Aku seorang pengusaha kaya, dan usahaku dapat
digolongkan sebagai sebuah usaha yang sukses, usahaku banyak bergelut di Bidang
Industri, baik itu dari bahan menta, setenga jadi bahkan barang yang jadi.
Mulai dari pakaian, peternakan, perikanan, mebel, sepatu dan sebagainya. Dan
prekonomian rumah tanggakupun berada di garis orang yang sangat sangat mampu,
kami hidup serba berkecukupan, bahkan apa yang kudamba dambakan yaitu seorang
istri yang cantik, pintar dan pengertian kini jadi kenyataan. Sekarang ini, aku
sudah memiliki dua orang anak, yang tua adalah seorang perempuan, ia bernama
Devi Maulida, dan yang bungsu adalah seorang anak laki laki, namanya Fatur
Rahim. Yang tua sudah berumur 6 tahun, sedangkan yang laki laki kira kira
berumur 3 tahun, atau hampir mamasuki 4 tahun. Anakku yang perempuan sangat
cantik sedangkan yang laki laki juga sangat ganteng, kulit mereka putih, mereka
memiliki bola mata yang indah, dan gigi yang teratur. Intinya kami hidup serba
bahagia.
Sejak aku kecil, di mana aku kira kira baru
berumur 3 tahun, orang tua kami mengalami kecelakaan, sehingga mulai dari kecil
aku tidak pernah merasakan yang namanya kasih sayang seorang ibu dan seorang
ayah. Aku hanya memiliki seorang kakak perempuan dan ia masih pada tingkat kelas II SMA. Mulai
saat itu, kami dirawat oleh tante kami, tapi tentunya kasih sayang seorang ibu
di banding kasih sayang tante tidak akan bisa disamakan, selain itu tante kami
adalah seorang wanita karier, sehingga sedikit sekali waktu yang ia punya
diluangkan untuk kami.
Disaat
umur 35 tahun ini, tentunya umur kakak saya sudah hampir kepala 50-an. Dan
hampir tiap hari ia mengirim SMS atau menelpon langsung ke Handphoneku, baik
itu memberi kabar atau bertanya tentang kabar. Ia sekarang tinggal di Bandung,
karena suaminya sekarang tugas di bandung, ia dulunya adalah karyawan sebuah
perusahaan ekspor Inpor barang, tapi ternyata bos menaruh hati padanya, dan
cintapun tak bertepuk sebelah tangan, akhirnya mereka menikah dan memiliki
keturunan. Aku yang pengusaha, pastinya sangat kesal apabila diganggu saat
bekerja, apalagi saat ada masalah di perusahaan, dan kakakku langsung menelpon
hanya untuk mengingatkan hal yang tidak penting menurutku, contoh, ayo tidur,
sudah sarapan belum, mandi dan sebagainya. Ia orangnya sangat perhatian, bahkan
karena perhatiannya aku selalu merasa terganggu.
Kemarin lusa aku dengar ia kurang enak badang,
tapi menurutku itu hanya hal yang biasa, mungkin karena lelah atau kurang
tidur. Dan kemarinnya lagi, aku diberitahu bahwa ia demam tinggi dan masuk
rumah sakit, kata dokter ia menderita gejala tipes. Dan berhubung bulan yang
lalu, aku memiliki sebuah janji dengan sebuah perusahaan dari luar negeri, kami
akan melakukan ekspor inpor barang yang dapat
di katakan sebagai usaha besar besaran, dan janjinya adalah besok, jadi
untuk mengurus segala hal hal yang kami perlukan untuk menjalin usaha ini, aku
pastinya sangat sibuk, sampai sampai akhir akhir ini aku sering makan siang
saat jam 04 sore. Aku berfikir apakah aku perlu untuk pergi menjenguk kakak
atau tidak. Jadi terpaksa aku meminta istriku saja yang pergi sendiri ke
Bandung, dan ia siap.
Selama ini, sangat jarang aku pergi
mengunjunginya paling ia yang mengunjungiku atau aku mengunjunginya saat hari
raya. Aku bahkan tidak pernah menanyakan kedaannya, soalnya menurutku jika ada
apa apa, pasti ia akan langsung cerita. Keesokan harinya, kami sudah siap untuk
menyambut kedatangan ketua dari Perusahaan Australia itu, dan seperti umumnya
kami saling berbasa basi dulu dan tak langsung ke permasalahan, kami saling
terbuka keadaan perusahaan kami masing masing, walaupun kami sebenarnya sudah
tahu detailnya perusahaan sesama rekan.
Dan sekitar jam 02 siang, kami baru memulai kelanjutan dari kerjasama kami,
sekitar satu jam rapat telah berlangsung, Hpku berdering dan untuk menjaga
perasaan dan keterhormatan rekan kerjasama dari Perusahaan Australia, maka aku
langsung mematikan Hpku dan menon Aktifkannya.
Hingga berlangsung selama sehari penuh ini,
akhirnya tercapai kesepakatan anatara perusahaan kami. Karena seriusnya diriku
dalam kerjasama ini, aku lupa bagaimana kabar kakakku yang masuk rumah sakit,
karena kelelahan aku memilih tidur di kantor saja. Ke esokan harinya, sekertatisku
datang dengan wajah yang murung ke padaku, aku bertanya tanya sendiri dalam
hati
“ada apa
gerangan ?
“ Maaf
pak, tabahkan diri anda.
“Apa
maksudmu Sri ?
“ Maaf pak, ini mungkin sangat mengejutkan
buat anda. Tepat pukul 02 tengah malam tadi, kami mendapat kabar dari nyonya
bahwa kakak perempuan bapak telah kembali ke Hadapan Allah.
Aku yang baru bangun dan langsung mendapat
kabar dari sekretaris saya bahwa kakak saya meninggal tadi malam sekitar jam 02
lewat tengah malam. Alangkah kagetnya diriku saat itu yang baru bangun dari
nyenyaknya tidurku.
“Sri, jangan bercanda Sri !
“ Maafkan saya Pak, Tapi saya tidak bercanda,
dan kabar ini langsung kami dengar dari Nyonya sendiri untuk memberitahu anda
kabar ini, karena mulai kemarin siang Hp bapak tidak pernah aktif.
Tak bisa tertahankan lagi, air mataku turun
bercucuran membasahi pipiku, aku benar benar tidak bisa menerima berita duka
ini, kakak perempuanku yang dari kecil merawatku, mendidikku dan mengarahkan.
Ia bagaikan seorang ibu yang sangat perhatian kepada anaknya. Dan hingga aku berkeluargapun,
ia masih sangat perhatian kepadaku, bahkan aku ini selalu saja menganggapnya
menggangguku, bahkan aku merasa di perlakukan seperti anak kecil. Dan apa yang
telah kuperbuat kepadanya. Tidak ada, tidak ada sama sekali yang telah ku
perbuat untuknya, menjadi adik yang perhatian tidak pernah !. Aku melangkah ke
mobil yang telah di siapkan oleh sekertarisku, tak ada yang kuingat lagi
kecuali ingin melihat wajah kakakku, baik itu pakaian, uang semuanya kulupa,
rasanya ingin kuputar waktu ini kembali ke masa lalu, dan akan ku ubah semua
sifatku serta kutumpahkan kasih sayangku kepadanya yang selama ini kuacuhkan.
Ingin rasanya aku langsung sampai di sana, dan
meminta maaf ke kakakku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar