Selasa, 27 Januari 2015

LUKA DAN PELANGI


By : Umaira
7 jam lagi pergantian tahun. Dimana  selamat tinggal akan di ucapkan kepada tahun 2013 dan selamat datang untuk tahun 2014. Begitu banyak kenangan di dalamnya, yang tentunya sukar dilupakan. Kenangan indah akan terus aku bawa kedepannya bersama senyuman. Tak akan aku sia – siakan air mata berjatuhan hanya untuk kenangan yang kurang beruntung. Aku senang karena hari tahun baru adalah hari anniversary 2 minggu kami. Memang masih terlalu baru untuk hubungan itu, tapi tidak jadi masalah. Sebenarnya ini adalah hari ke 6 kami lost kontak. Aku sama sekali tidak tahu apa yang terjadi. Berkali – kali aku coba hubungin tapi tetap saja hasilnya 0%. Aku tetap positive thinking sampai saat ini. Berharap dapat kejutan dari dia di pergantian tahun. Aminnn
Long distance relationship. Aku rasa itulah sebutan yang pantas untuk hubungan ini. Bagaimanapun akhirnya aku tidak mau tahu. Untuk orang waras pasti bilang “percuma LDR , buang – buang waktu saja” tapi sayang, saat ini aku tidak waras makanya tetap jadi orang bego belain dia dengan berpikir positif. Hal yang ingin aku wujudtin hanya satu, bersabar dengan kesetiaan hingga cinta benar – benar ada. “Tapi sampai kapan?”, jawabannya “hingga aku jadi orang waras lagi dan kesabaranku sebagai manusia biasa telah habis”
Ditengah keramaian aku merasa kehilangan arah, bintang yang selama ini bersinar mulai redup karena mendung. Dia, masih saja dia yang ada dipikiranku. Lengkungan tipis dibibir seakan tahu apa yang sedang bersemayam dipikiranku. Akankah kamu memikirkanku sebagaimana aku memikirkanmu?. Sejam lebih perhatianku hanya keponselku. Iya, dia ada disana. Dia ada dengan Senyumannya yang sederhana. “kenapa gak aku sms dia aja?” pikirku. Tapi tidaak, aku teringat dengan perkataan temanku “Andin, kalau dia serius sama kamu? Percaya deh, dia bakalan ngejar – ngejar kamu, dia gak bakal bikin kamu nunggu sms dari dia”. Kuurungkan niatku untuk sms dia. Aku kembali melihat foto dia.
*
2014, kini kubersujud kepada-MU wahai sang Khalik. Kumohon petunjuk-MU dari segala ketidaktahuanku selama ini, kumohon jawaban atas pertanyaanku yang tak berujung ini ya Rabb. Tetesan air hangat mengalir pelan dipipi. Tak sanggup lagi untuk kututupi dengan senyum kebahagiaan palsu. Aku tak sanggup lagi. Tiba – tiba pikiranku kembali ke masalalu, dimana waktu itu mentari baru saja beranjak dari peraduanya. Seperti biasa, bangun tidur aku langsung mengecek ponselku berharap dia masih mengirimkan sms walaupun aku sudah tertidur. “2 pesan tak terbaca” dengan terburu – buru aku membuka smsnya, penasaran bingit dia bilang apa. ”Hahahaha, cape deh udah serius gini tau – tau sms dari salah satu operator”. Tidak lama kemudian ada lagi pesan baru, sebenarnya sudah malas banget untuk membacanya takut di php in seperti barusan. Rangkaian kata cinta dari dia untukku hari ini. Aku sadar betul kalau dia sayang sama aku. Tapi hanya kata maaf yang bisa aku katakan kepada dia, aku juga sadar tidak ada cowok yang cukup sabar menghadapiku yang aneh dan bawel. Akhh, ada apa dengan perasaanku ini, kenapa aku tidak bisa menerima dia untuk jadi yang spesial. Kuberanjak dari sujud panjangku. Aku telah sadar ini adalah karma.
Dua hari berlalu, tiap harinya tiada yang berbeda. Kadang kala aku berpikir, kenapa aku tidak seberuntung putri salju? Ia bisa tertidur panjang sepanjang yang ia mau. Dia tidak perlu kwhatir, Karena ia punya pangeran yang terus menjaganya disisinya. Tapi dongeng tetaplah dongeng sebagai pengantar tidur menuju mimpi indahku. Kutatap keluar jendela. Bintang yang terus bersinar hanya untuk mendampingi bulan. Bulan tak akan tampak menawan tanpa bintang yang berkerlip. Aku ingin tinggal bersama bintang di malam hari, jauh diatas sana. Agar aku dapat melihat orang yang aku sayang sampai ia tertidur lelap. Dan tinggal diatas awan ajaib  yang sangat tipis yang selalu menemani matahari, agar aku dapat ikut bersamanya menyambut dia di pagi hari. Sungguh impian yang sangat indah bagiku. Kubersandar ditepian jendela dan menulis sebuah pesan singkat untuk dia. Sungguh tidak dapat aku kira, pikiranku secepat itu berotasi. Ada sesuatu yang tidak dapat aku jelaskan, dalam hati ada perasaan yang menggebu. Perasaan yang menyadarkanku bahwa selama ini aku ada di ujung tanduk. Pesan singkat yang berisikan kepastian akan aku kirim. Cukup rasanya terlalu lama berada dalam ketidakpastian. Kaki yang gemetar digantikan oleh jantung yang berdegup tak karuan. Angin malam seakan membisikkan sesuatu ditelingaku, membenarkan apa yang aku lakukan. Beberapa saat, aku mendapatkan pesan baru, tapi Bukan dia yang membalas smsku, melainkan teman dia yang mengirim sms. Yah, sekarang aku tau semuanya. Aku berusaha tegar dan tidak menangis saat membaca isi pesannya, tapi apalah dayaku. Selama ini, bukan kasih sayang tapi sandiwara. Aku tersenyum kecut kepada temannya. Aku tidak pernah menyakiti dia, bahkan mengenalnya saja tidak. Tapi kenapa dia setega itu mengerjaiku melalui dia, teman dia hebat bisa menyakitiku sebelum benar – benar menjadi yang spesial untukku. Kata maaf yang ia ucapkan hanya menambah hujan yang tak dapat kubendung. Dan kini aku tahu akhir dari kisah ini. Aku harus berbesar hati untuk menerima semuanya, menghapus benci ke mereka bersama kenangannya. Hujan ini, aku berharap ada pelangi setelahnya. Setelah air hujan benar – benar hilang menguap melayang tinggi ke udara, menjelma jadi awan meleleh karena mentari hingga ia membentuk butiran air baru yang menjelma lagi menjadi hujan yang turun ke bumi ditampung oleh wadah emas dan akhirnya di terpa sinar matahari yang memantulkan cahaya warna – warni di ujung bukit tempat singgasana kerajaan bunga indah nan harum semerbak mengundang kekasihnya kupu –kupu untuk menari bersama. Itulah pelangi setelah hujan. Membuat semuanya jadi berwarna setelah luka itu. End

Tidak ada komentar:

Posting Komentar