KIMIA
( Air Sadah )
Disusun
oleh :
Hamdani
Ilham
Kata Pengantar
Puji syukur kita
panjatkan kehadirat AllahSWT atas limpahan rahmat dan karunia-nya kepada kita
semua, sehingga kami dapat menyelesaika tugas makalah ini.
Shalawat serta
salam tercurahkan kepada junjungan kita sang revolusioner sejati Nabi Muhammad
SAW, serta para sahabat dan pengikut beliau yang memperjuangkan Dinul Islam di
persada muka bumi ini, semoga kita dapat melanjutkan cita-cita luhur beliau.
Kami menyadari
bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, kelemahan
dan keterbatasan olehnya itu kami sangat sumbangan pikiran, saran, dan kritikan
yang konstruktif demi kesempurnaan penyusun makalah selanjutnya.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………….1
Daftar isi…………………………………………………………………...2
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang………………………………………………………...3
B.
Rumusan
Masalah……………………………………………………..3
C.
Tujuan…………………………………………………………………3
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Sadah……………………...………………………………4
B.
Tipe – tipe air
sadah…………………….……………………………..5
C.
Dampak Air
Sadah……………………...…………………………….6
D.
Cara
Penanggulanan…………………………………………………..7
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan……………………………………………………………10
B.
Saran…………………………………………………………………..10
Daftar Pustaka……………………………………………………………..11
BAB I
PENDAHULAN
A. Latar belakang
Air
merupakan suatu kebutuhan setiap individu yang selalu digunakan dalam kehidupan sehari – hari,
tetapi dalam air banyak sekali ion – ion
yang dapat bereaksi seperti ion kalsium dan magnesium dan lain – lain.
Sehingga dalam mengomsumsi dan mengunakan air harus memperhatikan keadaan air
dalam kondisi baik, sehingga dalam menggunakan air tidak menghasilkan dampak
yang buruk dalam penggunaannya.
Air
yang digunakan sehari-hari merupakan air sadah sehingga dalam menggunakan air
sadah menghasilkan dampak yang merugikan seperti sabun tidak berbuih dan
pakaian lama – kelamaan akan menjadi kusam karena daya pembersihnya berkurang
dan hal tersebut diakibatkan oleh kesadahan air.
Dari
karena itu kami akan menguraikan dan
mengurap mengenai tentang “ air
sadah dalam kehidupan sehari – hari “
B. Rumusan masalah
1. Apakah air sadah itu
2. Bagaimana cara menghilangkan air sadah tetap
dan sementara yang dibiasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud air sadah
2. Untuk mengetahui cara menghilangkan air sadah
tetap dan sementara
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian air sadah
Kesadahan air
adalah kandungan mineral-mineral yang terdapat di dalam air umumnya mengandung
ion Ca2+ dan Mg2+. Selain ion kalsium dan magnesium, penyebab kesadahan juga
bisa merupakan ion logam lain maupun garam-garam bikarbonat dan sulfat.
Kesadahan air ini dapat dilihat pada air ketika sedang mencuci, karena
sebenarnya air sadah sendiri adalah air biasa yang sering digunakan
sehari-hari. Dari air tersebut kita akan menemukan dua jenis air:
1. Air
lunak
Jika busa sabun yang dihasilkan pada
air itu cukup banyak maka air tersebut termasuk air lunak. Air lunak adalah air
yang mengandung kadar mineral yang rendah. Penentuan air ini dilihat dari
jumlah busa sabun yang dihasilkan.
2. Air sadah
Jika
busa sabun yang dihasilkan pada air itu sangat sedikit atau bahkan tidak
menghasilkan sabun sama sekali maka air tersebut merupakan air sadah. Air sadah
ini adalah air yang mengandung kadar mineral yang sangat tinggi. Biasanya
secara fisik terlihat air tampak keruh. Kesadahan air total dinyatakan dalam
satuan ppm berat per volume (w/v) dari CaCO3. Air sadah yang bercampur sabun
dapat membentuk gumpalan (scum) yang sukar dihilangkan.
Air
sadah digolongkan menjadi dua jenis, berdasarkan jenis anion yang diikat oleh
kation (Ca2+ atau Mg2+).
a) Air
sadah sementar
air
yang mengandung garam hidrogen karbonat (Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2). Senyawa
Kalsium Karbonat dan Magnesium Karbonat dari batu kapur dan dolomite dapat
larut menjadi senyawa Bikarbonat karena adanya gas karbondioksida di udara.
CaCO3(S)
+ 2 H2O(l) + CO2(g) → Ca(HCO3)2.
Kesadahan
sementara disebabkan oleh bikarbonat dalam air dan dapat dihilangkan dengan
jalan mendidihkan air
b) Air
sadah tetap
air
yang mengandung garam selain garam hidrogen karbonat, seperti garam sulfat
(CaSO4, MgSO4) dan garam klorida (CaCl2, MgCl2). Air sadah tetap tidak dapat
dihilangkan dengan pemanasan, tetapi harus ditambahkan Natrium Karbonat (soda)
MgCl2(aq)
+ Na2CO3(aq) → MgCO3(s) + 2NaCl(aq).
kesadahan
tetap disebabkan oleh adanya kalsium atau sulfat yang proses pelunakannya melalui proses kapur – soda abu,
proses zeolit, dan proses resin organik. kesadahan tetap disebabkan oleh adanya
kalsium atau sulfat yang proses
pelunakannya melalui proses kapur – soda abu, proses zeolit, dan proses
resin organic.
Sehingga
air sadah kurang baik apabila digunakan untuk mencuci dengan menggunakan sabun
(NaC17H35COO).Hal ini disebabkan karena ion Ca2+ atau Mg2+ dalam air sadah
dapat mengendapkan sabun sehingga membentuk endapan berminyak yang terapung
dipermukaan air.Dengan demikian, sabun hanya sedikit membuih dan daya pembersih
sabun berkurang.
2NaC17H35COO(aq)
+ Ca2+ → Ca(C17H35COO)2 (s) + 2Na+(aq)
B. Tipe
– tipe air sadah
1. Kesadahan
umum (“general hardness” atau GH)
Kesadahan
umum atau General Hardness merupakan ukuran yang menunjukkan jumlah ion kalsium
(Ca2+) dan ion magnesium (Mg2+) dalam air. Ion-ion lain sebenarnya ikut pula
mempengaruhi nilai GH, akan tetapi pengaruhnya diketahui sangat kecil dan
relatif sulit diukur sehingga dapat diabaikan.
GH
pada umumnya dinyatakan dalam satuan ppm (part per million/satu per-sejuta
bagian) kalsium karbonat (CaCO3), tingkat kekerasan (dH), atau dengan
menggunakan konsentrasi molar CaCO3. Satu satuan kesadahan Jerman atau dH sama
dengan 10 mg CaO (kalsium oksida) per liter air. Kesadahan pada umumnya
menggunakan satuan ppm CaCO3, dengan demikian satu satuan Jerman (dH) dapat
diekspresikan sebagai 17.8 ppm CaCO3. Sedangkan satuan konsentrasi molar dari 1
mili ekuivalen = 2.8 dH = 50 ppm. Berikut adalah kriteria selang kesadahan yang
biasa dipakai:
-
0 – 4 dH, 0 – 70 ppm : sangat rendah
(sangat lunak)
-
4 – 8 dH, 70 – 140 ppm : rendah
(lunak)
-
8 – 12 dH, 140 – 210 ppm : sedang
-
12 – 18 dH, 210 – 320 ppm : agak
tinggi (agak keras)
-
18 – 30 dH, 320 – 530 ppm : tinggi
(keras)
Untuk
air minum, kesadahan dibawah 250 ppm masih dapat diterima, sementara diatas 500
ppm akan merusak kesehatan.Dalam kaitannya dengan proses biologi, GH lebih
penting peranananya dibandingkan dengan KH ataupun kesadahan total. Apabila
ikan atau tanaman dikatakan memerlukan air dengan kesadahan tinggi (keras) atau
rendah (lunak), hal ini pada dasarnya mengacu kepada GH. Ketidaksesuaian GH
akan mempengaruhi transfer hara/gizi dan hasil sekresi melalui membran serta
dapat mempengaruhi kesuburan, fungsi organ dalam (seperti ginjal), dan
pertumbuhan. Setiap jenis ikan memerlukan kisaran kesadahan (GH) tertentu untuk
hidupnya. Pada umumnya, hampir semua jenis ikan dan tanaman dapat beradaptasi
dengan kondisi GH lokal, namun tidak demikian halnya dengan proses pemijahan.
Pemijahan bisa gagal apabila dilakukan pada nilai GH yang tidak tepat.
2. Kesadahan
karbonat (“carbonate hardness” atau KH)
Kesadahan
karbonat atau KH merupakan besaran yang menunjukkan kandungan ion bikarbonat
(HCO3-) dan karbonat (CO3–) di dalam air.KH sering disebut sebagai alkalinitas
yaitu suatu ekspresi dari kemampuan air untuk mengikat kemasaman (ion-ion yang
mampu mengikat H+). Oleh karena itu, dalam sistem air tawar, istilah kesadahan
karbonat, pengikat kemasaman, kapasitas pem-bufferan asam, dan alkalinitas
sering digunakan untuk menunjukkan hal yang sama. Dalam hubungannya dengan
kemampuan air mengikat kemasaman, KH berperan sebagai agen pem-buffer-an yang
berfungsi untuk menjaga kestabilan pH.KH pada umumnya sering dinyatakan sebagai
derajat kekerasan dan diekspresikan dalam CaCO3 seperti halnya GH.
Mineral
yang merupakan sumber primer ion kalsium dalam air diantara mineral-mineral
yang berperan adalah gips, CaSO4.2H2O; anhidratnya, CaSO4; dolomite, CaMg
(CO3)2; kalsit dan argonite yang merupakan modifikasi yang berbeda dari CaCO3.
Air yang mengandung karbon dioksida mudah melarutkan kalsium dari
mineral-mineral karbonat
C. Dampak-dampak
air sadah
1. Dampak
positif
Dampak positif
dari adanya kesadahan dalam air adalah:
•
Menyediakan kalsium yang diperlukan
tubuh, misalnya untuk pertumbuhan tulang dan gigi.
•
Mempunyai rasa yang lebih baik dari
air lunak.
•
Senyawa timbal (dari pipa air) lebih
sukar larut dalam air sadah (timbal merupakan racun bagi tubuh) sehingga
kemungkinan terjadinya pencemaran air oleh logam berat ini dapat diminimalkan.
Dampak positif dari adanya kesadahan dalam air adalah:
•
Menyediakan kalsium yang diperlukan
tubuh, misalnya untuk pertumbuhan tulang dan gigi.
•
Mempunyai rasa yang lebih baik dari air lunak.
•
Senyawa timbal (dari pipa air) lebih
sukar larut dalam air sadah (timbal merupakan racun bagi tubuh) sehingga
kemungkinan terjadinya pencemaran air oleh logam berat ini dapat diminimalkan.
2. Dampak
negative
Air
sadah mengakibatkan konsumsi sabun lebih tinggi, karena adanya hubungan kimiawi
antara ion kesadahan dengan molekul sabun menyebabkan sifat detergen sabun
hilang.Bila sabun digunakan pada air sadah, mula-mula sabun harus bereaksi
terlebih dahulu dengan setiap ion kalsium dan magnesium yang terdapat dalam air
sebelum sabun dapat berfungsi menurunkan tegangan permukaan. Hal ini bukan saja
akan banyak memboroskan pengunaan sabun, tetapi gumpalan-gumpalan yang terjadi
akan mengendap sebagai lapisan tipis pada alat-alat yang dicuci sehingga
mengganggu pembersihan dan pembilasan oleh air. Gumpalan-gumpalan ini juga
membentuk scum yang meninggalkan noda pada pakaian, sehingga pakaian menjadi
kusam. Kelebihan ion Ca2+ serta ion CO32- (salah satu ion alkaliniti) mengakibatkan
terbentuknya kerak pada dinding pipa yang disebabkan oleh endapan
kalsiumkarbonat CaCO3. Kerak ini akan mengurangi penampang basah pipa dan
menyulitkan pemanasan air dalam ketel, serta mengurangi daya koagulasi yang
melalui dalam pipa dengan menurunnya turbulensi.
Sebagai
kation kesadahan, Ca2+ selalu berhubungan dengan anion yang terlarut khususnya
anion alkaliniti : CO32- , HCO3- dan OH-. Ion Ca2+ dapat bereaksi dengan HCO3-
membentuk garam yang terlarut tanpa terjadi kejenuhan. Sebaliknya reaksi dengan
CO32- akan membentuk garam karbonat yang larut sampai batas kejenuhan di mana
titik jenuh berubah dengan nilai pH. Bila ti¬tik jenuh dilampaui, terjadi
endapan garam kalsium karbonat CaCO3 dan membuat kerak yang terlihat pada
dinding pipa atau dasar ketel. Namun, pada proses pelunakan ini keadaan harus
dibuat sehingga sedikit jenuh, karena dalam keadaan tidak jenuh terjadi reaksi
yang mengakibatkan karat terhadap pipa. Kerak yang tipis akibat keadaan sedikit
jenuh itu justru melindungi dinding dari kontak dengan air yang tidak jenuh
(agresif). Ion Mg2+ akan bereaksi dengan OH- membentuk garam yang terlarut
sampai batas kejenuhan dan mengendap sebagai Mg(OH)2 bila titik kejenuhan
dilampaui.
D. Cara
penanggulangan
Ion-ion kalsium dan magnesium yang terdapat
dalam air sadah. Menggunakan Kesadahan tetap dan sementara dapat dihilangkan
dengan cara berikut ini :
1. Pemanasan
Pemanasan
dapat menghilangkan kesadahan sementara. Pada suhu tinggi, garam hidrogen
karbonat Ca(HCO3)2 akan terutarai, sehingga ion Ca2+ akan mengendap sebagai
CaCO3
Ca(HCO3)2(aq)
à CaCO3(s) + CO2(g) + H2O(l)
2. Menambahkan
natrium karbonat atau soda pencuci (Na2CO3)
Natrium
karbonat menghilangkan kesadahan sementara maupun kesadahan tetap karena
mengendapkan resin penukar ion
Resin
penukar ion kini banyak digunakan untuk melunakkan air, baik untuk kebutuhan
rumah tangga maupun untuk industri. Resin penukar ion mengandung ion-ion
natrium bebas. Jika air sadah dilewatkan melalui kolom resin penukaran ion maka
resin akan menahan ion-ion kalsium dan magnesium. Dengan demikian diperoleh air
lunak karena tidak lagi mengandung ion kalsium dan magnesium, melainkan ion
natrium yang tidak menyebabkan kesadahan.
Kesadahan
umumnya dihilangkan dengan menggunakan resin penukar ion. Resin pelunak air
komersial dapat digunakan untuk skala kecil, akan tetapi tidak efektif jika
digunakan dalam skala besar. Resin adalah zat yang punya pori yang besar dan
bersifat sebagai penukar ion yang berasal dari polysterol, atau polyakrilat
yang berbentuk granular atau bola kecil dimana mempunyai struktur dasar yang
bergabung dengan grup fungsional kationik, non ionik/anionik atau asam. Sering
kali resin dipakai untuk menghilangkan molekul yang besar dari air misalnya
asam humus, liqnin, asam sulfonat. Untuk regenerasi dipakai garam alkali atau
larutan natrium hidroksida, bisa juga dengan asam klorida jika dipakai resin
dengan sifat asam.Dalam regenerasi itu dihasilkan eluen yang mengandung organik
dengan konsentrasi tinggi. Untuk proses air minum sampai sekarang hanya dipakai
resin dengan sifat anionik.
Resin
penukar ion sintetis merupakan suatu polimer yang terdiri dari dua bagian yaitu
struktur fungsional dan matrik resin yang sukar larut. Resin penukar ion ini
dibuat melalui kondensasi phenol dengan formaldehid yang kemudian diikuti
dengan reaksi sulfonasi untuk memperoleh resin penukar ion asam kuat. Untuk
resin penukar ion basa kuat, resin diperoleh dengan mengkondensasikan
phenilendiamine dengan formaldehid dan telah ditunjukkan bahwa baik resin
penukar kation maupun resin penukar anion hasil sintesis ini dapat digunakan
untuk memisahkan atau mengambil garam – garam.
Pada
umumnya senyawa yang digunakan untuk kerangka dasar resin penukar ion asam kuat
dan basa kuat adalah senyawa polimer stiren divinilbenzena. Ikatan kimia pada
polimer ini amat kuat sehingga tidak mudah larut dalam keasaman maupun sifat
basa yang tinggi dan tetap stabil pada suhu diatas 150oC.Polimer ini dibuat
dengan mereaksikan stiren dengan divinilbenzena. Setelah terbentuk kerangka
resin penukar ion maka produk ini akan digunakan sebagai yempat menempelnya
gugus ion yang akan dipertukarkan.
Resin
penukar kation dibuat dengan cara mereaksikan senyawa dasar tersebut dengan
gugus ion yang dapat menghasilkan (melepaskan) ion positif. Gugus ion yang
biasa dipakai pada resin penukar kation asam kuat adalah gugus sulfonat dan
cara pembuatannya yaitu dengan sulfonasi polimer polistyren divinilbenzena
(matrik resin).
Resin
penukar ion yang direaksikan dengan gugus ion yang dapat melepaskan ion negatif
diperoleh resin penukar anion. Resin penukar anion dibuat dengan matrik yang
sama dengan resin penukar kation tetapi gugus ion yang dimasukkan harus bisa
melepas ion negatif, misalnya –N (CH3)3+ atau gugus lain atau dengan kata lain
setelah terbentuk kopolimer styren divinilbenzena (DVB), maka diaminasi
kemudian diklorometilasikan untuk memperoleh resin penukar anion.
Gugus
ion dalam penukar ion merupakan gugus yang hidrofilik (larut dalam air). Ion
yang terlarut dalam air adalah ion – ion yang dipertukarkan karena gugus ini
melekat pada polimer, maka ia dapat menarik seluruh molekul polimer dalam air,
maka polimer resin ini diikat dengan ikatan silang (cross linked) dengan
molekul polimer lainnya, akibatnya akan mengembang dalam air.
Mekanisme
pertukaran ion dalam resin meskipun non kristalisasi sangat mirip dengan
pertukaran ion-ion kisi kristal. Pertukaran ion dengan resin ini terjadi pada
keseluruhan struktur gel dari resin dan tidak hanya terbatas pada efek
permukaan. Pada resin penukar anion, pertukaran terjadi akibat absorbsi kovalen
yang asam. Jika penukar anion tersebut adalah poliamin, kandungan amina resin
tersebut adalah ukuran kapasitas total pertukaran.
Dalam
proses pertukaran ion apabila elektrolit terjadi kontak langsung dengan resin
penukar ion akan terjadi pertukaran secara stokiometri yaitu sejumlah ion – ion
yang dipertukarkan dengan ion – ion yang muatannya sama akan dipertukarkan
dengan ion – ion yang muatannya sama pula dengan jumlah yang sebanding.
Material
penukar ion yang utama berbentuk butiran atau granular dengan struktur dari
molekul yang panjang (hasil co-polimerisasi), dengan memasukkan grup fungsional
dari asam sulfonat, ion karboksil. Senyawa ini akan bergabung dengan ion
pasangan seperti Na+, OH− atau H+. Senyawa ini merupakan struktur yang porous.
Senyawa ini merupakan penukar ion positif (kationik) untuk menukar ion dengan
muatan elektrolit yang sama (positif) demikian sebaliknya penukar ion negatif
(anionik) untuk menukar anion yang terdapat di dalam air yang diproses di dalam
unit “Ion Exchanger”
3. Menggunakan
zat pelunak air.
Natrium
Heksametafosfat [Na2(Na4(PO3))] dapat digunakan untuk menghilangkan air sadah
yang mengandung ion Ca2+ dan Mg2+. Kedua ion ini akan diubah menjadi ion
kompleks yang mudah larut, sehingga tidak dapat bergabung dengan ion dari
sabun.
Na2[Na4(PO3)6](s)
à 2Na+(aq) + [Na4(PO3)6]2-(aq)
CaCl2
à Ca2+ + 2Cl-
Na2[Na4(PO3)6]
+ CaCl2 à 2NaCl + Ca[Na4(PO3)6]
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Air
sadah adalah air yang mengandung ion Ca2+ dan Mg2+ biasanya terbentuk dari
garam karbonat atau sulfat.
2. Cara
menghilangkan air sadah
a. Pemanasan
b. Menambahkan
natrium karbonat atau soda pencuci (Na2CO3)
c. Menggunakan
zat pelunak air.
B. Saran
Kami menyadari
bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat kekuranganya olehnya itu kami
menyarankan kami dapat memperbaiki dimana letak kesalahan dan kekurangan dalam
menyusun makalah, demi tercapainya kesempurnaan
penyusunan makalah selanjutnya
.
DAFTAR PUSTAKA
Website :
http:///tentang kimia skimsa_ air
sadah.html
http:///Belajar Kimia_ Kesadahan
Air.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar