Karya ilniah
remaja (KIR), adalah karya ilmiah yang ditulis atau dikerjakan oleh kalangan
remaja. Karya ilmiah maksudnya karya tulis yang penggarapannya mengikuti
kaidah-kaidah ilmiah. Bukan dibuat dengan cara menghayal, bukan karya fiksi,
bukan karya rekaan seperti; puisi, cerpen, novel, cerita bersambung, dongeng,
dll. Karya ilmiah setidak-tidaknya harus mempunyai 3 (tiga) syarat, yakni: (1)
isi kajiannya berada dalam lingkup pengetahuan ilmiah, (2) cara penggarapannya
menggunakan metode ilmiah, dan (3) cara penyajiannya/ penulisannya memenuhi
syarat sebagai karya ilmiah.
2. Apa Modal
Utama agar Bisa Menyusun Karya ilmiah Remaja (KIR)?
KIR bukan
karya hayalan. Oleh karena itu seorang yang ingin menyusun KIR tidak bisa hanya
dengan menghayal langsung bisa menyusun KIR. Mereka harus membekali diri dengan
dasar-dasar ilmu pengetahuan sesuai dengan bidang garapan KIR yang akan
dikerjakan. Yang paling penting untuk diperhatikan yang ingin menyusun KIR
harus menanyakan dirinya sendiri: Apakah saya punya
modal motivasi yang cukup besar untuk bisa menyusun KIR? Yang dimaksud modal motivasi adalah: (1) Mempunyai keinginan dari kesadaran sendiri untuk bisa menyusun KIR? (2) Mempunyai semangat pantang menyerah mengumpulkan teori-teori untuk menyusun KIR baik dari buku-buku, majalah, internet, atau bertanya dan berdiskusi dengan orang-orang yang ahli dalam bidang garapan KIR? (3) Mempunyai rasa ingin tahu dan tidak mudah percaya dengan hal-hal yang ada di sekitar kita sebelum ditelusuri secara detail dari segi ilmiahnya? (4) Mempunyai kemampuan mensintesa antar teori-teori yang dipahami dan mengkaitkan fenomena-fenomena yang ada di sekitar kita?
modal motivasi yang cukup besar untuk bisa menyusun KIR? Yang dimaksud modal motivasi adalah: (1) Mempunyai keinginan dari kesadaran sendiri untuk bisa menyusun KIR? (2) Mempunyai semangat pantang menyerah mengumpulkan teori-teori untuk menyusun KIR baik dari buku-buku, majalah, internet, atau bertanya dan berdiskusi dengan orang-orang yang ahli dalam bidang garapan KIR? (3) Mempunyai rasa ingin tahu dan tidak mudah percaya dengan hal-hal yang ada di sekitar kita sebelum ditelusuri secara detail dari segi ilmiahnya? (4) Mempunyai kemampuan mensintesa antar teori-teori yang dipahami dan mengkaitkan fenomena-fenomena yang ada di sekitar kita?
3. Bagaimana
Langkah-langkah Menyusun KIR?
Untuk
menjamin hasil KIR yang baik, maka perlu disiapkan langkah-langkah utama dalam
kegiatan penelitian ilmiah sebagai berikut.
- Memilih Ide Penelitian
- Studi Pendahuluan
- Merumuskan Masalah
- Merumuskan Manfaat Penelitian
- Memilih Tinjauan Pustaka / Landasan Teori
- Merumuskan Hipotesis (Jika perlu)
- Memilih Metode Penelitian
- Menentukan Variabel atau Sumber Data
- Menentukan dan Menyusun Intrumen
- Mengumpulkan Data
- Menganalisis Data
- Menarik Kesimpulan
- Menulis Laporan KIR
- Melengkapi lampiran-lampiran
4. Bagaimana
Cara Memilih Ide Penelitian?
Memilih ide
penelitian memerlukan suatu kepekaan dari calon peneliti. Ide atau masalah
penelitian bisa diperoleh dari berbagai cara. Di antaranya:
- Dari membaca laporan penelitian-penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti sebelumnya dirasakan perlu dilakukan penelitian lanjutan, penelitian pendalaman, atau penelitian pengembangan;
- Dari mengamati: (a) fenomena-fenomena atau kejadian yang terjadi di alam sekitar kita; (b) kegiatan yang dilakukan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidupnya; (c) cara kerja yang dilakukan orang untuk mempercepat proses atau meningkatkan mutu hasil produksinya; (d) hasil diskusi orang-orang sekitar kita atau forum ilmiah yang membahas tentang mencari solusi suatu masalah.
- Mencari titik-titik singgung atau kesesuaian secara logika dua atau lebih teori-teori yang diketahui. Contoh: Dari teori menyebutkan lapisan ozon menipis sehingga terjadinya global warming salah satu penyebabnya adalah adanya gas buang N2O dan CO2 ke udara. Teori lain menyebutkan bahwa gas N2O dan CO2 dihasilkan oleh banyak hal, di antaranya oleh tanaman yang diberikan pupuk kimia (Urea atau NPK) yang digunakan petani. Titik singgungnya adalah: adakah jenis pupuk lain (ramah lingkungan) yang tidak terlalu banyak menghasilkan gas N2O dan CO2?
- Mencari cara-cara baru atau teknologi baru untuk mempermudah cara kerja dari pada cara-cara kerja yang selama ini secara tradisi dilakukan orang atau masyarakat. Cara-cara baru untuk meningkatkan jumlah hasil produksi dari pada cara-cara yang selama ini secara tradisi dilakukan orang atau masyarakat. Cara-cara baru untuk meningkatkan mutu hasil produksi dari pada cara-cara yang selama ini secara tradisi dilakukan orang atau masyarakat.
- Memanfaatkan suatu bahan yang selama ini terbuang menjadi limbah oleh masyarakat padahal secara teori suatu bahan itu mengandung unsur-unsur yang dapat dimanfaatkan jika dilakukan pengolahan seperti limbah dapur atau pedagang sayur untuk kompos, limbah serbuk gergaji kayu untuk media tanaman atau bahan bakar kompor, tai ternak untuk bio gas, tombong kelapa untuk selai, dll.
- Pesanan pihak luar untuk dilakukan penelitian. Dalam hal ini dapat dicontohkan dari tema atau topik penelitian yang sudah ditetapkan oleh pihak panitia Lomba KIR karena ada kepentingan khusus. Misalnya perusahan TELKOMSEL mengadakan lomba KIR berjudul “Keunggulan Produk Telkomsel dalam Persaingan Media Komunikasi di Indonesia”
5. Apakah
Setiap Ide Penelitian dapat Dijadikan Penelitian?
Ide
penelitian yang akan diteliti untuk menjamin akan menghasilkan KIR yang baik
minimal harus:
(1) Sesuai
dengan minat peneliti sehingga peneliti lebih bersemangat dan dengan senang
hati mengerjakan penelitian tersebut
(2) Memiliki
potensi besar penelitian bisa dikerjakan dengan modal dasar:
1. Peneliti mempunyai kemampuan,
landasan teori, dan pengalaman pengetahuan dalam bidang yang akan diteliti
tersebut.
2. Tersedia waktu yang cukup untuk
melakukan penelitian sehingga penelitian tidak asal selesai.
3. Peneliti siap secara fisik untuk
mengobservasi, mengumpulkan data, dan menyusun laporan penelitian.
4. Peneliti siap secara material atau
dana untuk biaya-biaya yang dibutuhkan.
(3) Tersedia
faktor pendukung. Pendukung utama adalah:
1. Tersedia data yang bisa diperoleh
baik data primer (digali sendiri) maupun sekunder (dikutip dari data yang sudah
ada).
2. Ada ijin dari pihak berwenang.
Walaupun ide atau masalah penelitian sangat menarik untuk diteliti namun jika
tidak dapat ijin dari pihak yang berwenang.
3. Keamanan peneliti terjamin.
Maksudnya, meskipun data awal ada, minat ada, kemampuan juga ada, tetapi jika
dalam penelitian mengancam keselamatan peneliti sebaiknya penelitian dikaji
ulang.
(4)
Hasil penelitian harus bermanfaat bagi kelompok masyarakat tertentu atau
masyarakat umum.
6.
Jika telah ada Ide atau Masalah yang Diteliti, Bisakah Penelitian Langsung
Dilakukan?
Sebaiknya
jangan terburu-buru langsung melakukan penelitian ke lapangan. Sebab resikonya
akan menghadapi banyak hambatan dan kebingungan menggali data yang belum tentu
cocok atau sesuai dengan yang dibutuhkan dalam penelitian.
Sebelum
melakukan penelitian yang sesungguhnya, seharusnya dilakukan studi pendahuluan,
yakni observasi awal menjajagi kemungkinan penelitian dapat dilakukan.
Observasi awal ini penting dilakukan untuk mencari informasi awal guna
mempertajam atau memperjelas ide atau masalah yang akan diteliti.
Fungsi studi
pendahuluan adalah:
- untuk mengetahui dengan pasti hal-hal yang akan diteliti.
- untuk mengetahui dengan pasti siapa informan (yang akan dimintai keterangan) dan mereka mau memberikan informasi.
- untuk mengetahui dengan pasti cara-cara mendapatkan data atau informasi.
- untuk mengetahui dengan pasti cara-cara menganalisis data
Sesuai
dengan fungsinya, studi pendahuluan harus dilakukan pada: (1) rencana lokasi
penelitian, (2) calon-calon informan, (3) alat-alat yang akan digunakan dalam
penelitian, (4) lembaga-lembaga yang akan memberikan data penelitian, (5)
sumber-sumber hasil-hasil penelitian sebelumnya, (5) buku-buku / internet yang
dibutuhkan teori-teori pendukungnya, dan (6) kesanggupan pembimbing yang akan
memberikan bimbingan selama melakukan penelitian.
7. Bagaimana
Merumuskan Judul dan Masalah Penelitian?
Apabila
telah diperoleh ide penelitian dan informasi yang cukup dari studi pendahuluan
maka langkah berikutnya adalah merumuskan judul dan masalah penelitian. Judul
dan masalah penelitian adalah hal yang terpenting dilakukan agar penelitian
yang dilakukan lebih terarah dan akurat dalam pengumpulan teori penelitian
serta data pendukung.
Judul
penelitian dirumuskan dari ide penelitian. Judul karya ilmiah hendaknya
dinyatakan dengan akurat dan padat permasalahan serta bentuk tindakan yang
dilakukan peneliti sebagai upaya pemecahan masalah. Formulasi judul hendaknya
singkat, jelas, dan sederhana namun secara tersirat telah menampilkan sosok
karya ilmiah. Dari kalimat judul penelitian sudah dapat digambarkan hal yang
diteliti dan secara tidak langsung dapat diketahui manfaatnya bagi masyarakat
tertentu atau masyarakat umum. Inti kalimat judul penelitian adalah “Hal
yang diteliti dan objeknya” dapat ditambah “manfaatnya”
jika dipandang perlu.
Contoh judul
penelitian KIR:
- Pengaruh Pemanfaatan Kompos Daun Nangka dan Limbah Sayuran terhadap Kadar N2O Tanah Sawah Subak Wos Teben di Desa Batuan, Kecamatan Sukawati
- Pemanfaatan Tombong Buah Kelapa sebagai Alternatif Bahan Pembuat Selai yang Bergizi dan Disukai Konsumen.
- Pemanfaatan Minyak Jinten untuk Meningkatkan Kemampuan Otak
- Pemanfaatan Sabut Kelapa Sebagai Agregat Dalam Pembuatan Beton
- Pemanfaatan Jantung Pisang (Musa paradisiaca) Sebagai Bahan Pengawet Daging.
- Studi Komparasi Antara Kualitas Salak Bali dengan Salak Bangkalis.
Merumuskan
masalah penelitian dilakukan dengan memilah judul penelitian yang mengandung
beberapa variabel yang harus dicarikan jawaban berdasarkan data-data yang nanti
akan dikumpulkan.
Kita ambil
contoh judul nomor (1) di atas “Pengaruh Pemanfaatan Kompos Daun Nangka dan
Limbah Sayuran terhadap Kadar N2O Tanah Sawah Subak Wos Teben di Desa Batuan,
Kecamatan Sukawati “. Dari judul itu dipilah menjadi 3 variabel, yakni
- kadar kadar N2O yang dihasilkan kompos daun nangka.
- kadar kadar N2O yang dihasilkan kompos limbah sayuran.
- pengaruh kompos daun nangka dan limbah sayuran terhadap kadar N2O dalam tanah
Dari
pemilahan judul penelitian menjadi 3 variabel tersebut sebut tinggal dirumuskan
menjadi kalimat pertanyaan yakni:
- Bagaimana kadar kadar N2O yang dihasilkan kompos daun nangka?
- Bagimana kadar kadar N2O yang dihasilkan kompos limbah sayuran?
- Bagaimana pengaruh kompos daun nangka dan limbah sayuran terhadap kadar N2O dalam tanah?
Rumusan
masalah penelitian ini khusus untuk point (3) dapat ditambah dengan tempat
penelitian yakni “Bagaimana pengaruh kompos daun nangka dan limbah
sayuran terhadap kadar N2O dalam tanah Sawah Subak Wos Teben di Desa Batuan,
Kecamatan Sukawati?
Jika sudah
sampai pada tahap perumusan masalah penelitian langkah selanjutnya yakni
merumuskan tujuan penelitian dapat dilakukan dengan sangat mudah yakni mengubah
rumusan masalah penelitian menjadi tujuan dengan menghilangkan kata “bagaimana”
menjadi kalimat “untuk mengetahui” dan di akhir kalimat rumusan masalah ada
tanda tanya “?” dalam rumusan tujuan penelitian dihilangkan atai diganti dengan
tanda titik (.).
Lihatlah
sekali lagi rumusan masalah penelitian tersebut di atas. Bandingkan dengan
rumusan tujuan penelitian berikut ini.
- Untuk mengetahui kadar kadar N2O yang dihasilkan kompos daun nangka.
- Untuk mengetahui kadar kadar N2O yang dihasilkan kompos limbah sayuran.
- Untuk mengetahui pengaruh kompos daun nangka dan limbah sayuran terhadap kadar N2O dalam tanah.
Jadi rumusan
tujuan penelitian dalam karya tulis ilmiah berkaitan langsung dengan masalah
penelitian. Sebab rumusan tujuan penelitian adalah untuk mengetahui atau
menjawab masalah yang diajukan dalam penelitian.
8. Perlukah
Dirumuskan Masalah Penelitian?
Jawabnya
perlu. Sebab sekecil apapun atau sederhana apapun penelitian yang dilakukan
pasti ada manfaat dari hasil yang nantinya dicapai. Paling tidak bermanfaat
bagi penulis/ peneliti bahwa penelitian itu untuk menambah wawasan tentang hal
yang sedang diteliti. Penelitian ilmiah yang baik adalah penelitian yang
memberikan manfaat yang cukup besar bagi banyak orang. Bahkan penelitian Albert
Einstein memberikan manfaat sangat besar dan mengubah cara pandang orang di
muka bumi ini tentang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Jadi rumusan
manfaat penelitian dapat diformulakan sebagai berikut.
- Bagi Masyarakat
- Bagi Pemerintah (jika dipandang perlu)
- Bagi penulis
9. Bagaimana
Caranya Menyusun Tinjauan Pustaka atau Landasan Teori?
Tinjauan
pustakan atau bisa disebut landasan teori masuk ke Bab II dalam karya tulis
ilmiah. Ada juga tinjauan pustaka digabungkan dengan Bab I yaitu Pendahuluan.
Tetapi hal itu tidak terlalu prinsip. Artinya tidak karena beda penempatan
tinjauan pustaka menyebabkan karya tulis ilmiah itu didiskualifikasikan oleh
juri atau panitia lomba karya tulis ilmiah.
Yang penting
untuk dipahami adalah bagaimana cara menyusun tinjauan pustaka. Cara atau tips
yang praktis untuk menyiapkan diri dalam menyusun tinjauan pustaka dapat
dijelaskan sebagai berikut.
(1)
Pahami betul judul penelitian dan masalah penelitian. Apakah variabel-variabel
yang ada dalam judul penelitian atau masalah penelitian. Sebab tinjauan
pustakan pada dasarnya adalah teori-teori yang perlu dipahami atau diketahui
terlebih dahulu oleh peneliti sebelum dilakukan penelitian sehingga penelitian
tidak salah arah. Jika teori belum diketahui peneliti atau penulis mana mungkin
dia bisa melakukan peneliti.
Contoh
pembanding dalam kegiatan sehari-hari kita, suatu hari kita disuruh orang
mencari seseorang ibu di pasar karena anak bayinya dititipkan sedang menangis.
Sedangkan kita tidak tahu dan tidak pernah mengenal si ibu bayi itu. Kalau
sosok ibu-ibu di pasar banyak tetapi manakah ibu yang diperlukan oleh bayi itu.
Jika kita langsung mencari sosok ibu yang dimaksud di kerumunan orang-orang di
pasar sama saja dengan buang-buang waktu dan tenaga dan kemungkinan besar kita
akan kehilangan arah pencarian. Oleh karena itu yang perlu dilakukan sebelum
mencari sosok ibu yang dimaksud adalah menanyakan ciri-ciri si ibu. Dalam
penelitian ilmiah ciri-ciri si ibu itu disebut dengan tinjauan pustaka. Dari
ciri-ciri si ibu atau dari tinjauan pustakan itulah kita akan memiliki kesiapan
melakukan penelitian.
(2)
Dari variabel-variabel dalam judul dan masalah penelitian dapat dicatat
pointer-pointer tinjauan pustaka yang perlu dicari atau
diburu baik di perpustakaan, toko buku, menanyakan
orang-orang sekitar yang mungkin punya buku yang berkaitan, dan melacak di
media internet. Bahan dari buku-buku, majalah, atau internet paling tidak untuk
satu pointer variabel didukung oleh 2 (dua) sumber. Kalau terpaksa hanya dapat
1 (satu) sumber masih bisa diterima daripada tidak ada tinjauan pustaka sama
sekali.
Dari judul
yang dijadikan contoh tersebut di atas: “Pengaruh Pemanfaatan Kompos Daun
Nangka dan Limbah Sayuran terhadap Kadar N2O Tanah Sawah Subak Wos Teben di
Desa Batuan, Kecamatan Sukawati”. Rumusan tinjauan pustaka yang mesti
dicari adalah:
-
Gas N2O yang dihasilkan tanah sawah
-
Pupuk organik kaitannya dengan gas N2O yang dihasilkan
-
Pupuk Anorganik kaitannya dengan gas N2O yang dihasilkan
(3)
Tinjauan pustaka dirumuskan secara berurutan sesuai dengan variabel-variabel
yang terkandung dalam judul dan masalah penelitian sehingga menjadi satu
rangkaian logika kerangka berpikir ilmiah si peneliti. Dari kemampuan
mengurutkan tinjauan pustakan itulah tim juri atau penguji Lomba Karya Tulis
Ilmiah dapat mengetahui keteraturan cara berpikir dan logika ilmiah yang
dimiliki si peneliti atau penulis. Jika landasan teorinya tidak teratur dan
berurutan serta memasukkan teori-teori yang tidak perlu (asal penuh atau asal
berisi teori) maka tim penguji dapat menebak si peneliti Karya Tulis ilmiah itu
jalan pikirannya ngawur dan kacau. Berikutnya dapat diprediksi hasil penelitian
ilmiahnya tidak dapat dipertanggungjawabkan keilmiahannya.
Contoh judul
di atas: Pengaruh Pemanfaatan Kompos Daun Nangka dan Limbah Sayuran
terhadap Kadar N2O Tanah Sawah Subak Wos Teben di Desa Batuan, Kecamatan
Sukawati. Tinjauan pustakanya secara teori gas N2O adalah salah satu
penyebab rusaknya lapisan Ozon di permukaan bumi yang menyebabkan terjadinya
pemanasan global. Teori lain menyebutkan Gas N2O salah satu sumber penghasilnya
adalah tanah pertanian yang digarap petani selama ini menggunakan pupuk kimia
seperti Urea, NPK. Dari teori lain menyebutkan pupuk alam atau organik dapat
mengikat mikroorganisme tanah dan gas N2O yang dihasilkan tergolong rendah.
Dari tinjauan pustaka dan teori-teori tsb dapat ditarik logika, jika petani
menggunakan pupuk organik akan mengurangi gas buang N2O ke udara berarti
kerusakan lapisan ozon dapat dikurangi sehingga pemanasan global tidak lebih
parah.
Untuk
membuktikan seberapa besar gas N2O yang dihasilkan pupuk alami dan pupuk alami
jenis mana yang lebih kecil menghasilkan N2O maka perlu dilakukan penelitian
eksprimen.
Sumber:
http://nymsudana.wordpress.com
Tata Cara
Penulisan Karya Ilmiah
Ada beberapa
hal yang harus diperhatikan dalam penulisan karya ilmiah, yaitu:
1.Istilah
asing dicetak miring dan dituliskan dengan benar
misal: base
station
…cell sites –> …cell site
downlinknya –> downlink-nya
…cell sites –> …cell site
downlinknya –> downlink-nya
2.
Penggunaan kata ‘dimana’
misal: ..teknik dimana digunakan..(salah)
..teknik yang digunakan..(benar)
misal: ..teknik dimana digunakan..(salah)
..teknik yang digunakan..(benar)
pada
persamaan:
x = y + z
dimana: <– keterangan: (sebaiknya kata ‘dimana’ diganti dengan ‘keterangan’) y= nilai asumsi z= nilai hitungan 3.Sebaiknya tidak menggunakan kata ‘kita’,’saya’ (kata ganti orang) dalam karya ilmiah. misal: ..dapat kita asumsikan…(salah) ..dapat diasumsikan…(benar) 4. Menggunakan kalimat pasif. (seperti contoh no 3 di atas) 5. Persamaan diberi nomor sesuai bab dan urutan serta tidak dicetak tebal. misal: c = a * b (2.3) 6. Gambar, tabel, persamaan, dan pernyataan/kutipan diberi sumber acuannya. 7. Kekonsistenan dalam penulisan. misal: …perkembangan selular… (kalimat ke 2) …seluler…(kalimat ke 10) 8. Tulislah kata dengan lengkap. misal: & –> dan
yg –> yang
x = y + z
dimana: <– keterangan: (sebaiknya kata ‘dimana’ diganti dengan ‘keterangan’) y= nilai asumsi z= nilai hitungan 3.Sebaiknya tidak menggunakan kata ‘kita’,’saya’ (kata ganti orang) dalam karya ilmiah. misal: ..dapat kita asumsikan…(salah) ..dapat diasumsikan…(benar) 4. Menggunakan kalimat pasif. (seperti contoh no 3 di atas) 5. Persamaan diberi nomor sesuai bab dan urutan serta tidak dicetak tebal. misal: c = a * b (2.3) 6. Gambar, tabel, persamaan, dan pernyataan/kutipan diberi sumber acuannya. 7. Kekonsistenan dalam penulisan. misal: …perkembangan selular… (kalimat ke 2) …seluler…(kalimat ke 10) 8. Tulislah kata dengan lengkap. misal: & –> dan
yg –> yang
9. Singkatan
diikuti kepanjangannya dan untuk kalimat berikutnya cukup singkatannya saja.
misal:
MU (mobile unit)… (kalimat ke 3)
…perawatan perangkat MU tidaklah terlalu sulit. (kalimat ke 10)
MU (mobile unit)… (kalimat ke 3)
…perawatan perangkat MU tidaklah terlalu sulit. (kalimat ke 10)
10. Gunakan
EYD
misal:
bilangan 10,000 km –> 10.000 km
…didapat… –> …diperoleh…
…terdiri dari…–> …terdiri atas…
bilangan 10,000 km –> 10.000 km
…didapat… –> …diperoleh…
…terdiri dari…–> …terdiri atas…
Penggunaan
huruf besar di awal kalimat.
Penempatan titik (.) dan koma (,) yang sesuai.
Penempatan titik (.) dan koma (,) yang sesuai.
11. Ikuti
tata cara/format penulisan karya ilmiah yang berlaku (yang dikeluarkan oleh
institusi)
misal:
> ukuran margin
> ukuran kertas
> jenis huruf
> ukuran margin
> ukuran kertas
> jenis huruf
12. Cek
penulisan sebelum diserahkan (http://hubbul.blogspot.com/)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar