Kamis, 18 Desember 2014

Surat dari Palestina ke Indonesia


Untuk saudaraku di Indonesia. Mengapa saya harus memilih dan mengirim surat ini untuk kalian di Indonesia. Namun jika kalian tetap bertanya kepadaku, kenapa? Mungkin satu satunya jawaban yang  saya miliki adalah karena negara kalian penduduk muslim terbanyak di punggung bumi ini, bukan demikian saudaraku? Di saat saya menunaikan ibadah haji beberapa tahun silam,ketika pulang dari melempar jumrah, saya sempat berkenalan dengan salah satu aktivis da’wah dari jamaah haji asal Indonesia, dia mengatakan kepadaku. Setiap tahun jamaah haji ada sekitar 205 ribu jamaah haji berasal dari Indonesia datang ke Baitullah ini. Wah sungguh jumlah angka yang sangat Fantastis dan membuat saya berdecak kagum. Lalu saya mengatakan kepadanya, saudaraku, jika jumlah jamaah haji asal Gaza sejak tahun 1987 sampai sekarang digabung, itu belum bisa menyamai jumlah jamaah haji dari negara kalian dalam satu musim haji saja. Padahal jarak tempuh kami ke Baitullah jauh lebih dekat dibandingkan kalian. Wah, pasti uang kalian sangat banyak, apalagi menurut sahabatku itu. Ada sekitar 5% dari rombongan tersebut yang menunaikan ibadah haji yang kedua kalinya.Subhanallah. Wahai saudaraku di Indonesia, saya pernah berkhayal dalam hati. Kenapa saya dan kami yang dilahirkan di GAZA ini tidak dilahirkan di negeri kalian saja. Pasti sangat indah dan mengagumkan. Negeri kalian aman, kaya, dan subur. Setidaknya itu yang saya ketahui tentang negeri kalian. Pasti ibu ibu di sana sangat mudah menyusui bayinya, pasti kalian dengan mudah mendapatkan pasokan susu di tokoh tokoh. Dan para wanita hamil kalian mungkin dengan mudah bersalin di rumah sakit yang mereka inginkan. Ini yang membuat kami iri padamu saudaraku. Saudaraku, tidak seperti di negeri kami. Tidak jarang tentara israel menahan mobil ambulance yang akan mengantarkan isteri kami ke rumah sakit yang lebih lengkap alatnya di daerah Rafah. Sehingga istri kami terpaksa melahirkan di atas mobil saudaraku..! susu formula bayi adalah barang langka di GAZA sejak kami diblokade 2 tahun yang lalu, namun istri kami tetap menyusui bayi bayinya dan menyapihnya hingga dua tahun lamanya, walau terkadang untuk mempelancar ASI mereka, istri kami rela minum Air rendaman gandum. Namun mengapa di negeri kalain, katanya tidak sedikit kasus pembuangan bayi yang tidak jelas siapa ayah dan ibunya. Terkadang ditemukan mati di parit parit selokan, dan tempat sampah. Itu yang kami dapat dari informasi di Televisi. Dan yang membuat saya terkejut dan merinding Ternyata negeri kalian adalah negeri yang tertinggi untuk kasus aborsinya untuk wilayah Asia. Astagfirullah. Ada apa dengan kalian? Apa karena di negara kalian tidak ada konflik bersenjata seperti kami di sini. Sehingga orang bisa melakukan hal hina seperti itu? Sepertinya kalian belum mengerti arti sebuah nyawa bagi kami di sini. Memang hampir setiap hari di GAZA sejak penyerangan Israel, kami menyaksikan bayi bayi kami mati. Namun bukanlah di selokan selokan atau got got apalagi di tempat sampah. Mereka mati syahid saudaraku! Mati syahid karena serangan roket tentara Israel! Kami temukan mereka tak bernyawa lagi di pangkuan ibunya. Di bawah puing puing bangunan rumah kami yang hancur oleh serangan Zionis Israel. Saudaraku. Bagi kami nilai seorang bayi adalah aset perjuangan kami terhadap perjuangan kami terhadap penjajahan Yahudi. Mereka adalah mata rantai yang akan menyambung perjuangan kami memerdekakan negeri ini. Perlu kalian ketahui, sejak serangan Israel tanggal 27 desember 2009, saudara saudara kami yang syahid sampai 1400 orang, 600 diantaranya adalah anak anak kami, namun sejak penyerangan itupula sampai hari ini kami menyambut lahirnnya 3000 bayi baru di jalur GAZA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar