JUARA Harapan 1 SALAH SMS
Karya : Paulus PN Simangunsong
Para
tokoh:
01.
Nina : Pelajar SMA
02.
Togi : Abang ipar
Nina
03. Kakak Nina : Istri Togi
04. Dandi : Pacar Nina
05. Tono : Pengagum Nina
06. Ruri : Teman Nina yang sering
iri
07. Tuti : Teman Nina
08. Orang 1 : Kelompok Ruri
09. Orang 2 : Kelompok Ruri
10. Kepala sekolah
11. Guru
Para
pelaku tidak bicara
1
KANTIN
SEKOLAH. PAGI.
LAGU GARUDA PANCASILA DALAM IRAMA
DANGDUT.
BUNYI LONCENG TANDA ISTIRAHAT.
TERDENGAR SORAK-SORAI GEMBIRA.
PARA MURID MENARI DAN MENYANYI
Wo
wo wo…
Tiba
saatnya istirahat sekolah
Ya
ya ya…
Lupakan sejenak ilmu
eksakta
Ya
ya ya wiyuuu…
Andai
tak ada gedung sekolah
Mungkin
belajar di jalan raya
Berbaur
dengan pedagang kaki lima
Menggelar alas koran di trotoar kota
Wo
wo wo…
Tiba
saatnya istirahat sekolah
Ya
ya ya
Lupakan sejenak ilmu eksakta
Ya
ya ya wiyuuu…
Bukannya benci belajar
Bukannya
tak ingin pintar
Tapi hati
ingin senang sejenak
Istirahatkan otak walau sesaat
Wo wo
wo… Ye ye ye…
TELEPON GENGGAM BERBUNYI KENCANG
MENANDAKAN SMS MASUK.
Ruri : (LATAH) Copot…copot…copot….copot.
Eh, copot. Hhhh… suaranya
kencang banget. Bikin kaget. Nggak
ada yang lebih kenceng lagi? SMS
nih. Baru pegang eh, sudah ngagetin.
Bagaimana kalau lama? Atau
sambil dielus-elus? Bisa mati
jantungan aku.
Nina : Baca saja!
Makanan datang nih. Ruri, kamu masih sering lewat
taman?
Hati-hati lho! Aku baca di koran tadi pagi, semalam
ada pemerkosaan disana.
Ruri : Iya. Aku juga
dengar dari Bapak. Selanjutnya lebih baik pulang
Lewat depan kelurahan
walau sedikit jauh memutar. Tidak apa
-apalah? Daripada ada
apa-apa. (MEMBACA SMS. KAGET
. MENYEMBUNYIKAN RASA
KAGET)
Nina : Dari siapa? Apa pesannya?
Ruri : (GUGUP) Belum baca kok he he he… Aduh!
Tiba-tiba ingin ke WC.
Tunggu
sebentar ya! Sampai nanti. (MENINGGALKAN HP)
Nina : (MENYANTAP MAKANAN. SMS TIDAK DIBACA)
Tingkahnya aneh bin ajaib?
Ooo… mungkin kena sindrom HIV stadium empat HIV, Hasrat Ingin Vivissssss…
(LONCENG ISTIRAHAT SELESAI.
NINA BURU-BURU MEMBAYAR LALU MASUK KELAS)
LAMPU BERUBAH
MEJA-KURSI KANTIN BERUBAH POSISI MENJADI MEJA-KURSI DI KELAS.
2
DALAM
KELAS. SIANG.
MURID-MURID MASUK SETELAH JAM
ISTIRAHAT SELESAI.
RURI MENYANYI DENGAN
TEMAN-TEMANNYA.
Ruri : (MENYANYI)
Hai teman-teman
Ada berita bagus
Bukan akal bulus
Kalian tentu senang
Sini
sini aku bisikkan
Di antara kita semua
Ada yang ihh… nggak tega
Semua : Ada
apa sih
Bikin penasaran
Ruri : Di
antara kita semua
Salah satu teman kita
Sudah bercinta tadi malam ah ah ah…
Bukan hanya itu saja
Tapi ada kondom dom dom dom
Semua : Siapa?
Siapa? Bohong lagi kan?
Ruri : Eee…
Sini…Sini (BERBISIK)
Semua: Nggak mungkin. Nggak mungkin.
Nina itu anak baik-baik
Nggak mungkin berbuat tak baik.
Pacarnya alim
Belajarnya rajin
Jadi nggak mungkin, nggak mungkin benar
Ruri : Memang orang
alim nggak tahu yang enak? Tidak suka yang enak-
enak? Salah. Justru mereka lebih gila imajinasinya. Sadar! Sadar! Air
tenang menghanyutkan toh? Siapa tahu pacarnya Nina menghanyutkan? Siapa tahu?
Eh, siapa tahu waktu dia melamun ternyata membayangkan kita lagi telanjang?
Hiiii seram kan?
Orang 1: Tidak usah munafik Ruri! Bukannya suka?
Ruri : Kalau pacarnya
Nina mau? Ya, mau juga sih.
Semua : Huuu…
Ruri : Tapi benar
lho. Dengan mata kepala sendiri kubaca SMS itu. Malah
Lebih dulu baca daripada Nina. Tadi barusan. Aku pura-pura ke WC,
terus kesini memberitahu kalian.
Dibilangin tidak mau percaya.
Semua: Apa? Apa?
Apa?
Ruri : (MENGAWASI SEKITAR. MULAI BANYAK YANG MASUK
KELAS.)
Sayang titik titik titik. (MENJELASKAN)
Titiknya ada tiga.
MELANJUTKAN ISI
SMS) Tadi malam, koma, aku tidak pakai
kondom ,titik, hari ini sudah
beli. (MENGAGETI) Kondom!
Orang 2: (LATAH) Kondom…kondom eh
kondom.
Semua: (TERTAWA)
Orang 1: (IKUT LATAH) Udah dom dom
dom eh dom.
Semua: (TERTAWA)
Orang 2:: Udah nggak keset keset keset lagi dong?
Orang 1: Blong?
Orang 2: Bolong?
Ruri : Ompong.
Melompong. Tapi enak kali ya?
Semua: Enak tenan… sst sst sst!
Nina : (MASUK TANPA
MERASA ADA APA-APA. TEMAN-TEMANNYA
MENATAP
ANEH. GURU MASUK.)
LAMPU
BERUBAH
3
RUANG
TAMU KELUARGA TOGI. SORE.
TOGI DAN ISTERI SEDANG
BERSANTAI.
Togi : Penonton tahu tidak? Ini apa?
Tidak tahu? Masa tidak tahu? Wah
ketinggalan jaman. Ini namanya EICH
PI. Telepon seluler. HAP…
PE. HAP… PE ini baru ganti
onderdil. Bukan ganti EL SI DI atau
antena atau KI PET tapi SIM KART. SIM KART lama diganti dengan
yang baru. SIM KART lama sudah kadaluwarsa
soalnya kelamaan
tidak diisi pulsa. Maklum! BBM
naik, listrik naik, ongkos bus kota naik.
Semua serba naik. Kere jadinya.
Semua harus hemat.
Pulsa pun dihemat. Karena terlalu
hemat, tenggang waktu aktif SIM KART
habis. Jadi harus beli kartu baru.
Yang menyebalkan, nomor telepon
teman-teman di SIM KART lama
ikut hilang. Terpaksa deh bercapek-
capek ria mendata lagi nomor-nomor
telepon.
Satu-satu
masukin punya ibu
Dua-dua
masukin punya ayah
Tiga-tiga
masukin punya istri
Satu
dua tiga baru yang lainnya.
Capek juga memasukan semua nomor. Untung pernah
membuat backup di buku telepon. Kalau tidak, harus tanya lagi ke
orangnya. Hilang dong nomor si gadis cantik.
Sebenarnya bukan itu yang menarik. Tapi ini nih (BUNYI
SMS MASUK) Nah! Datang lagi. Betul dia lagi. (MEMBACA)
Aku tidak kenal anda.
Jelas saja tidak kenal. Aku
juga tidak kenal anda. Tadinya kupikir ini nomor istriku tercinta, si super
galak. Ternyata bukan. Mungkin keliru memasukkan data nomor, jadinya salah ke
nomor orang lain.
Jaman begini harus hemat. Kurangi pemakaian
telepon! Manfaatkan fasilitas SMS semaksimal mungkin! Andai saja ada gerakan
massal anti menelepon, tentu penghematan besar-besaran. Semua serba SMS.
Dijamin negara tetangga tidak akan tertarik membeli perusahaan telepon negara
kita.
Namun sungguh celaka. Bangsa kita suka gosip.
Negeri doyan ngerumpi. Bisa berjam-jam cuap-cuap di telepon. Cuap-cuap
apa saja. Dari harga cabe melambung tinggi hingga gosip artis kawin-cerai.
Susah! Lihat saja berapa banyak acara psst psst… artis di televisi! Semua
stasiun televisi punya.
Yang ini harus dipertahankan. Apalagi dia sekolah
di tempat yang putri-putrinya terkenal cantik jelita. Kan sudah jadi rahasia
umum kalau wanita sekarang suka dengan lelaki yang lebih tua. Apalagi sudah
berkeluarga, banyak dicari. Sudah pengalaman, kata mereka. Ditambah pula bisa
memberikan hadiah bedak atau baju baru, maka jadilah pasangan bersenang-senang
dan terus ke… penonton terusin sendiri deh!
Ups, tapi ini kan sekolah adik iparku? Ngeri juga
kalau sampai tercium SMS-an dengan anak sekolah. Bisa lumat aku.
Tapi ada ini. Otak. Otak mencari siasat.
Kakak Nina: Siasat apa?
Togi : Tidak ada
apa-apa. Aku lagi bersiasat agar hemat pulsa.
Kakak Nina : Kirain siasat ngibulin istri.
Pah, pinjam HP!
Togi : Nah itu siasat
pertama. Tidak meminjamkan HP kepada istri.
Kakak Nina : Sebentar saja.
Nggak bakalan dimakan. Pulsa Mama habis.
Pinjam dong ! Sebentar
saja.
Togi : Siasat
kedua, tidak boleh meminjamkan HP kalau sebentar.
Kakak
Nina: Ya sudah.
Pinjamnya lama.
Togi : Siasat ketiga, tidak boleh meminjamkan HP, apalagi lama.
Kakak Nina: Pak Togi, aku kan isterimu? SMS
sekali saja.
Togi : Kakaknya Nina, tidak boleh.
Siasat keempat, tidak meminjamkan
HP Untuk SMS. Apalagi istri.
Kakak
Nina: (SEBAL) Mau dipegang
saja. (TOGI MAU MENJAWAB). Itu siasat ketiga tidak meminjamkan HP untuk
dipegang saja oleh istri. Awas ya! Nanti malam tidak boleh pegang-pegang! Titik
(KELUAR)
Togi : Itu beda. Kalau
urusan pegang itu nggak pakai siasat-siasatan.
Istriku! Istriku! Puasa lagi malam ini. Gara-gara
HP ini sih. Gencatan senjata deh. Istriku!(MENGEJAR)
LAMPU
BERUBAH
4
DALAM
KELAS. PAGI.
MEJA DAN KURSI TERSUSUN RAPI. DI KELAS HANYA ADA NINA DAN TUTI.
Nina : (MENYANYI)
Kepada angin dan matahari
Kemana jawab akan kutemui
Tak tahu aku apa yang terjadi
Seolah aku kembang bangkai mati
Baunya tajam menusuk nurani
Sahabat saja yang aku cari
Yang telah ada pergi menjauhi
Apalah arti hidup begini
Seperti mati
Sendiri dan sepi
Perjalanan kehidupan
Butuh teman untuk berbagi
Walau tak abadi tapi berganti
Sesaat saja dibutuhkan hati
Hati yang damai
Teman yang ramai
Tuti : Aku masih
sahabatmu. Tak usah risau. Tapi jujur Nin! Kita kan
sahabat.
Aku butuh
kejujuranmu. Benar tidak isi SMS itu? Terus terang! Tidak
usah malu
atau sungkan. Aku sahabat yang bisa menjaga rahasia.
Kamu tahu
sendiri kan?
Nina : Kamu sahabat
sejati Tuti. Isi SMS itu benar. Tapi tidak ada
Hubungannya denganku.
Tuti : Tidak ada hubungan? Dia tahu
nomormu. Dia menge-SMS berkali
-kali. Dia tahu sekolahmu. Untung dia belum tahu rumahmu. Apa dia
sudah tahu lagi?
Nina : Itu aku yang beritahu. Maksudku,
agar dia percaya kalau dia salah
SMS. Aku kasih tahu kalau aku
bukan istrinya. Aku ini anak sekolah. Eh
malah SMS lagi: istriku bisa saja.
Untungnya, masalah tempat tinggal dia
tidak kuberitahu.
Tuti : Tapi Nina,
bahaya memberitahu identitas kepada orang tidak
dikenal. Siapa tahu dia pembunuh
berdarah dingin? Atau pemerkosa
yang mencari mangsa? Atau perjaka
tua yang cari perawan tingting?
Orang-orang jaman sekarang penuh
tipu daya. Bukan hanya orang lain
atau tetangga yang ditipu, bahkan istri
dan anak tega ditipu.
Nina : Aku cuma ingin jujur. Berharap
supaya dia mau mengirim SMS,
menyatakan
salah kirim SMS. Itu saja. Bukti itu akan jadi alatku
melawan gosip miring
yang beredar. Aku tidak tahan lagi tatapan mata
aneh teman-teman
karena SMS pertama itu?
Tuti : Memang! Aku sahabatmu ikut
terganggu. Kamu anak baik.
Sepengetahuanku tidak pernah berbuat macam-macam. Aku percaya
kamu seratus persen.
Nina : Tapi dia tidak pernah meluluskan
permintaanku. Malah ingin
Kenalan lebih jauh. Mengejak bertemu. Kopi darat.
Tuti : Terus mau?
Nina : Ya tidak. Takut lah. Aku takut
kalau dia berbahaya seperti katamu
tadi. Aduh bagaima ini? Kalau gosip ini sampai ke guru, bisa gawat.
Pasti akan sampai ke Kepala Sekolah. Terus sampai juga ke keluarga.
Gawat.
Tuti : Kenapa tidak ditelepon saja?
Sudah berusaha menelepon?
Mungkin dengan begitu dia mau berbaik
hati? Dugaanku kamu kenal dia.
Niatnya hanya menggoda kamu. Main-main.
Nina : Sudah. Tapi dia tidak mau
mengangkat. Malah balas SMS: hemat
pulsa! Cintailah SMS seumur hidup! Lagian kan tidak surprise kalau
sudah ngobrol dulu? Mendingan ketemu langsung saja.Jadi, tidak
mungkin kita saling kenal. Bagaimana dong? Biasanya kamu banyak
akal.
Tuti : Masalah begini nggak berani kasih
masukan deh. Urusannya bisa
panjang.
Nanti ada
apa-apa, aku ikut bertanggung jawab. Pertama-tama jadi saksi
lalu terdakwa. Saksi kan bisa jadi terdakwa? Nggak ah.
Nina : Jadi dibiarin saja? Nanti
teman-teman menganggap isi SMS itu
memang benar. Kelakuanku seperti gosip miring yang beredar sekarang
memang benar. Pembuktian dari sumber SMS bisa membantuku
membersihkan nama.
Guru : (MASUK) Nina dipanggil
Kepala Sekolah.
Nina : Baik Bu. Tuh kan? Pasti gosip
sudah sampai.
Tuti : Sementara diamin saja Nin. (DILIRIK
GURU) Bukan. Bukan Ibu.
LAMPU
BERUBAH
MEJA-KURSI KELAS BERUBAH POSISI MENJADI MEJA-KURSI DI KANTOR KEPALA SEKOLAH
5
RUANG
KEPALA SEKOLAH.
Kepala sekolah : Selamat pagi
anak manis!
Nina : Selamat pagi juga Ibu cantik!
Kepala Sekolah: Haus? Silahkan minum!
Nina : Tidak Bu. Terima kasih.
Kepala sekolah: Kamu cantik hari ini.
Nina : Ah, Ibu bisa
saja.
Kepala sekolah: Sudah beli kondom ya?
Nina : Kondom?
Kepala sekolah : Memalukan. Kamu
menorehkan aib di sekolah ini. Tidak Ibu
sangka. Anak
cantik dan sepintar kamu bisa berbuat bejat.
Serigala berbulu
domba. Tanggalkan bulu domba itu!
Nina : Saya tidak pakai bulu Bu.
Kepala sekolah: Maksud saya,
kamu harus menanggalkan, melepaskan aib dari
Sekolah ini.
Nina : (KEPADA DIRI SENDIRI) Menanggalkan
aib, melepaskan aib. (KE
KEPALA SEKOLAH) Bu ampun!
Mohon jangan keluarkan saya dari
sekolah! Bagaimana masa depanku Bu? Saya masih ingin belajar dan
bermain dengan teman-teman. Apa masalahnya Bu? Saya tidak
melakukan kesalahan apa-apa.
Kepala sekolah: Tidak bersalah
bagaimana? Hubungan badan di luar nikah
bukan apa-apa?
Masalah kondom anakku yang cantik kitik kitik
kitik! Itu
masalahnya. Saya akan siapkan surat pemecatanmu
dari sekolah ini. Segera pulang! Beresi
buku-bukumu dari
kelas.
Nina : Saya tidak ngapa-ngapain kondom
Bu. Benar! Tidak mencuri kondom
siapa-
siapa. (SADAR) Ooo, masalah SMS itu ya Bu? Tidak Bu.
Tidak.
Itu tidak
benar. SMS itu salah kirim Bu. Salah kirim. Mohon, jangan
Hanya
mendengar dari satu sumber! Nomor pengirim SMS itu benar
-benar
tidak saya kenal.
(GURU DAN RURI MASUK)
Guru : Ada informasi tambahan (BERBISIK
KE KEPALA SEKOLAH)
Kepala sekolah: Baik. Terima
kasih. (GURU DAN RURI KELUAR)
Nina : Bu, saya benar-benar tidak
bersalah.
Kepala sekolah: Nina Nina. Sulit bagi Ibu mempercayaimu. Masalah
SMS
Kamu bantah.
Sekarang ditambah lagi kamu berpacaran
dengan pak Gatot.
Berpacaran dengan gurumu sendiri. Itu
sama sekali tidak
etis. Dilarang. Tidak baik seorang murid
berpacaran dengan
gurunya. Tahu? Masih mau membantah?
Menghindar? Alasan
apa lagi akan keluar dari mulutmu?
Nina : Masalah apa lagi ini? Itu lebih
tidak benar lagi Bu. Saya mengagumi
pak Gatot. Dia ganteng, simpatik, pintar mengajar dan kebetulan
rumahnya
searah rumah saya. Jadi sering jalan bersama. Saya memang
menyukai
pak Gatot. Kalau dia mau jadi pacar, saya tidak keberatan.
Kepala sekolah: (KE PENONTON). Saya juga mau
tahu.
Nina : Saya tidak ada
apa-apa Bu. Kenapa Bu?
Kepala Sekolah: Saya mau tahu.
Eh, maaf. Hmmm… baik-baiklah. Kamu bisa
berceloteh apa saja. Silahkan cuap-cuap
apa saja. Tapi Ibu
butuh bukti. Buktikan berita kondom itu
benar-benar kesalah
-pahaman! Kesalah- kiriman SMS. Ibu
butuh bukti. Ibu tidak
ingin ini jadi hal buruk di sekolah
kita. Hubunganmu dengan
pak Gatot akan Ibu usut lebih lanjut.
Nina : Silahkan Bu! Saya sudah
menghubungi si pemilik HP. Saya menelepon
langsung. Juga sudah saya SMS. Tapi dia tidak menggubris. Malah
mengajak kenalan segala.
Kepala sekolah: Ibu tidak mau
tahu. Pokoknya kamu harus dapat bukti.
Bagaimana caranya,
Ibu tidak mau tahu dan tidak ikut campur.
Kalau tidak ya bye
bye.
Sudah.
Masuk kelas sana! Ibu tunggu paling lambat tiga hari.
Nina : Baik bu.
LAMPU
BERUBAH
MEJA-KURSI RUANGAN KEPALA SEKOLAH
BERUBAH POSISI MENJADI MEJA-KURSI DI KELAS.
Nina : (MASUK KELAS)
Ruri : (MENYANYI)
Nah lo ini dia
Gadis manis sok manis
Tapi bau amis hiii
Teman-teman:
Nah lo ini dia
Putri manis bukan gadis
Hiii
Ruri: Tak punya malu sedikitpun
Tak bermoral secuilpun
Apa guna hidupmu
Kalau bernoda dirimu
Semua : Nah lo ini dia
Gadis manis sok manis
Tapi bau amis hiii
Nah lo ini dia
Putri manis bukan gadis
Hiii
Semua : Pecat!
Pecat! Usir! Usir! Tidak tahu malu he!
Nina : (KELUAR SAMBIL
MENANGIS)
Semua : Huuuuu….!
LAMPU
BERUBAH
6
SUATU TEMPAT.
SORE.
Dandi : (MENYANYI)
Kekasih
Benarkah berita yang
kudengar
Jangan jadikan aku sedih
Aku ingin kejujuran
Kejujuran
Apalagi yang bisa kuharap
Semoga dewa cinta
Masih menyatukan hati kita
Kalau tidak
Apa yang bisa kulakukan
Bila berita itu benar
Aku dibohongi selama ini
Dibohongi
beningnya mata
Dan
lembutnya kata dari mulutmu
Apa aku
kau bohongi
Nina: (MENYANYI)
Tidak
kekasih
Semua
itu tidak benar
Kesalah
paham semata
Dan
salah kirim
Hhhh…
Dandi : Aku
tak percaya
Aku tak percaya
Tak bisa percaya begitu
saja
Pasti ada sesuatu yang
salah
Bagaimana dia bisa tahu kamu?
Bagaimana bisa tahu? Berita ini
pun telah diketahui kedua orang
tuaku. Mereka menasehati
menjauhimu. Aku juga tidak ingin kena getah
perbuatanmu.
Nina : Dengan apa kubuktikan? Bagaimana
caranya agar kau percaya?
Haruskah menggantung diri di jembatan merah? Berteriak-teriak di
perempatan lampu merah? Memasang iklan di koran-koran? Begitukah?
Atau? Baiklah. Aku tidak menunggu lagi hingga malam pengantin. Aku
mau menyerahkan lebih cepat sebagai pembuktian. Toh aku akan
kehilangan itu suatu saat. Apa salahnya mempercepat. Carilah tempat
yang layak! Atau di sini saja? Tapi aku takut ada orang lewat.
Aku
mencintaimu Dandi. Tidak ingin berpisah darimu. Aku patuh padamu
seumur
hidupku. Bila aku kehilanganmu, tidak tahu harus berbuat apa.
Ayolah!
Dandi : (TERTAWA) Tidak. Aku tidak
bodoh. Kamu ingin menjebakku dengan
tubuhmu? Siapa tahu aku bukan orang pertama yang menyentuhmu?
Kamu ingin aku jadi tumbal kalau kekasihmu yang mungkin sekarang
telah meninggalkanmu? Tidak. Aku
tidak akan terjebak.
Nina : Sudah lama kita pacaran. Tidak sekalipun
ada niat menghianati.
Aku masih suci Dandi, tidak pernah melakukan hal buruk. Sekalinya
ciuman pernah kulakukan hanya denganmu. Aku tidak mau lagi
melakukan, takut dosa. Aku tidak ingin terlalu menikmati dosa. Berat
akibatnya kalau semakin terjerumus. Kau setuju dan tidak pernah
meminta lagi.
Tapi
sekarang tidak terpikir lagi dosa, tidak terpikir lagi. Walau harus
melakukan
dosa paling besar aku rela. Asal tidak kehilangan dirimu.
Percayalah!
Dandi : Tidak. Tidak. Kita harus saling
melupakan. Janji yang pernah kita buat
anggap tidak pernah ada. Anggap masa lalu. Tidak ingin kena getah
perbuatanmu. Titik.
Nina : Semudah itu rasa percayamu
hilang? Lalu apa gunanya selama ini
berkasih-kasihan? Berjanji mempertahankan cinta walau badai
menghadang? Baru angin kecil saja, sudah menyerah.
Dandi : Masalah ini kamu bilang angin
kecil? Ini topan badai Nina? Please!
Nina : Setidaknya bukan masalah
kematian. Gampang sekali tidak percaya
padaku. Mau membuktikan malah mengatakan akan menjebak. Lalu
dengan cara apa kubuktikan. (DANDI PERGI) Dandi! Oh?
(MENYANYI)
Kepada siapa lagi mengadu
Tidak
ada yang percaya
Bahkan
kekasih hati
Orang
pertama mencium bibirku
Tidak
percaya lagi
Ooo…
dunia kemana harus pergi
Adakah
ujung dunia tempat mengadu
(MENANGIS)
LAMPU BERUBAH
Tono : (HENDAK MEMELUK)
Nina : Hei!
Tono : Jangan sok jual mahallah! Jual
murah saja sudah tidak laku lagi.
(HENDAK MEMELUK)
Nina : Apa-apaan sih?
Tono : Kalau tidak mau, kulaporkan ke
keluargamu. Biar dipecat jadi anak.
Atau kita cari tempat aman? Ayolah! Tidak ada yang tahu.
Nina : Berani macam-macam akan kuteriaki
maling.
Tono : (TERTAWA) Aku memang
maling. Maling profesional. Jeli
Memanfaatkan kesempatan. Dulu berusaha mencuri hatimu tapi tidak
mau. Sekarang kesempatanku memilikimu. Akan sama-sama senang,
aku puas kamu aman. Ayolah!
Nina : Tolong!
Tono : Beneran teriak
lo. Kabur! (KELUAR)
Nina : (MENYANYI)
Kepada siapa lagi mengadu
Tidak
ada yang percaya
Bahkan
kekasih hati
Orang
pertama mencium bibirku
Tidak
percaya lagi
Ooo…
dunia kemana harus pergi
Adakah
ujung dunia tempat mengadu
Tono : (MASUK LAGI). Ayo!
Nina : Tolong! (MENGEJAR TONO)
LAMPU BERUBAH
7
TAMAN.
SORE.
Togi : Ciluk ba!
Ketemu lagi. Sudah beberapa hari ini dia itu tuh rajin SMS.
Pagi-sore, siang-malam, terus menerus. Dengan perjuangan keras,
akhirnya
dia mau bertemu. Di taman lagi. Tempat romantis. Pucuk
dicinta
ulam pun tiba hua ha ha ha…
SMS-nya itu lho bikin nggak tahan. Mas pasti ganteng, baik hati, ramah.
Jadi nggak sabaran mau cepat-cepat ketemu.
Dia nggak tahu kalau aku
juga tidak sabaran mau ketemu. Apalagi istri
tidak memberi jatah.
Wah pusing! Tapi
laki-laki kan harus jaga gengsi.
Sedikit cuek. Pura-pura
jual mahal. Pura-pura sibuk. Taktik tarik ulur
mendapatkan mangsa.
Tanya dulu ah sudah dimana posisi. Posisi, posisi?
(NINA DAN KAKAKNYA MASUK. MEREKA
DALAM PERJALANAN
MENUJU TAMAN).
Nina : (MEMBACA) Posisi dimana? (KE
KAKAKNYA) Kak, dia tanya posisi.
Kakak Nina: Bilang sudah dekat!
Togi : Oh, sudah dekat. Makin tidak
sabaran. Hasrat meledak, kepala mau
pecah,
burung hendak keluar dari sarang. O,
buruuung kau sabarlah!
Nina : Tidak sebaiknya menghubungi
Polisi kak?
Kakak Nina: Tidak usah dulu.
Taman dekat jalan besar. Lagipula banyak
penonton. Kakak sembuyi
tidak jauh darimu. Begitu ada apa-apa,
Kakak akan teriak
memanggil orang. Kita tangkap dia dengan
tangan sendiri. Kakak
gemes ingin menjitak kepalanya. Huh!
Nina : OK. Tapi agak
takut Kak.
Kakak Nina: Tenang! Kalau dia
macam-macam akan ku ciat ciat ciat. Dia belum
Tahu kalau aku sabuk
hitam karate. Ciat.
Nina : Alaa… sama
kucing saja takut.
Kakak
Nina: Kucing beda. Bulunya bahaya buat rahim wanita.
Nina : Laki-laki juga seperti kucing,
suka daging mentah. Daging apa saja. Huh!
Harus bisa kujelaskan segala masalah ini. Semoga secepatnya bisa
bebas dari tatapan sinis teman-teman, sangsi kepala sekolah dan Dandi
(MENANGIS).
Kakak Nina: Sudah jangan menangis! Masalah
ini segera selesai. Kita sudah di
taman..
Kakak menunggu di sini. Ayo jalanlah!
Togi : Hei Nina? Dia mau kemana? Tumben
lewat taman? Bukankah dia takut
lewat sini? Nggak takut lagi? Sejak kapan? Sendirian pula?
Katanya
takut lewat sini. Cari tempat sembunyi. Kacau kalau ketahuan. Bisa
kacau pertemuan.
Nina : Tadi si Abang bukan ya? Oh,
mungkin diminta kakak ikut mengawasi
kalau terjadi apa-apa. Aman. Sudah dua orang menemani. Orang-orang
juga siap membantu kalau kakak beraksi. Tinggal teriak, bantuan
datang.
Mana dia ya? Sudah jam segini belum muncul juga. (SMS MASUK.
MEMBACA) Aku sudah di
taman, kamu dimana?
Togi : Wah
gawat. ada istriku di sini. Kok semua serba kebetulan
ya? Aku
sedang
menunggu sesorang eh, malah datang dua orang yang tidak
diharapkan. Bagaimana caranya biar aman? (SMS MASUK)
(MEMBACA) Aku juga sudah
di sini. Kamu dimana?
Dia
sudah di sini. Wah gawat. Harus pindah lokasi, kalau tidak barabe.
Kakak Nina: (SMS MASUK) SMS dari Nina. (MEMBACA)
Dia ngajak pindah
Tempat ketemuan. Ke
dekat tempat sampah di dekat pintu keluar
. Jangan-jangan tuh cowok sudah
tahu kalau aku jagain Nina.
Bagaimana ya?
(MENGETIK) K-A-M-U spasi
K-E S-A-N-A spasi S-A-J-A tanda seru
A-K-U spasi I-K-U-T spasi D-I spasi B-E-L-A-K-A-N-G titik
Nina : (SMS
MASUK)
(MEMBACA) Aku sudah di
posisi. Buruan ya!
Togi : Yes.
Pesan sudah delivered. Aduh! Nina kok
malah ke sini? Aduh!
Harus pindah posisi lagi.
Nina :
Mana dia?
(MENGETIK) A-K-U
spasi S-U-D-A-H spasi D-I
spasi P-O-S-I-S-I spasi. K-A-M-U spasi
D-I spasi M-A-N-A tanda tanya.
Kakak
Nina: Si abang ngapain mengendap-endap di
situ? Tadi katanya mau
Reunian SMA. Kok ada di
taman ini? Nina minta datang kali? Aku
kasih tahu Nina, abang
iparnya sudah di sini, biar tenang.
(MENGETIK) B-A- N- G spasi
T-O-G-I spasi D-I spasi S-I-N-I titik T-E-N-A-N-G spasi S-A-J-A.
titik.
Sent. Kok unsent. Yah unsent lagi.
Cek pulsa. Ah, pantas. Sudah nol. Bang! Bang!
Togi : Istriku tahu. Aduh! Dia memanggil lagi? Tanda tanda
gagal. Kok
ada disini?
Kakak
Nina: Nemenin Nina. Lho abang kan mau
reunian? Kok di sini?
Togi: Oh? Reuninya ditunda. Jadi Abang
ke taman. Cuci mata saja.
Kakak
Nina: Lihat cewek?
Togi : Oh? tidak. Untuk apa lihat
wanita lain? Istri sendiri lebih cantik dari
semua yang ada?
Aku pergi beraksi dulu ya. Bye.
Kakak
Nina: Eh mau kemana? Tunggu dulu.
Kita di sini saja. Pinjam HP dulu!
Mau SMS.
Togi: Harus sendiri-sendiri
biar seru. Boros sih SMS melulu. (KE DIRI SENDIRI) Ups, bisa
ketahuan isi SMS dari si gadis cantik. Ayo! Buruan delete. Aman.
Jangan banyak-banyak!
Kakak
Nina: Ada rahasia ya? Pakai diutak-atik.
Togi : Apa sih yang mesti dirahasiain. Tadi
tombolnya agak macet. Abang
Coba dulu. Ternyata tidak
masalah lagi. Silahkan putri.
Kakak Nina: (MENGETIK)
B-A-N-G - T-O-G-I
- D-I -
S-I-N-I - D-E-K-A-T
- T-E-M-P--T-M-U -
M-E-N-U-N-G-G-U - P-E-R-T-A-M-A
- T-A-D-I.
Ngomong-ngomong mau kemana lagi
sih Bang? Sudah. Nih!
Togi : Jalan-jalan doang.
Nina : (SMS MASUK). Bang Togi? Kok dia SMS
pakai nomor ini? Kenapa ya?
Ooo… dia pasti sudah menangkap
orang itu. Abang meng SMS lewat
-SMS lewat HP si pembuat susah
itu. Hebat. Abang iparku benar-benar
-benar hebat (MENGETIK). K-A-K L-A-K-I
- L-A-K-I -
I-T-U - S-U-D
-A-H -
K-E-T-A-N-G-K-A-P - A-K-U
- M-E-N-U-J-U -
T-E-M-P-A-T -
M-E-N-U-N-G-G-U -
P-E-R-T-A-M-A - T-A-D-I.
Kakak
Nina: (SMS MASUK)
Jangan kemana-mana dulu! Kita ke sana sebentar
Nemuin Nina. Dia sudah
ketemu yang mengganggunya.
Togi: Tapi?
Kakak
Nian: Tidak ada tapi-tapian (MENARIK TOGI).
Togi : (KESAL)
Nina : Itu
mereka. Tapi mana laki-laki itu? Mereka berdua saja. Bang mana
orangnya? Sudah dibawa
Polisi atau kabur?
Kakak Nina: Orangnya?
Siapa? Dari tadi aku dengan abangmu kok. Dia tidak menangkap orang.
Nina : Dia SMS pakai nomor laki-laki itu.
Kakak
Nina: Nomor laki-laki itu? Sini lihat!
Yang mana?
Nina: Yang ini.
Kakak
Nina: Kalimat ini Kakak yang kirim pakai
nomor…. Ooo, pengganggu
Nina itu ternyata kamu. Kampret. Adik
sendiri mau dimakan. Dasar
kucing garong.
Nina : Abang?
Kakak
Nina: Iya! Dia baru ganti
nomor. Nomor Bang Togi di HP-mu sudah tidak
berlaku lagi.
Dasar suami mata keranjang.
Togi : Ampun! Ampun!
LAMPU
BERUBAH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar