TEKNIK
PENULISAN SKENARIO FILM
Oleh: Abdul Rahim
Jurusan Seni Drama Tari dan Musik
(Sendratasik) UNM
http://www.abrahkreatif.blogspot.com
A.
PENGERTIAN SKENARIO
Pengertian mengenai Screenplay atau Skenario menurut Syd Field
dalam bukunya The Foundations of Screenwriting adalah :
”A screenplay is a story told with pictures, in dialogue and
description, and placed within the context of dramatic structure. A screenplay
is a noun – it is about a person, or persons, in a place or places, doing his
or her or their thing. All screenplays execute this basic premise. The person
is the character, and and doing his or her thing is the action.
(1994:8).
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa skenario itu
adalah sebuah naskah cerita yang menguraikan urut-urutan adegan, tempat,
keadaan, dan dialog, yang disusun dalam konteks struktur dramatik. Seorang
penulis skenario dituntut untuk mampu menerjemahkan setiap kalimat dalam naskahnya
menjadi sebuah gambaran imajinasi visual yang dibatasi oleh format pandang
layar bioskop atau televisi. Adapun fungsi dari skenario adalah untuk digunakan
sebagai petunjuk kerja dalam pembuatan film.
B.
TEKNIK PENULISAN SKENARIO
1. Inti Cerita
Tahap awal dalam penulisan skenario adalah menetukan inti cerita
yang akan dikembangkan menjadi sebuah skenario. Dalam inti cerita ini kita
sudah mempunyai gambaran singkat tentang plot, karakter utama, maupun setting
dari cerita. Inti cerita ini bisa berasal dari ide/inspirasi yang kita temukan
baik dalam imajinasi atau fenomena keseharian kita. Banyak juga penulis
skenario yang mengadaptasi novel, cerpen, atau puisi untuk dikembangkan menjadi
skenario.
Inti cerita dari film Romeo and Juliet, misalnya, adalah percintaan
antara dua orang anak manusia yang berasal dari latar belakang keluarga yang
berlawanan yang pada akhirnya melahirkan tragedi.
2. Sinopsis
Sinopsis adalah ringkasan cerita yang akan dikembangkan menjadi
skenario. Pada umumnya Sinopsis ditulis semenarik mungkin dengan maksud
menggoda pembacanya untuk membaca skenario dari sinopsis tersebut. Panjang
sinopsis biasanya dari setengah sampai dua halaman. Sebagai contoh, kita dapat
membaca sinopsis dari film-televisi Gadis Misterius berikut ini :
“Kisah roman-tragedi tentang seorang pelukis muda yang terobsesi
pada gadis cantik yang pernah dilihatnya di tepi jurang. Obsesinya itu menjadi
kenyataan ketika dia berkenalan dengan Lilis, resepsionis di sebuah kafé yang
mempunyai wajah sangat mirip dengan wanita impiannya itu. Cerita kemudian
berkembang setelah wanita yang dicintainya itu pun tiba-tiba menghilang dan dia
dipaksa untuk menerima kenyataan-kenyataan yang sangat tidak masuk di akal.
Lilis yang telah dipacarinya itu, ternyata telah meninggal jauh sebelum mereka
pertama kali berkenalan. Kenyataan-kenyataan yang aneh tersebut justru
mendorongnya untuk melakukan penyelidikan sampai kemudian dia menemukan jawaban
yang sesungguhnya.”
3. Karakter
Karakter atau tokoh adalah merupakan salah satu unsur terpenting
dalam skenario sama halnya dalam cerpen maupun novel. Akan tetapi dalam
skenario, karakter harus lebih dikembangkan secara lebih rinci. Hal ini juga
berhubungan dengan kebutuhan aktor atau aktris yang akan memerankan karakter
tersebut. Perincian karakter dalam skenario biasanya meliputi nama peran, jenis
kelamin, usia, ciri-ciri fisik, sifat/prilakunya, pendidikan, kebiasaan,
hubungan dengan karakter yang lain, dan sebagainya. Contoh perincian karakter
adalah sebagai berikut :
Lilis,
wanita berusia 25 tahun. Matanya teduh, murah senyum, rambutnya yang ikal
panjang sampai ke punggung, dan tubuhnya ramping. Seorang wanita cantik yang
selalu tampil sederhana, pekerja keras, dan baik hati. Dia juga tegar dalam
menghadapi cobaan hidupnya. Meski dia selalu menghindar, namun diam-diam dia
pun jatuh hati kepada Alam.
4. Plot
Penyusunan plot yang merupakan alur cerita sangat diperlukan dalam
menulis skenario sebagaimana dalam penulisan novel maupun cerpen. Struktur plot
lazimnya terdiri dari 3 (tiga) babak yaitu set up atau awal konflik,
confrontation atau komplikasi masalah, dan resolution atau penyelesaian
masalah. Dengan adanya plot yang disusun terlebih dahulu akan sangat membantu
penulis dalam penulisan skenario. Bentuk plot secara sederhana adalah sebagai
berikut :
Babak I : Alam berkenalan dengan Lilis di sebuah kafe tempat Lilis bekerja,
kemudian timbul rasa saling suka diantara mereka. Konflik mulai timbul ketika
secara tidak sengaja Lilis bertemu dengan Pak Willy, Lilis kabur dan menghilang
entah kemana. Alam terus mencarinya dan bingung karena dipaksa untuk menerima
kenyataan-kenyataan yang sangat tidak masuk di akal. Lilis yang telah
dipacarinya itu, ternyata telah meninggal jauh sebelum mereka pertama kali
berkenalan.
Babak II : Kenyataan-kenyataan yang aneh tersebut justru mendorongnya untuk
melakukan penyelidikan sampai akhirnya dia menemukan jawaban yang sesungguhnya,
Lilis dan Pak Willy pernah menikah dan mempunyai seorang anak, namun Pak Willy
tidak mau bertanggung jawab. Alam kemudian berhasil menemukan Lilis dan menyatakan
keinginannya untuk menikahi Lilis, namun Lilis menampik. Alam pasrah. Pak Willy
kemudian berambisi untuk memiliki Lilis dan anaknya kembali. Dia berusaha
membujuk Lilis.
Babak III : Lilis akhirnya menjatuhkan pilihannya pada Alam, happy ending.
5. Outline
Outline adalah susunan urutan adegan per adegan secara lebih rinci.
Jadi bisa dikatakan bahwa outline adalah penjabaran dari plot. Contoh outline
adalah sebagai berikut :
1.
Di Kawasan Puncak :
1.1.
Alam melukis pemandangan perkebunan teh yang ada di hadapannya,
1.2.
Alam menghentikan kegiatan melukisnya begitu melihat seorang gadis berdiri di
tepi jurang sambil memandang ke dasar jurang dan bersiap-siap melompat,
1.3.Alam
yang melihat kejadian tersebut menjadi panik dan berteriak agar gadis itu tidak
melompat,
1.4.Gadis
itu tidak menanggapinya, dia tetap memandangi dasar jurang dengan tatapan
kosong,
1.5.Alam
berlari ke arah tepi jurang tempat gadis itu berada,
1.6.Alam
tiba di tepi jurang dengan terengah-engah, namun dia tidak menemukan gadis itu
lagi, dan seterusnya.
6. Scene
Scene atau scene heading merupakan informasi tentang adegan. scene
heading umumnya terdiri dari nomor scene, INT/EXT, lokasi adegan, dan waktu
adegan. INT atau singkatan dari interior digunakan apabila pengambilan gambar
dilakukan di dalam ruangan, sedangkan EXT atau singkatan dari exterior
digunakan apabila pengambilan gambar dilakukan di luar ruangan. Adapun bentuk
scene heading adalah sebagai berikut :
1.
EXT. KAWASAN PUNCAK - PAGI
7. Action
Action atau aksi adalah keterangan mengenai kejadian dalam setiap
scene atau adegan yang merupakan penjabaran dari Outline yang sudah dibuat
sebelumnya. Untuk Scene 1 dapat ditulis sebagai berikut :
1.
EXT. KAWASAN PUNCAK - PAGI
Alam
melukis pemandangan perkebunan teh yang ada di hadapannya.
8. Dialog dan
Parenthetical
Dialog adalah kata atau kalimat yang harus diucapkan oleh karakter
dalam adegan. Sedangkan parenthetical adalah pentunjuk aksi atau ekspresi yang
harus dilakukan oleh karakter dalam mengucapkan dialog. Misalnya emosi, sedih,
menangis, tersenyum, tertawa, dan sebagainya. Adapun dialog yang mengiringi
perjalanan scene yang menunjukkan suara hati atau pikiran dari karakter tanpa
melafalkan dialog digunakan istilah Voice Over (V.O), sedangkan dialog tanpa
menampilkan karakter dalam adegan digunakan istilah Off Screen (O.S). Contoh
dialog dan parenthetical adalah sebagai berikut :
8.
INT. VILA PUNCAK - PAGI
Alam
menghampiri dan melihat sebuah lukisan wanita yang terpampang di dinding ruang
tamu. Dipandanginya lukisan itu lama-lama. Bersamaan dengan adegan tersebut,
terdengar suara Alam.
ALAM
(V.O)
Aku
tidak tahu pasti, apakah yang dia kagumi lukisanku atau wanita yang ada di
dalam lukisan ini? Aku merasa tidak perlu tahu. Kalaupun dia mengagumi wanita
yang ada di dalam lukisan ini adalah hal yang wajar karena akupun sangat
mengaguminya, bahkan aku pernah melihatnya walau hanya sekejap.
ISTILAH-ISTILAH TEKNIS PENULISAN SKENARIO
Dalam penulisan skenario terdapat banyak istilah-istilah teknis
selain yang telah disebutkan sebelumnya, berikut ini adalah istilah-istilah
teknis lainnya yang umum digunakan, antara lain adalah :
·
CAMERA FOLLOW, petunjuk pengambilan gambar dengan cara mengikuti
pergerakan obyek.
·
CAMERA PAN TO, petunjuk pengambilan gambar dengan cara mengalihkan
kamera kepada obyek yang dituju dari obyek sebelumnya.
·
CLOSE UP, petunjuk pengambilan gambar secara close-up.
·
CUT TO, mengakhiri adegan secara langsung tanpa proses transisi.
·
CUT TO FLASH BACK, petunjuk mengalihkan gambar ke adegan flash
back.
·
FADE IN, petunjuk transisi memasuki adegan secara perlahan.
·
FADE OUT, petunjuk transisi mengakhiri adegan secara perlahan dari
layar.
·
FLASH BACK CUT TO, petunjuk untuk mengakhiri adegan flash back.
·
INSERT, sama dengan CAMERA PAN TO.
·
INTERCUT, petunjuk potongan adegan dalam satu adegan/scene.
·
ZOOM IN, petunjuk gerakan kamera dengan menyorot obyek dari jauh
sampai dekat atau close-up.
ZOOM
OUT, petunjuk gerakan kamera dengan menyorot obyek dari dekat sampai jauh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar