By : Muh Syafri Jaya
Kini aku baru tahu, bahwa aku telah keliru memahami
banyak hal, aku telah salah memaknai banyak kata dan perasaanku. Iyya, sungguh
indah rasanya, ketika mawar merah mekar lalu dipetik oleh hati yang
diridukannya. Aku telah salah telah menilai banyak hal hanya pada sebagian
sisinya saja.
Kini aku bertanya, hatiku milik siapa?
Kau yang datang dengan pesona dunia yang begitu
anggun, membuatku selalu merasa seakan dunia berada pada musim yang berbeda
dengan hari hari yang terasa lebih nyaman dengan kehadiranmu. Yang menjadi awal
semuanya, ternyata hati dan rasa itu terbalas padaku, kau memberi harapan indah
dengan berjuta mimpi yang mulai kita susun. Seakan langit biru di atas kita
tidak akan mendung lagi juga siang ini tidak akan berakhir gelap. Kau
mencintaiku, begitu indah semuanya terangkai, seperti taman yang tak terusik
dan menjadi milik kita berdua saja. Semua itu sangat indah, membuatku serasa
menemukan tempat pulang dan terasa lebih hidup dengan makna yang jauh lebih
besar saat kau menyambutku diduniamu.
Tapi itulah awal salahku, awal aku mengetahui makna
cinta darimu, yang akhirnya membuatku sadar bahwa kita hanya semakin menjauh
dari diri kita masing masing. Kita semakin dekat, tapi apakah itu boleh? Kita
semakin memiliki, tapi apakah sudah waktinya? Aku merasa lengkap, tapi hati
kecilku serasa menjadi gersang. Selalu bertanya tanya, hanya mencari makna
cinta kita. Cinta ini telah menelan semua waktuku, hanya untuk bertanya dan
mencari semua jawaban kita. Selalu kembali dalam mimpiku.
Hatiku milik siapa?
Iyya, memang tumbuh mekar, tapi apakah sudah bisa
kupetik. Serasa di dadaku, cinta ini hanya semakin menjauhkan kita dari sang
maha Khalik, dia pemilik cinta tertinggi. Serasa aku ingin tahu, apakah aku
masih punya cinta untuknya setelah kubagi denganmu, juga hatimu apakah masih
memiliki cinta kepada-Nya setelah kau bagi padaku. Tidak! Sungguh tidak ada
lagi yang kita sisa, seakan hanya kau dan aku, tidak ada yang lain. Tapi apakah
boleh!
Sungguh aku merasa hilang di tengah cinta kita, aku
merasa hilang arah. Siapa aku dan kamu, kemana arah kita. Dan jawabanku hanya
selalu berakhir sama, kita bukan siapa siapa, kita hanya sosok insan yang belum
mengetahui makna cinta sekalipun. Hingga akhirnya aku sendirilah yang meningalkanmu,
mencoba menjau darimu. Karena aku sadar, kita telah salah menilai kata cinta.
Serasa sepi setelah semuanya tanpamu, tapi apakah dulu aku merasa ada, hanya
merasa hilang arah yang kumiliki. Aku sungguh baru sadar, engkau telah tiada di
sisiku, engkau sudah sangat jauh dan tak bisa kuraih, semuanya karena kita
salah menilai semuanya. Tidak ada cinta diantara kita, hanya rasa ingin saling
memiliki. Dan semuanya salah jika itu sekarang. Kita hanya hilang arah dan
semakin jauh.
Ya Allah, Hatiku milik siapa?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar