"Kandungan
Al-Quran Yang Tesirat"
By: Zschaeiynuddin
Jika kita mau memahami dan meneliti dengan tekun
dan benar-benar isi kandungan al-quran banyak sekali makna-makna yang yang
tersirat disamping yang selama ini ditafsirkan atau diterjemahkan secara
tersurat seperti yang telah dilaksanakan oleh rasulullah saw. Kepada kaum
terdahulu untuk melakukan penyesuaian dengan kaum terdahulu. Seperti layaknya
seorang profesor ahli yang harus menyesuaikan diri jika hendak menjelaskan,
berbicara dengan anak-anak TK. Ia harus menyesuaikan diri berbahasa yang sama sesuai
kemampuan mereka yang sangat jahil. Itu semua rasulullah lakukan demi
terjadinya kelancar dialog antara mereka kaum jahiliyah.
Kaum jahil pada saat itu ibarat anak TK.
Pengetahuan mereka sangat terbatas. Sehingga rasulullah harus menjelaskan
bagaimana cara mandi, dan cara membersiihkan diri sendiri dan lain sebagainya.
Yang tidak pernah diajarkan nabi-nabi lain sebelumnya.
Tetapi sekarang ketika kita sudah merasa
berpengetahuan, banyak referensi. apakah ayat-ayat suci ini tidak butuh
redevinisi? Untuk mencoba melompat keluar dari pakem terdahulu yang hanya
mengeikuti jejak para penentu pakem sebelumnya. mereka mesih mengikuti para mufassir
zaman dulu yang pada saat ini sudah tidak begitu memberikan sesuatu penyegaran.
Banyak ayat-ayat yang sudah jelas menunjukan
concept rasulullah saw. Agar umat islam mempelajari hal-hal yang berkaitan
dangan kehidupannya. Beliau tidak sama sekali melarang mereka untuk belajar
dari sumber-sumber lain, kemanapun kita mau walau kenegeri cina sekalipun.
Rasulullah tidak akan menyebut shin jika beliau
tidak punya banyak referensi tentang kebudayaan dan peradaban negeri Cina.
Entah pengetahuan beliau bersumber dari dari para pedagang, atau langsung
bersumber dari Ilahi.
Untuk memahami nakna akhirat, terlebih dulu kita
harus memahami keberadaan "alam beserta isinya". Kalau kita belajar
kosmologi, ternyata tata surya ini terdiri dari matahari sebagai
"inti" yang beberapa planet mengidarinya. Dari sini kita dapat pahami
bahwa "matahari" sebagai inti hanya bergerak ditempatnya. Kumpulan
tatasurya dalam suatu galaksi juga hanya beredar mengitari pusat galaksinya.
Bahka pada tingkat atomic, semua electron itu mengitari intinya, dan intinya
hanya bergerak ditempat.
Jadi menarik dari semua fenomena ini, dalam
menapaki akhirat manusia tidak sertamerta dengan mudah menuju
"keabadian". Kita harus mampu melempar jauh-jauh amarah dari sifat
tercela kita, karena hal semacam itu mudah tertarik oleh kehidupan dunia. Jadi
manusia ini bagaikan molekul air yang ada dipermukaan laut, ia tampak bagaikan
ombak diterpa kesana kemari untuk pada ikhirnya kembali kepusat eksistensi
suci. Yaitu kembali menghadap tuhan
Dalam al-quran diterangkan bahwa untuk menuju
kesana kita harus mencapai kwalitas sifat "nafs mulhammah" dan
"nafs mutmainnah", dengan begitu maka ia dapat menuju alam kenikmatan
surga.
MAKNA AKHIRAT
Berdasarkan
al-quran, perjalanan kepada tuhan itu selama ada bumi dan langit sebagai
anugrah yang tidak akan terputus-putus.
"QS11:108 –
adapun orang-orang yang berbahagia maka tempatnya adalah surga, mereka kekal
didalamya selama ada langit dan bumi, kecuali apa yang dikehendaki oleh
tuhanmu, sebagai karunia yang tiada putus-putusnya".
Jadi jelas bahwa akhirat adalah keadaan batin
manusia, atau keadaan jiwa manusia. Sedangkan yang dimaksud kenikmatan dunia
adalah kenikmatan materi, kenikmatan jasmani atau kenikmatan harta benda. Jadi
ini jelas bahwa menikmati kepuasan materi itu lebih merupakan kenikmatan sesaat.
"QS 87:16- tetapi kamu memilih kehidupan
dunia".
Sedangkan kenikmatan akhirat adalah kenikmatan
rohani, atau batin. Dalam al-quran banyak sekali kata-kata"akhirat"
yang mengandung arti kenikamatan rohani. Kenikmatan inilah yang dikatakan
kenikmatan lebih baik dan lebih kekal.
"QS 87:17- padahal akhirat itu lebih baik dan lebih
kekal".
Kenikmatan
rohani atau batin, begitu tercapai seumur hidup rasanya tidak pernah hilang.
Bila kesadaran manusia meningkat yang dicapai adalah kenikmatan rohani. Banyak
sekali al-quran yang mengambarkan kenikmatan rohani dengan kata-kata
"akhirat".
QS 6:32 " dan sunggah kampung akhirat itu lebih
baik bagi orang-orang yang menjaga diri di jalan yang benar. Apakah kamu tidak
memahaminya".
Jadi, kampung
akhirat itu adalah keadaan rohani dalam hidup kita sekarang ini. Maka dari itu
dikatakan bahwa kampung akhirat itu lebih baik bagi yang bertakwa, menjaga diri
dijalan yang benar. Dan ditutup dengan kalimat," apakah kamu tidak
memahaminya?". Maksudnya apa? Ini adalah bahwa kampung akhirat itu
bisa diamati, dialami, dan dirasakan. Jika akhirat itu diartikan sebagai dunia akhirat
yang akan datang nanti, bagaimana kita bisa memahaminya? Jadi jelas bahwa ayat
diatas lebih ditekankan untuk keadaan rohani. "akhirat = keadaan rohani.
Ada lebih
dari seratus ayat yang menyatakan tentang"akhirat", tapi sebagian
besar dari ayat itu berkaitan dengan "keadaan rohani". Masalahnya
sekarang, kepercayaan tentang "akhirat" yang dianut oleh sebagian
besar umat islam adalah akhirat yang "akan datang", akhirat yang demikian
lebih difokuskan untuk memutivasi nabi dalam berjuang menegakkan agama.
"QS93:4 dan akhirat itu lebih biak bagimu daripada
permulaan".
Ayat
semacam ini lebih dimaksudkan untuk mendorang umat islam untuk menegakkan
agama. Jadi, dikatan bahwa pada akhirnya perjuangan umat akan memperoleh
keberhasilan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar