannya dengan takaran yang tepat, dan sampai menungguinya di open.
Dan lihatlah ketika sudah jadi kue, baru dihidangkan beberapa menit saja, sudah
habis. Apalagi biasanya tidak dimakan sendirian oleh yang membuatnya. Bayangkan
kalau orang membuat kue tadi tidak menikmati proses membuatnya, dia akan rugi
karena dapat capeknya saja, karena hasil proses membuat kuenya pun habis dengan
seketika oleh orang lain. Artinya, ternyata yang kita nikmati itu bukan sekedar
hasil, TAPI PROSES.
Begitu pula ketika ibu-ibu punya anak, lihatlah
prosesnya. Hamilnya sembilan
bulan, sungguh begitu berat, tidur susah, berbaring sulit, berdiri berat, jalan
juga limbung, masya ALLOH. Kemudian saat melahirkannya pun berat dan sakitnya
juga setengah mati. Padahal setelah si anak lahir belum tentu balas budi. Sudah
berjuangan sekuat tenaga melahirkan, sewaktu kecil dimandiin, disekolahin dari
TK, SD, SMP, SMU, bahkan sampai ke tingkat perguruan tinggi. Bayangkanlah kalau
semua proses mendidik dan mengurus anak itu tidak pakai keikhlasan, maka akan
sangat tidak sebanding antara balas budi anak dengan pengorbanan ibu bapaknya.
Bayangkan pula kalau menunggu anaknya berhasil, sedangkan prosesnya sudah capek
setengah mati seperti itu, tiba-tiba anak meninggal, naudzhubillah, apa yang
kita dapatkan?
Oleh sebab itu, kita orang tua khususnya bagi ibu,
nikmatilah proses hamil sebagai ladang amal. Nikmatilah proses mengurus anak,
pusingnya, dan rewelnya anak sebagai ladang amal. Nikmatilah proses mendidik
anak, menyekolahkan anak, dengan penuh jerih payah dan tetesan keringat sebagai
ladang amal. Jangan pikirkan apakah anak mau balas budi atau tidak, sebab kalau
kita ikhlas menjalani proses ini, insya ALLOH tidak akan pernah rugi. Karena
memang rizki kita bukan apa yang kita dapatkan, tapi apa yang dengan ikhlas
dapat kita lakukan. ***
Z@INUDD1N, 11 mart, 09**&&^^%%$$##@@!!++~~||
Ayat-ayat
Allah
**Z@inuddin,**
Hikmah pertama:
Selang
beberapa waktu, dalam perjalanan melewati salah satu sungai, Hasan Basri
melihat seorang pria duduk akrab dengan seorang wanita. Pikir hasan,
"sungguh menjijikan, memalukan". Apalagi hasan melihat pia itu sambil
memegang botol, "ia pasti dalam keadaan mabuk", sehingga ia tidak
sadar akan lingkungan. Duduk bersama dengan seorang wanita di tempat
umum,"sungguh memalukan" Mereka harus ditegur, piker lagi hasan.
Baru
mau mendekati mereka, hasan mendengan teriakan beberapa orang minta
"tolong…. , rupanya ada perahu yang sedang tenggelam. Hasan basri terdiam
bingung masih memikirkan cara untuk menolong mereka, sementara pria yang
diangapnya sedang mabuk, langsung sudah terjun kedalam air dan menyeret semua
orang tersebut satu persatu ketepi sungai.
Pria itu
berhasil menyelamatkan semua jiwa orang yang tenggelam itu, lalu menuleh ke
arah hasan, yang sudah berada ditepi sambil berkata,"kenapa kau tidak
membantu aku", hasan basri tertunduk malu sambil berucap "saya tidak
bisa berenang".
Setelah itu,
hasan basri diam membisu. Dan pria itu langsung berjalan menghapiri wanita yang
tadinya bersama menemani pria tadi sambil berkata "ayo pulang bu".
Mendengar perkataan pria tadi, hasan basri tersentak kaget. Ternyata wanita
yang duduk bersama pria tadi adalah ibunya, dan isi botol yang ditangan pria
itu adalah minyak tanah.
Hasan basri
pun langsung menyadari kesalahanya, ia juga sadar bahwa dia tidak bisa apa-apa.
Hikmah kedua:
Zun
bercerita, bagaimana ia bisa tergoda untuk menegur seorang wanita, sampai mau
mengambil wudhukpun ia lupakan karena ia mengangap ada suatu yang lebih
penting.
Setelah zun
menemuai wanita tersebut, zun berkata" siapa kamu?" wanita itu
menjawab! "apa yang harus aku katakana" ketika melihatmu dari
kejauhan, aku pikir kau orang gila. Ketika agak dekat, kupikir kau seorang
ulama. Dan ketika lebih dekat lagi, aku pikir kau seorang yang telah memperoleh
pencerahan. Sekarang, setelah menegur aku, aku pikir kau bukan orang gila,
tetapi juga bukan seorang ulama, ataupun seorang yang telah mendapatkan
pencerahan.
Kenapa
demikian? Tanya zun. Jika kau orang gila, kau tidak akan mengambil air untuk
wudhu. Jika kau seorang ulama, kau akan menyeleasaikan salatmu sebelum menegur
aku. Dan jika kau seorang yang telah mendapatkan pencerahan, maka kau tidak
akan memperhatikanku sama sekali. Karena perhatianmu, kesadaranmu hanya akan
terpusatkan pada allah semata.
Zun mengakui
kesalahanya, ia baru sadar, bahwa perhatian kita, kesadaran kita masih becabang
kemana-mana. Pemahaman kita tentamg spritualaitas masih pingcang. Penglihatang
kita masih belum jernih. Dan di atas segalanya kita tidak sadar bahwa kita
"belum sadar"! kita anggap diri kita hebat, kita tidak sadar bahwa
kita sedang sakit…..
Begitu
sakitnyua masyarakat kita. Begitu tidak sadarnya masyarakat kita, begitu
fanatiknya masyarakat kita. Sampai kita menutup diri terhadap segala sesuatu,
kecuali terhadap apa yang kita anggap benar. Dan yang lain diluar itu semua
kita anggap salah.
Bagi mereka
yang masih fasis, masih fanatic, masih berpikir picik, masih berwawasan sempit,
tulisan ini merupakan boom atom! Bukan karena isi dari tulisan ini, melainkan
kerena kepicikan mereka sendiri.
Siapapun
tidak perlu sependapat atau mengiyakan sesuatu apapun juga. Yang perlu kita
lakukan adalah membuka diri--- membuka jiwa dan membuka hati kita. Biarkan
angin memasuki dan menyegarka diri kita.
Belajarlah untuk menerima tanda-tanda alam, pandangan-pandangan yang berbeda.
Jangan
seperti orang tolol yang ngotot mau ke tanah suci dengan mengendarai onta.
Sekarang ini sudah abad modern. Dan kesucian perjalanannya tidak akan terganggu
jika kita menggunakan sarana modern tersebut, karena semua itu sudah
dikehendaki oleh Allah.
Tujuan
tulisan ini bukan untuk menciptakan polemic, bukan untuk mencari sensasi, bukan
untuk mencari popularitas. Kalua mau ya!! aman-aman aja. Tulisan ini ada karena
saya tidak tahan melihat ketololan sekelompok masyarakat yang menganggap segala
sesuatu sudah final dan benar. Obat memang pahit. Tapi semua itu untuk
kesembuhan kita, demi kebaikan dan kesehatan kita semua. Mau diterima, baik
untuk kita sendiri. Mau ditolak atau dibuang yang rugi pun diri kita sendiri.
Sekian
dulu………………
BUKAN MAHLUK BUMI
By: Dzchen Shehab Ngalloh
kita
ini hidup di dunia yang sangat pantastis. Makanya kita hanya bisa menduga-duga. Kerana Bisa
jadi besarnya minat dan tanggapan itu merupakan gambaran atau expresi kerinduan
yang diam- diam juga merupakan kerinduan kita semua, yaitu kerinduan atas sifat
sejati dan sifat hakiki manusia. Kita bukanlah mahluk bumi yg memiliki sifat
spiritual akan tetapi kita adalah mahluk
spiritual yang sedang mendiami bumi. Ungkapan Ini adalah sebuah jawaban, kenapa
kita cederung mudah tersentuh dan terenyuh ketika mendengar anika kisah. Itulah
warna hidup yang meluluh digerakkan oleh mekanisme stimulus respon. kita
semakin jauh tersesat ketika kita kurang menyadari apa sesungguhnya yang
menjadi orientasi atau tujuan hidup kita. makanya jangan terburu –buru untuk
cepat sampai. Jangan-jangan selama ini kita hanya berlari-lari mengejar hidup
yang sejatinya cuma sekedar sensasi. NAH!!! Pada saat seperi itulah sifat dasar
kita sebagai mahluk spiritual menjadi hampa.. dan rindu yang diam-diam
merupakan kerinduan kita smua. dalam kerinduan itulah kita akan kembali pulang
kepada Allah. Seperti halnya kerinduan kita untuk pulang setelah lama
bepergian. Atau kerinduan kita untuk mudik setelah jauh merantau. Itulah
kerinduan sifat sejati dan hakiki kita.
HATI YANG TEGUH:
**Z@inuddin**
Pada
suatu hari ada seorang anak kecil yang sangat bandel sedang berjalan di tepi
sungai, lalu ditepian sungai dia melihat seorang tua renta yang selalu
melakukan kegiatan yang selalu di ulang-ulang yang kelihatanya menjenuhkan.
Suatu hari anak ini terkejut penuh keheranan melihat kelakuan sang nenek yeng
selalu di ulang-ulang dan setiap kali dia bermain di tepi sungai, sang nenek
masih tetap melakukan sesuatu yang sama, hal itu karena si anak kecil ini heran
maka bertanyalah anak kecil ini pada sang nenek. Nek setiap hari nenek saya
lihat selalu melakukan hal yang sama terus-menerus kayak gak ada pekerjaan yang
lain aja? Sambil tersenyum sang nenek menjawab. Nak… nenek sedang
mengosok-gosok besi batangan ini cah bagusss!! Tanya anak kecil lagi, "Untuk
apa nenek mengosok-gosok besi batangan itu"?. Nenek mengosok besi batangan ini untuk dijadikan
sebuah jarum, jawab sang nenek dengan santai. Anak kecil itu heran tak percaya,
lalu berkata" mana mungkin besi sebesar ini bisa di gosok menjadi
jarum" ah nenek ada-ada saja. Lalu sang nenek berbalik menatap si anak dan
berkata dengan tegas "selama kita memiliki kemauan, keyakinan dan
kesabaran maka besi batangan ini kalo di gosok terus-menerus suatu hari nanti
pasti akan menjadi jarum. Mendengar jawaban sang nenek si anak ini diam
terhenyak. Dan pada akhirnya berubahlah sikap mentalnya dan menjadi anak yang
rajin belajar, disiplin dan cerdas. Selama memiliki keteguhan hati besi apapun
bila digosok menjadi jarum. Sungguh besar dan luar biasa kekuatan ketangguhan HATI.
Pepatah mengatakan. "orang sukses adalah hal yang biasa-biasa, tepi orang
yang memiliki kemauan, ketetapan, kesabaran, keuletan, dan keteguhan hatilah
yang luar biasa". Sikap keteguhan HATI didalamnya mengandung keyakinan,
kesabaran, konsis, dan semangat juang yang terus-menerus tanpa henti sampai
tercapainya cita-cita.
DUNIA YANG AMAT INDAH
hidup ini indah dan menakjupkan, akan tetapi kita
terlalu rewel dan penuh syarat bahkan sebagian besar tidak benar-benar hidup
hingga dalam kehidupannya terasa sulit, berat dan menyengsarakan. rasanya
mungkin ini akan menjadi jawaban atas sikap kita selama ini yang kurang
bersukur atas apa yang terjadi….
MESTERI DALAM HIDUP:
Ada dua orang
anak muda yang bernama SABAR dan SUBIR. Mereka sangat akrab dan selalu bersama
kemana pun bahkan ketika berburu pun mereka selalu bersama. Pada suatu hari
ketika mereka berburu di hutan. Hewan hasil buruan mereka satu-satunya terlepas
dari tangan SUBIR. karena tanganya di gigit oleh hewan itu sampai terputus jari
kelingkingnya si SUBIR. Lalu
si SABAR mao berusaha menghibur SUBIR dengan kata-kata yang manis "teman..
apapun yang terjadi patut kita syukuri". Mendengar ucapan si SABAR, SUBIR
menjadi marah dan memukul si SABAR
sambil berkata "Anjing, kurang ajar kenak musibah bukannya di
HIBUR, malah disuruh BERSYUKUR". Sejak itu mereka berpisah tidak
bersama-sama lagi. Hilangnya kelingking tidak menghilangkan kegemaranya si
SUBIR untuk berburu. Lalu dia mengangkat seorang teman baru. Lalu mereka
berburu lagi di hutan. Tak terduga saat SUBIR dan teman barunya berada di
tengah hutan mereka tersesat. Lalu di hadang oleh sekelompok orang suku
primitive. mereka berdua ditanggkap dan akan dijadikan persembahan kepada para
DEWA. Keduanya lalu dimandikan, saat giliran SUBIR dimandikan ketahuan bahwa
ada jari kelingking SUBIR yang tidak lengkap alias cacat. Sehingga tidak layak
dijadikan persembahan. Lalu SUBIR ditendang dan dibebaskan begitu saja. lalu
SUBIR bisa pulang dengan selamat dan langsung menemui teman lamanya si SABAR. Setibanya
disana SUBIR seraya berkata " temanku.. aku berterima kasih kepadamu,
nasihatmu ternayata benar. "Apapun yang terjadi patut kita
syukuri". Lalu si SABAR juga
berkata, "terima kasih teman, saya
juga bersukur kamu telah memarahi aku, memukulku dan mengusirku waktu itu. jika
tidak mungkin yang dipersembahkan kepada dewa itu adalah aku".
NAH!!!
Demikian dalam proses kehidupan, hidup tidak selalu berjalan mulus dan tenang
seperti yang Qt harapkan. kadang Qt dihadapkan pada kenyataan hidup berupa
musibah, penyakit, bencana alam, penipuan, fitnah dan sebagianya. Dalam
kenyataanya kita tidak akan mampu memecaghkan sendiri misteri kehidupan ini
hanya dengan mengandalkan pikiran kita semata. Qt Harus Yakin Bahwa
Apapun Yang Terjadi Pasti Ada Hikmahnya.
TAK USAH TAKUT DAN MENYESAL
Janganlah
pernah takut pada suatu apapun kecuali pada ketakutan itu sendiri. Sebagian
dari rahasia kehidupan ini ada 4 kata( jangan takut dan jangan menyesal), jika
ingin menciptakan kehidupan yang lebih baik, mau merubah harapan menjadi nyata.
jangan pernah lupakan 4 kata ini "Jangan Takut Dan Jangan
Menyesal" karena dalam kalimat ini mengandung motivasi yang dapat melahirkan kekuatan dan keberanian untuk bertindak, jangan takut bercita-cita
tinggi. Jangan takut mencoba dan memulai. Jangan takut menerima tantangan,
jangan takut memeras keringat, dan jangan takut mengemban tanggungjawab yang
lebih besar. Namun ada kalanya perjuangan tidak sesuai dengan harapan. Hambatan
demi hambatan itu diciptakan untuk menghadang kita.. Sikap kecewa, penyesalan
seperti itulah yang selalu menghantui kita, dan perjuangan pun bisa gagal
total. Ke 4 kata-kata inilah bisa menjadi kunci kebangkitan kita. NAH.. mulai
hari ini dan detik ini juga tendanglah
jauh-jauh pikiran nigatif dalam diri anda. Kerena sikap nigatif seperti
menyesal, mengeluh dan lain sebagainya tidak akan mampu merubah suatu apapun,
malah hanya membebani dan menghalangi langkah-langkah dalam mengarungi masa depan
anda.
Mampu
menerima hasil perjuangan apa adanya adalah bijaksana, tetapi mau tetap bangkit
mulai saat ini adalah luar biasa. Selama kita tetap berjuang memberikan yang
terbaik dari yang kita punya apa pun hasilnya, sukses atau gagal yang pasti
semangat perjuangan itu telah melahirkan kesuksesan tersendiri.
Engkau tuhan sungguh2 maha
besar. Hanya engkau yg benar2 maha besar. Dan kami saat
ini, atau sampai kapan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar