Jumat, 30 Januari 2015

MEMAHAMI AKHIRAT


"Kandungan Al-Quran Yang Tesirat"
By: Zschaeiynuddin

Jika kita mau memahami dan meneliti dengan tekun dan benar-benar isi kandungan al-quran banyak sekali makna-makna yang yang tersirat disamping yang selama ini ditafsirkan atau diterjemahkan secara tersurat seperti yang telah dilaksanakan oleh rasulullah saw. Kepada kaum terdahulu untuk melakukan penyesuaian dengan kaum terdahulu. Seperti layaknya seorang profesor ahli yang harus menyesuaikan diri jika hendak menjelaskan, berbicara dengan anak-anak TK. Ia harus menyesuaikan diri berbahasa yang sama sesuai kemampuan mereka yang sangat jahil. Itu semua rasulullah lakukan demi terjadinya kelancar dialog antara mereka kaum jahiliyah.
Kaum jahil pada saat itu ibarat anak TK. Pengetahuan mereka sangat terbatas. Sehingga rasulullah harus menjelaskan bagaimana cara mandi, dan cara membersiihkan diri sendiri dan lain sebagainya. Yang tidak pernah diajarkan nabi-nabi lain sebelumnya.
Tetapi sekarang ketika kita sudah merasa berpengetahuan, banyak referensi. apakah ayat-ayat suci ini tidak butuh redevinisi? Untuk mencoba melompat keluar dari pakem terdahulu yang hanya mengeikuti jejak para penentu pakem sebelumnya. mereka mesih mengikuti para mufassir zaman dulu yang pada saat ini sudah tidak begitu memberikan sesuatu penyegaran.
Banyak ayat-ayat yang sudah jelas menunjukan concept rasulullah saw. Agar umat islam mempelajari hal-hal yang berkaitan dangan kehidupannya. Beliau tidak sama sekali melarang mereka untuk belajar dari sumber-sumber lain, kemanapun kita mau walau kenegeri cina sekalipun.

Rasulullah tidak akan menyebut shin jika beliau tidak punya banyak referensi tentang kebudayaan dan peradaban negeri Cina. Entah pengetahuan beliau bersumber dari dari para pedagang, atau langsung bersumber dari Ilahi.
Untuk memahami nakna akhirat, terlebih dulu kita harus memahami keberadaan "alam beserta isinya". Kalau kita belajar kosmologi, ternyata tata surya ini terdiri dari matahari sebagai "inti" yang beberapa planet mengidarinya. Dari sini kita dapat pahami bahwa "matahari" sebagai inti hanya bergerak ditempatnya. Kumpulan tatasurya dalam suatu galaksi juga hanya beredar mengitari pusat galaksinya. Bahka pada tingkat atomic, semua electron itu mengitari intinya, dan intinya hanya bergerak ditempat.
Jadi menarik dari semua fenomena ini, dalam menapaki akhirat manusia tidak sertamerta dengan mudah menuju "keabadian". Kita harus mampu melempar jauh-jauh amarah dari sifat tercela kita, karena hal semacam itu mudah tertarik oleh kehidupan dunia. Jadi manusia ini bagaikan molekul air yang ada dipermukaan laut, ia tampak bagaikan ombak diterpa kesana kemari untuk pada ikhirnya kembali kepusat eksistensi suci. Yaitu kembali menghadap tuhan   
Dalam al-quran diterangkan bahwa untuk menuju kesana kita harus mencapai kwalitas sifat "nafs mulhammah" dan "nafs mutmainnah", dengan begitu maka ia dapat menuju alam kenikmatan surga.  
     

MAKNA AKHIRAT
            Berdasarkan al-quran, perjalanan kepada tuhan itu selama ada bumi dan langit sebagai anugrah yang tidak akan terputus-putus.

 "QS11:108 – adapun orang-orang yang berbahagia maka tempatnya adalah surga, mereka kekal didalamya selama ada langit dan bumi, kecuali apa yang dikehendaki oleh tuhanmu, sebagai karunia yang tiada putus-putusnya".
           
Jadi jelas bahwa akhirat adalah keadaan batin manusia, atau keadaan jiwa manusia. Sedangkan yang dimaksud kenikmatan dunia adalah kenikmatan materi, kenikmatan jasmani atau kenikmatan harta benda. Jadi ini jelas bahwa menikmati kepuasan materi itu lebih merupakan kenikmatan sesaat.

"QS 87:16- tetapi kamu memilih kehidupan dunia".

Sedangkan kenikmatan akhirat adalah kenikmatan rohani, atau batin. Dalam al-quran banyak sekali kata-kata"akhirat" yang mengandung arti kenikamatan rohani. Kenikmatan inilah yang dikatakan kenikmatan lebih baik dan lebih kekal.

"QS 87:17- padahal akhirat itu lebih baik dan lebih kekal".
           
            Kenikmatan rohani atau batin, begitu tercapai seumur hidup rasanya tidak pernah hilang. Bila kesadaran manusia meningkat yang dicapai adalah kenikmatan rohani. Banyak sekali al-quran yang mengambarkan kenikmatan rohani dengan kata-kata "akhirat".

QS 6:32 " dan sunggah kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang menjaga diri di jalan yang benar. Apakah kamu tidak memahaminya".

            Jadi, kampung akhirat itu adalah keadaan rohani dalam hidup kita sekarang ini. Maka dari itu dikatakan bahwa kampung akhirat itu lebih baik bagi yang bertakwa, menjaga diri dijalan yang benar. Dan ditutup dengan kalimat," apakah kamu tidak memahaminya?". Maksudnya apa? Ini adalah bahwa kampung akhirat itu bisa diamati, dialami, dan dirasakan. Jika akhirat itu diartikan sebagai dunia akhirat yang akan datang nanti, bagaimana kita bisa memahaminya? Jadi jelas bahwa ayat diatas lebih ditekankan untuk keadaan rohani. "akhirat = keadaan rohani.
            Ada lebih dari seratus ayat yang menyatakan tentang"akhirat", tapi sebagian besar dari ayat itu berkaitan dengan "keadaan rohani". Masalahnya sekarang, kepercayaan tentang "akhirat" yang dianut oleh sebagian besar umat islam adalah akhirat yang "akan datang", akhirat yang demikian lebih difokuskan untuk memutivasi nabi dalam berjuang menegakkan agama.

"QS93:4 dan akhirat itu lebih biak bagimu daripada permulaan".

            Ayat semacam ini lebih dimaksudkan untuk mendorang umat islam untuk menegakkan agama. Jadi, dikatan bahwa pada akhirnya perjuangan umat akan memperoleh keberhasilan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar