Selasa, 27 Januari 2015

Hatiku Milik Siapa?


By : Muh Syafri Jaya
Kini aku baru tahu, bahwa aku telah keliru memahami banyak hal, aku telah salah memaknai banyak kata dan perasaanku. Iyya, sungguh indah rasanya, ketika mawar merah mekar lalu dipetik oleh hati yang diridukannya. Aku telah salah telah menilai banyak hal hanya pada sebagian sisinya saja.
Kini aku bertanya, hatiku milik siapa?
Kau yang datang dengan pesona dunia yang begitu anggun, membuatku selalu merasa seakan dunia berada pada musim yang berbeda dengan hari hari yang terasa lebih nyaman dengan kehadiranmu. Yang menjadi awal semuanya, ternyata hati dan rasa itu terbalas padaku, kau memberi harapan indah dengan berjuta mimpi yang mulai kita susun. Seakan langit biru di atas kita tidak akan mendung lagi juga siang ini tidak akan berakhir gelap. Kau mencintaiku, begitu indah semuanya terangkai, seperti taman yang tak terusik dan menjadi milik kita berdua saja. Semua itu sangat indah, membuatku serasa menemukan tempat pulang dan terasa lebih hidup dengan makna yang jauh lebih besar saat kau menyambutku diduniamu.
Tapi itulah awal salahku, awal aku mengetahui makna cinta darimu, yang akhirnya membuatku sadar bahwa kita hanya semakin menjauh dari diri kita masing masing. Kita semakin dekat, tapi apakah itu boleh? Kita semakin memiliki, tapi apakah sudah waktinya? Aku merasa lengkap, tapi hati kecilku serasa menjadi gersang. Selalu bertanya tanya, hanya mencari makna cinta kita. Cinta ini telah menelan semua waktuku, hanya untuk bertanya dan mencari semua jawaban kita. Selalu kembali dalam mimpiku.
Hatiku milik siapa?
Iyya, memang tumbuh mekar, tapi apakah sudah bisa kupetik. Serasa di dadaku, cinta ini hanya semakin menjauhkan kita dari sang maha Khalik, dia pemilik cinta tertinggi. Serasa aku ingin tahu, apakah aku masih punya cinta untuknya setelah kubagi denganmu, juga hatimu apakah masih memiliki cinta kepada-Nya setelah kau bagi padaku. Tidak! Sungguh tidak ada lagi yang kita sisa, seakan hanya kau dan aku, tidak ada yang lain. Tapi apakah boleh!
Sungguh aku merasa hilang di tengah cinta kita, aku merasa hilang arah. Siapa aku dan kamu, kemana arah kita. Dan jawabanku hanya selalu berakhir sama, kita bukan siapa siapa, kita hanya sosok insan yang belum mengetahui makna cinta sekalipun. Hingga akhirnya aku sendirilah yang meningalkanmu, mencoba menjau darimu. Karena aku sadar, kita telah salah menilai kata cinta. Serasa sepi setelah semuanya tanpamu, tapi apakah dulu aku merasa ada, hanya merasa hilang arah yang kumiliki. Aku sungguh baru sadar, engkau telah tiada di sisiku, engkau sudah sangat jauh dan tak bisa kuraih, semuanya karena kita salah menilai semuanya. Tidak ada cinta diantara kita, hanya rasa ingin saling memiliki. Dan semuanya salah jika itu sekarang. Kita hanya hilang arah dan semakin jauh.
Ya Allah, Hatiku milik siapa?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar