Jumat, 30 Januari 2015

Ayat-ayat Allah


Oleh: Zainuddin


Hikmah pertama:
            Selang beberapa waktu, dalam perjalanan melewati salah satu sungai, Hasan Basri melihat seorang pria duduk akrab dengan seorang wanita. Pikir hasan, "sungguh menjijikan, memalukan". Apalagi hasan melihat pia itu sambil memegang botol, "ia pasti dalam keadaan mabuk", sehingga ia tidak sadar akan lingkungan. Duduk bersama dengan seorang wanita di tempat umum,"sungguh memalukan" Mereka harus ditegur, piker lagi hasan.
            Baru mau mendekati mereka, hasan mendengan teriakan beberapa orang minta "tolong…. , rupanya ada perahu yang sedang tenggelam. Hasan basri terdiam bingung masih memikirkan cara untuk menolong mereka, sementara pria yang diangapnya sedang mabuk, langsung sudah terjun kedalam air dan menyeret semua orang tersebu satu persatu ketepi sungai.
Pria itu berhasil menyelaatkan semua jiwa orang yang tenggelam itu, lalu menuleh ke arah hasan, yang sudah berada ditepi sambil berkata,"kenapa kau tidak membantu aku", hasan basri tertunduk malu sambil berucap "saya tidak bisa berenang".
Stelah itu, hasan basri diam membisu. Dan pria itu langsung berjalan menghapiri wanita yang tadinya sudah menemani pria tadi sambil berkata "ayo pulang bu". Mendengan perkataan pria tadi, hasan basri tersentak kaget. Ternyata wanita yang duduk bersama pria tadi adalah ibunya, dan isi botol yang ditangan pria itu adalah minyak tanah.

Hasan basri pun langsung menyadari kesalahanya, ia juga sadar bahwa dia tidak bisa apa-apa.

Hikmah kedua:
Zun bercerita, bagaimana ia bisa tergoda untuk menegur seorang wanita, sampai mau mengambil wudhukpun ia lupakan karena ia mengangap ada suatu yang lebih penting.
Setelah zun menemuai wanita tersebut, zun berkata" siapa kamu?" wanita itu menjawab! "apa yang harus aku katakana" ketika melihatmu dari kejauhan, aku piker kau orang gila. Ketika agak dekat, kupikir kau seorang ulama. Dan ketika lebih dekat lagi, aku pikir kau seorang yang telah memperoleh pencerahan. Sekarang, setelah menegur aku, aku pikir kau bukan orang gila, tetapi juga bukan seorang ulama, ataupun seorang yang telah mendapatkan pencerahan.
Kenapa demikian? Tanya zun. Jika kau orang gila, kau tidak akan mengambil air untuk wudhu. Jika kau seorang ulama, kau akan menyeleasaikan salatmu sebelum menegur aku. Dan jika kau seorang yang telah mendapatkan pencerahan, maka kau tidak akan memperhatikan aku sama sekali. Karena perhatianmu, kesadaranmu hanya akan terpusatkan pada allah semata.
Zun mengakui kesalahanya, ia baru sadar, bahwa perhatian kita, kesadaran kita masih bercabang kemana-mana. Pemahaman kita tentamg spritualaitas masih pingcang. Penglihatang kita masih belum jernih. Dan di atas segalanya kita tidak sadar bahwa kita "belum sadar"! kita anggap diri kita hebat, kita tidak sadar bahwa kita sedang sakit…..
Begitu sakitnyua masyarakat kita. Begitu tidak sadarnya masyarakat kita, begitu fanatiknya masyarakat kita. Kita menutup diri terhadap segala sesuatu, kecuali terhadap apa yang kita anggap benar. Dan yang lain diluar itu semua kita anggap salah.
Bagi mereka yang masih fasis, masih fanatic, masih berpikir picik, masih berwawasan sempit, tulisan ini merupakan boom atom! Bukan karena isi dari tulisan ini, melainkan kerena kepicikan mereka sendiri.
Siapapun tidak perlu sependapat atau meng-iyakan sesuatu apapun juga. Yang perlu kita lakukan adalah membuka diri--- membuka jiwa dan hati kita. Biarkan angin  memasuki dan menyegarka diri kita. Belajarlah untuk menerima tanda-tanda alam, pandangan-pandangan yang berbeda.
Jangan seperti orang tolol yang ngotot mau ke tanah suci dengan mengendarai onta. Sekarang ini sudah abad modern. Dan kesucian perjalanannya tidak akan terganggu jika kita menggunakan sarana modern tersebut, karena semua itu sudah dikehendaki oleh Allah.
Tujuan tulisan ini bukan untuk menciptakan polemic, bukan untuk mencari sensasi, bukan untuk mencari popularitas. Kalua mau aman-aman aja. Tulisan ini ada karena saya tidak tahan melihat ketololan sekelompok masyarakat yang menganggap
segala sesuatu sudah final dan benar. Obat memang pahit. Tapi semua itu untuk kesembuhan kita, demi kebaikan dan kesehatan kita semua. Mau diterima, baik untuk kita sendiri. Mau ditolak atau dibuang yang rugi pun diri kita sendiri.
Sekian dulu………………       
              

Tidak ada komentar:

Posting Komentar