By : M. Syafri Jaya
Sahabat pembaca yang budiman, aku sedikit lebih
ingin bercerita tentang beberapa kesalahan berpikir masyarakat kita. Esensi
dari banyak kehidupan di masyarakat kita adalah materi, sehingga kita
mengesampingkan menuntut ilmu dan pengetahuan. Yang ada dipikiran kita pun
hanya selalu materi, sekolah untuk dapat title kemudian jadi PNS, menyedihkan
bukan. Alhasil yaitu lulusan yang ilmunya setengah-setengah saja, sekolah asal
asalan, tidak pernah bersungguh-sungguh. Meskipun tidak bisa kita hindari bahwa
segalanya harus dengan UANG, tidak ada yang bisa kita
dapatkan gratis, akan tetapi bukan berarti kita harus menomor satukannya.
Berbicara tentang materi, masyarakat kita masih banyak yang menyalah fungsikan
harta yang dimilikinya.
Sungguh menarik jika saya bercerita sedikit tentang
tetangga saya yang hartanya wow, sangat banyak. Dia seorang pemilik perusahaan
emas, memiliki berjuta-juta penghasilan dalam sehari saja, rumahnya dibangun
sangat megah. Tiap anak-anaknya memiliki motor masing-masing, mobil mobilnya
terparkir berjejer seperti orang antri saja di pertamina. Tiap bulan ada acara
besar-besaran, saat ultah anaknya semua temannya diundang, saat hari perayaan
tahun baru jumlah kembang api yang dinyalakan berjuta-juta biayanya, tidak
segan-segan mengeluarkan banyak uang hanya untuk hal bersenang-senang. Pokoknya
semuanya serba megah, uang saku anaknya selalu banyak dan tidak pernah
memikirkan besok masih ada tidak, hal itu karena usahanya sekarang yang sudah
sangat maju. Memang terdengar hebat, tapi saudaraku menurutku sangat
menyedihkan. Itulah cara berpikir yang sangat salah yang masih melekat di
masyarakat kita, yaitu hidup berlebih-lebihan. Sungguh menyedihkan dan sangat
ironis, alhasil anak-anaknya yang masih SD tumbuh dengan manja, kebanyakan main
dan tidak mau belajar, entah apa bisa melakukan sesuatu nanti saat orang tuanya
tidak ada, entah bisa merasa cukup nanti saat tiba-tiba jadi miskin, dan lebih
parahnya lagi anak perempuannya yang paling tua ternyata hamil di luar nikah. Apa
yang salah saudaraku? Apakah semua harta yang mereka miliki sekarang itu dapat
dikatakan berkah dan bermanfaat? Tentu tidak sama sekali. Padahal harta
hanyalah titipan sementara dan fana yang Allah SWT berikan kepada kita untuk
dipergunakan sebaik-baiknya dan membuat kita semakin syukur dan lebih banyak
bersujud, bukan malah sebaliknya yang membuat kita malah lupa dan menjadi
kufur. Jika kita menengok ke belakang dan belajar dari sejarah, kita seharusnya
lebih tahu, bagaimana para Rasul, para Nabi dan sahabat sahabatnya yang hidup
zuhud, berkecukupan dan sangat sederhana. Berbeda dengan pandangan kita yang
baru memiliki sedikit uang saja sudah membungsungkan dada dan berjalan tegak
sombong. Berapa banyak hal baik yang bisa kita dapatkan andaikan memanfaatkan
semua materi yang kita miliki dengan baik.
Saya selalu berpikir, andai saya mereka.. Tiap hari
saya akan ke toko buku lalu memborong banyak buku, saya akan minta di gajikan
guru privat, tiap hari saya akan ikut seminar dan sebagainya. Bukankah itu yang
dinamakan hidup bermanfaat, hidup menyumbang, membantu mereka yang butuh, lalu
tidak berpoyah-poyah, menyia-nyiakan uang untuk hal yang tidak perlu.
Saudaraku, Wallahu Alam. Semoga saat kita yang
berada diposisi itu, kita tidak akan lupa hakikat penciptaan kita. Amin
Ya Rabbal Alamin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar