Senin, 24 November 2014

Indonesia Kita Saat Ini











Saudaraku, bangunlah
Indonesia kita Terpuruk
Tema : SDA dan SDM
MuhSyafriJaya




Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi”. Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana,
sedangkan kami bertasbih memuji-Mu?” Dia berfirman,
“Sungguh, Aku mengetahui apa yang
tidak kamu ketahui,
(Al-Baqarah 2;30).”

SDA Indonesia
Pembaca yang budiman. Terpampang luas sejauh mata memandang, Indonesia membentang luas dengan anugerah kelimpahan alam yang sangat besar, tapi tidak pernah tersentuh dan dimanfaatkan semaksimal mungkin. Secara geografis, Indonesia memiliki letak yang sangat strategis, terletak antara dua benua yaitu benua Asia dan benua Australia, serta di antara dua samudra yaitu samudra Hindia dan samudra Pasifik. Menjadikan Indonesia sebagai negara yang menjadi jalur transportasi dan perdagangan yang banyak dilalui sepanjang tahunnya. Bahkan mulai pada zaman penjajahan, Indonesia menjadi negara yang diperebutkan oleh banyak negara berkuasa karena hal tersebut.
Secara geografis, negara Indonesia merupakan rangkaian gugusan pulau yang terbentang sepanjang 5.600 km dengan luas daratan sekitar 1.910.913,32 km2 dengan panjang garis pantai 104.000,00 km dari Sabang hingga Merauke. Wilayah negara Republik Indonesia mempunyai gugusan pulau terbanyak di dunia. Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan budaya, negara kita bukan hanya dihuni oleh satu etnis dan suku saja, tapi ada sekitar ratusan etnis dan budaya yang tertuang dan membentuk suatu kesatuan negara Indonesia. Berbicara tentang persebaran fauna, negara kita patut tercatat sebagai tanah huni terbesar seluruh jenis fauna yang ada. Banyak penelitian menunjukkan bahwa > 10% kehidupan jenis mahkluk hidup di muka bumi ini ada di Indonesia, sedangkan luas daratan Indonesia hanya < 1 75 dari seluruh luas daratan di dunia. Keadaan ini menempatkan Indonesia sebagai satu di antara tujuh negara mega biodiversity, dengan luas hutan tropis terbesar ketiga setelah Brasil (Amerika Selatan) dan Zaire (Afrika). Sekitar 17% jenis burung dunia, 16% jenis reptil dunia, dan 12% jenis mamalia dunia dapat dijumpai di Indonesia. Angka-angka tersebut belum termasuk fauna endemik, diperkirakan 200 dari 515 jenis mamalia di Indonesia adalah jenis mamalia endemik, demikian pula 430 dari 1.519 jenis burung yang ada (Sanusi Fatah, Buku IPS VIII).
Menarik sekali Aa Gym dalam pidatonya mengatakan,  “Menarik kalau kita kaji, bangsa Indonesia yang alamnya sangat luar biasa dan melimpah ruah kekayaannya. Ukuran Saban sampai Merauke kalau disimpan di Eropa, itu kalau Saban disimpan di Tublin maka Merauke ada di Armenia, tertutup yang namanya Eropa. Kalau Indonesia diletakkan di Afrika, Saban ada di kota Rabbat, Maroko, dan Merauke ada di Jeddah, maka tertutup itu Afrika Tengah dan Utara menyeberangi Laut Merah. Jika disimpan di Amerika, Saban berada di Van Gofer, Canada, dan Merauke berada di Washinton DC, tertutup itu Amerika Serikat bagian tengah dan utara. Saking besarnya Indonesia”.
Lihat dan perhatikanlah saudaraku, betapa besar dan hebatnya negara kita. Itupun masih saya sajikan secara data singkatnya. Hal di atas masih menunjukkan besarnya angka-angka kekayaan sumber daya lahan kita yang masih tertidur. Dalam bukunya seri-1 “Anakku Maukah Kau Jadi PENGUSAHA?” oleh Bapak Dr. H. Muhammad Syahrial Yusuf, SE. Ia mencoba mengupas besarnya angka-angka kekayaan sumber daya Indonesia. Hal ini dapat dikutip, “Anak-anakku yang beruntung, tahukah kalian bahwa kita hidup di negeri yang sangat kaya raya? Untuk gas alam yang ada di blok Natuna Timur saja diprediksikan memiliki kandungan gas alam terbesar di dunia, kita dititipkan oleh Allah SWT sebesar 222 triliun kaki kubik potensial gas alam senilai Rp6.287,25 triliun! Cadangan gas alam di sini diperkirakan dapat dieksploitasi selama 30 tahun lamanya tanpa habis. Lalu, di Blok Cepu cadangan minyak di kawasan ini diperkirakan mencapai lebih dari 600 juta barel dan kandungan gas alam yang signifikan. Selain itu, kita juga memiliki kekayaan lain berupa emas, tembaga, perak, molybdenum, rhenium yang semuanya aad di tanah Papua dan dikelola oleh Freeport, sebuah perusahaan pertambangan asal Amerika Serikat dan penghasil emas terbesar di dunia”.
Tapi tahukah Anda, setelah dilakukan pengkajian dan kalkulasi secara kuantitatif, menunjukkan hasil sumber daya kita di Freeport, sekitar 1% dari 100% saja yang mengalir dan dinikmati ke bangsa kita, 99%nya dinikmati oleh mereka yang bukan bangsa kita. Inilah sebenarnya pencurian terbesar yang pernah ada, tapi tidak pernah kita sadari sama sekali. Ironis sekali bukan!
Saudara sekalian, apa yang salah dengan semua sumber daya alam yang kita miliki. Apa yang salah?? Masyarakat kita hingga kini toh masih berada di garis kemiskinan, toh masyarakat kita masih belum bisa menikmati karya tangan anak-anaknya sendiri. Sangat menyedihkan, jika anda perhatikan pewarna stabilo saja yang kita gunakan saat belajar, ternyata masih dibawah lisensi Austria yang jauhnya entah berapa ratus kilometer dari Indonesia. Bukan hanya itu, jarum yang digunakan ibu kita menjahitpun ternyata masih hasil karya anak-anak cina. Jam tangan, sajadah, karpet dan sebagainya pun masih bukan buah karya anak bangsa kita.
“Apa yang salah ini?”
Saya kutip kembali apa yang ditegaskan bapak Syahrial dalam bukunya, ia mengatakan bahwa Lantas apakah kita sudah sejahtera dengan semua ini? Menjadi bangsa maju yang patut diperhitungkan dunia? Sayangnya tidak Anakku, atau mungkin setidaknya belum! Menurut laporan BPS 2010, jumlah pengangguran di Indonesia saat ini mencapai 8,32 juta orang, jumlah pengangguran ini setara dengan 7,14% dari jumlah total penduduk Indonesia. Selain itu, masih bersumber dari laporan yang sama, pada bulan maret 2010, jumlah penduduk miskin mencapai 31,023 juta jiwa dan jumlah  penduduk berusia 15 tahun ke atas yang menganggur per Februari 2010 adalah 41,395 juta orang, hal ini termasuk SARJANA yang ddigolongkan dalam pengangguran terbuka sebesar 820.020”.
“Kalau begitu, semua ini salah siapa?”.
Mungkin semua angka-angka di atas terkadang di kaca mata banyak orang adalah tidak berharga. Tapi suatu saat kita akan mengerti makna setiap angka di atas. Suatu saat kita akan mengerti bagaimana ironisnya negeri yang setiap hari kita bangga-banggakan ini.
“Saudaraku, apakah kita harus menunjuk setiap ujung dari batang hidung setiap orang? Bahwa merekalah yang patut disalahkan, merekalah yang salah, tidak bertanggung jawab. Lantas bagaimana dengan Anda dan Saya sendiri”
“Sudahlah, kapan selesainya?”.
Tidak ada yang perlu di salahkan, semua sumber daya yang mati, semua pengangguran yang semakin bertambah, semua garis kemiskinan yang tidak pernah terputus, semua aset-aset besar bahkan pulau-pulau kecil kita yang satu persatu jatuh ke tangan bangsa lain. Semua kekayaan alam kita yang hari kemarin dan hari ini dikelola oleh pihak asing, dan sama sekali tidak dinikmati oleh masyarakat kita.
“Sudahlah, tidak ada seorangpun yang harus disalahkan”.
Pembaca yang budiman, yang perlu disalahkan, jika pada detik Anda membaca sajian pendek ini, tapi setelahnya Anda dan bahkan saya tidak bergerak sama sekali untuk bangun dan memperbaiki kesalahan ini. Tidak ada yang perlu disesalkan kecuali satu hal, yaitu jika kita membiarkan keadaan ini terus menerus terjadi.
“Siapa lagi yang akan membangun negara ini, jika bukan kita sendiri”. Begitulah kata mantan presiden ke-3 RI, BJ. Habibie di Mata Najwa.
“Saudaraku, Bagunlah! Indonesia kita terpuruk”.

SDM Indonesia
“Ini semua salah Bapak, salah mereka, bukan salah kalian. Ternyata kita belum mampu menjaga titipan Allah ini dengan baik, kita masih terlalu malas untuk berusaha dan terlalu senang berfoya-foya. Menurut sebuah survey, dari sisi daya saing dan produktifitas kerja, pada tahun 2010 Indonesia menempati peringkat 57 dari 61 negara yang disurvey. Sungguh memalukan bukan”, lanjut penuturan bapak Syahrial.
Pembaca yang budiman. Indonesia adalah sebuah negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia setelah Cina, Amerika serikat dan India. Indonesia berada pada peringkat keempat dengan jumlah penduduk terbesar di dunia. Tapi bukan itu yang akan saya permasalahkan. Akan tetapi, agama apa yang saya dan Anda anut sekarang? 99% tebakan saya akan mengatakan Islam atau Muslim. Itulah yang akan saya permasalahkan saat ini. Negara kita adalah negara dengan kependudukan Muslim terbanyak di dunia. Artinya, berdasarkan Al-Qur’an maka Indonesialah pengikut pemeluk ajaran terbaik di dunia. Satu-satunya agama yang diakui oleh Allah SWT dengan kesucian kitab suci hingga akhir zaman tidak akan pernah ternoda. Ya, itulah yang akan saya permasalahkan sekarang.
“Apalagi sih yang kurang dari Indonesia? Atau lebih baiknya dari kita? Apalagi yang kurang? Apakah kita kurang doa? Sangat ironis bukan!”.
Bukan itu, tapi kita lalai, kita tidak berusaha. Kita masih bisa duduk santai ketika bangsa lain mencoba untuk berlari jauh, kita masih lebih peduli pada gaya kita dibandingkan dengan apa yang sedang ada di pikiran kita. Berapa banyak dari kita yang masih harus berpikir panjang saat melihat label harga buku yang ada di tokoh buku, sedangkan tidak akan berpikir panjang untuk mengelurkan uang saat melihat merek pakaian, parfum atapun barang-barang lainnya. Berapa banyak dari kita saat ini hanya selalu berpikir mengenai apa yang dipikirkan orang lain, berapa banyak dari kita yang masih gemar untuk mengetahui urusan orang lain, sedangkan kita sendiri belum baik.
Sekali lagi tidak ada yang salah saudaraku. Sungguh tidak ada, yang salah hanyalah kita tidak pernah mencoba mengetahui apa yang salah dalam diri kita?
Kita telah lupa pada hakikat penciptaan kita. “Menjadi Seorang Khalifah Di Muka Bumi”.
Ayo saudaraku. Masih banyak sekali hal yang harus kita benahi. Sekarang tutup semua telinga Anda, lupakan apa yang dikatakan orang lain. Ayo kita menjadi lebih baik. Jika tahun kemarin kita hanya mampu membaca lima judul buku, maka bulan ini kita akan membaca lima buku lagi yang hanya kita selesaikan satu tahun lamanya saat tahun lalu. Jika hari kemarin kita terlalu banyak boros membeli jajan atau hanya perlengkapan style, hari ini ayo kita sisihkan sedikit banyaknya uang kita untuk beli buku. Jika hari kemarin kita lebih banyak mencari gaya-gaya baru saat selpie dan berfoto, ayo hari ini kita lebih banyak mengikuti perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan. Jika kemarin kita lebih banyak bicara, lalu mengapa hari ini kita tidak diam lalu melipat tangan duduk termenung membaca dan terus menambah ilmu pengetahuan kita.
“Ingatlah saudaraku, jika bukan kita yang membangun dan memperbaiki negara Indonesia tercinta kita, siapa lagi??”
“Saudaraku, bangunlah! Indonesia kita terpuruk”.

Sekian dan Terima Kasih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar