Saudaraku, bangunlah
Indonesia kita Terpuruk
Tema : SDA
dan SDM
MuhSyafriJaya
Dan
ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan
khalifah di bumi”. Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang
merusak dan menumpahkan darah di sana,
sedangkan
kami bertasbih memuji-Mu?” Dia berfirman,
“Sungguh,
Aku mengetahui apa yang
tidak kamu
ketahui,
(Al-Baqarah
2;30).”
SDA Indonesia
Pembaca yang budiman. Terpampang
luas sejauh mata memandang, Indonesia membentang luas dengan anugerah
kelimpahan alam yang sangat besar, tapi tidak pernah tersentuh dan dimanfaatkan
semaksimal mungkin. Secara geografis, Indonesia memiliki letak yang sangat
strategis, terletak antara dua benua yaitu benua Asia dan benua Australia,
serta di antara dua samudra yaitu samudra Hindia dan samudra Pasifik.
Menjadikan Indonesia sebagai negara yang menjadi jalur transportasi dan
perdagangan yang banyak dilalui sepanjang tahunnya. Bahkan mulai pada zaman
penjajahan, Indonesia menjadi negara yang diperebutkan oleh banyak negara
berkuasa karena hal tersebut.
Secara geografis, negara Indonesia merupakan rangkaian
gugusan pulau yang terbentang sepanjang 5.600 km dengan luas daratan sekitar
1.910.913,32 km2 dengan panjang garis pantai 104.000,00 km dari Sabang
hingga Merauke. Wilayah negara Republik Indonesia mempunyai gugusan pulau
terbanyak di dunia. Indonesia
adalah negara yang sangat kaya akan budaya, negara kita bukan hanya dihuni oleh
satu etnis dan suku saja, tapi ada sekitar ratusan etnis dan budaya yang
tertuang dan membentuk suatu kesatuan negara Indonesia. Berbicara tentang
persebaran fauna, negara kita patut tercatat sebagai tanah huni terbesar
seluruh jenis fauna yang ada. Banyak penelitian menunjukkan
bahwa > 10% kehidupan jenis mahkluk hidup di muka bumi ini ada di Indonesia,
sedangkan luas daratan Indonesia hanya < 1 75 dari seluruh luas daratan di
dunia. Keadaan ini menempatkan Indonesia sebagai satu di antara tujuh negara mega
biodiversity, dengan luas hutan tropis terbesar ketiga setelah Brasil
(Amerika Selatan) dan Zaire (Afrika). Sekitar
17%
jenis burung dunia, 16% jenis reptil dunia, dan 12% jenis mamalia dunia dapat dijumpai
di Indonesia. Angka-angka tersebut belum termasuk fauna endemik, diperkirakan 200
dari 515 jenis mamalia di Indonesia adalah jenis mamalia endemik, demikian pula
430 dari 1.519 jenis burung yang ada (Sanusi
Fatah, Buku IPS VIII).
Menarik sekali Aa Gym dalam pidatonya mengatakan,
“Menarik kalau kita kaji, bangsa Indonesia yang alamnya
sangat luar biasa dan melimpah ruah kekayaannya. Ukuran Saban sampai Merauke
kalau disimpan di Eropa, itu kalau Saban disimpan di Tublin maka Merauke ada di
Armenia, tertutup yang namanya Eropa. Kalau Indonesia diletakkan di Afrika,
Saban ada di kota Rabbat, Maroko, dan Merauke ada di Jeddah, maka tertutup itu Afrika
Tengah dan Utara menyeberangi Laut Merah. Jika disimpan di Amerika, Saban
berada di Van Gofer, Canada, dan Merauke berada di Washinton DC, tertutup itu
Amerika Serikat bagian tengah dan utara. Saking besarnya Indonesia”.
Lihat dan
perhatikanlah saudaraku, betapa besar dan hebatnya negara kita. Itupun masih
saya sajikan secara data singkatnya. Hal di atas masih menunjukkan besarnya
angka-angka kekayaan sumber daya lahan kita yang masih tertidur. Dalam bukunya
seri-1 “Anakku Maukah Kau Jadi PENGUSAHA?”
oleh Bapak Dr. H. Muhammad Syahrial Yusuf, SE. Ia mencoba mengupas besarnya
angka-angka kekayaan sumber daya Indonesia. Hal ini dapat dikutip, “Anak-anakku yang beruntung, tahukah kalian
bahwa kita hidup di negeri yang sangat kaya raya? Untuk gas alam yang ada di
blok Natuna Timur saja diprediksikan memiliki kandungan gas alam terbesar di
dunia, kita dititipkan oleh Allah SWT sebesar 222 triliun kaki kubik potensial
gas alam senilai Rp6.287,25 triliun! Cadangan gas alam di sini diperkirakan
dapat dieksploitasi selama 30 tahun lamanya tanpa habis. Lalu, di Blok Cepu
cadangan minyak di kawasan ini diperkirakan mencapai lebih dari 600 juta barel
dan kandungan gas alam yang signifikan. Selain itu, kita juga memiliki kekayaan
lain berupa emas, tembaga, perak, molybdenum, rhenium yang semuanya aad di
tanah Papua dan dikelola oleh Freeport, sebuah perusahaan pertambangan asal
Amerika Serikat dan penghasil emas terbesar di dunia”.
Tapi tahukah
Anda, setelah dilakukan pengkajian dan kalkulasi secara kuantitatif,
menunjukkan hasil sumber daya kita di Freeport, sekitar 1% dari 100% saja yang
mengalir dan dinikmati ke bangsa kita, 99%nya dinikmati oleh mereka yang bukan
bangsa kita. Inilah sebenarnya pencurian terbesar yang pernah ada, tapi tidak
pernah kita sadari sama sekali. Ironis sekali bukan!
Saudara sekalian, apa yang salah
dengan semua sumber daya alam yang kita miliki. Apa yang salah?? Masyarakat
kita hingga kini toh masih berada di garis kemiskinan, toh masyarakat kita
masih belum bisa menikmati karya tangan anak-anaknya sendiri. Sangat menyedihkan,
jika anda perhatikan pewarna stabilo saja yang kita gunakan saat belajar,
ternyata masih dibawah lisensi Austria yang jauhnya entah berapa ratus
kilometer dari Indonesia. Bukan hanya itu, jarum yang digunakan ibu kita
menjahitpun ternyata masih hasil karya anak-anak cina. Jam tangan, sajadah,
karpet dan sebagainya pun masih bukan buah karya anak bangsa kita.
“Apa yang salah ini?”
Saya kutip kembali apa yang
ditegaskan bapak Syahrial dalam bukunya, ia mengatakan bahwa “Lantas
apakah kita sudah sejahtera dengan semua ini? Menjadi bangsa maju yang patut
diperhitungkan dunia? Sayangnya tidak Anakku, atau mungkin setidaknya belum!
Menurut laporan BPS 2010, jumlah pengangguran di Indonesia saat ini mencapai
8,32 juta orang, jumlah pengangguran ini setara dengan 7,14% dari jumlah total
penduduk Indonesia. Selain itu, masih bersumber dari laporan yang sama, pada
bulan maret 2010, jumlah penduduk miskin mencapai 31,023 juta jiwa dan
jumlah penduduk berusia 15 tahun ke atas
yang menganggur per Februari 2010 adalah 41,395 juta orang, hal ini termasuk
SARJANA yang ddigolongkan dalam pengangguran terbuka sebesar 820.020”.
“Kalau begitu, semua ini salah
siapa?”.
Mungkin semua angka-angka di atas
terkadang di kaca mata banyak orang adalah tidak berharga. Tapi suatu saat kita
akan mengerti makna setiap angka di atas. Suatu saat kita akan mengerti
bagaimana ironisnya negeri yang setiap hari kita bangga-banggakan ini.
“Saudaraku, apakah kita harus
menunjuk setiap ujung dari batang hidung setiap orang? Bahwa merekalah yang
patut disalahkan, merekalah yang salah, tidak bertanggung jawab. Lantas
bagaimana dengan Anda dan Saya sendiri”
“Sudahlah, kapan selesainya?”.
Tidak ada yang perlu di salahkan,
semua sumber daya yang mati, semua pengangguran yang semakin bertambah, semua
garis kemiskinan yang tidak pernah terputus, semua aset-aset besar bahkan
pulau-pulau kecil kita yang satu persatu jatuh ke tangan bangsa lain. Semua
kekayaan alam kita yang hari kemarin dan hari ini dikelola oleh pihak asing,
dan sama sekali tidak dinikmati oleh masyarakat kita.
“Sudahlah, tidak ada seorangpun
yang harus disalahkan”.
Pembaca yang budiman, yang perlu
disalahkan, jika pada detik Anda membaca sajian pendek ini, tapi setelahnya
Anda dan bahkan saya tidak bergerak sama sekali untuk bangun dan memperbaiki
kesalahan ini. Tidak ada yang perlu disesalkan kecuali satu hal, yaitu jika
kita membiarkan keadaan ini terus menerus terjadi.
“Siapa lagi yang akan membangun
negara ini, jika bukan kita sendiri”. Begitulah kata mantan presiden ke-3 RI,
BJ. Habibie di Mata Najwa.
“Saudaraku, Bagunlah! Indonesia
kita terpuruk”.
SDM Indonesia
“Ini semua salah Bapak, salah mereka, bukan salah kalian.
Ternyata kita belum mampu menjaga titipan Allah ini dengan baik, kita masih
terlalu malas untuk berusaha dan terlalu senang berfoya-foya. Menurut sebuah
survey, dari sisi daya saing dan produktifitas kerja, pada tahun 2010 Indonesia
menempati peringkat 57 dari 61 negara yang disurvey. Sungguh memalukan bukan”,
lanjut penuturan bapak Syahrial.
Pembaca yang budiman. Indonesia
adalah sebuah negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia setelah Cina,
Amerika serikat dan India. Indonesia berada pada peringkat keempat dengan
jumlah penduduk terbesar di dunia. Tapi bukan itu yang akan saya permasalahkan.
Akan tetapi, agama apa yang saya dan Anda anut sekarang? 99% tebakan saya akan
mengatakan Islam atau Muslim. Itulah yang akan saya permasalahkan saat ini.
Negara kita adalah negara dengan kependudukan Muslim terbanyak di dunia.
Artinya, berdasarkan Al-Qur’an maka Indonesialah pengikut pemeluk ajaran
terbaik di dunia. Satu-satunya agama yang diakui oleh Allah SWT dengan kesucian
kitab suci hingga akhir zaman tidak akan pernah ternoda. Ya, itulah yang akan
saya permasalahkan sekarang.
“Apalagi sih yang kurang dari
Indonesia? Atau lebih baiknya dari kita? Apalagi yang kurang? Apakah kita
kurang doa? Sangat ironis bukan!”.
Bukan itu, tapi kita lalai, kita
tidak berusaha. Kita masih bisa duduk santai ketika bangsa lain mencoba untuk
berlari jauh, kita masih lebih peduli pada gaya kita dibandingkan dengan apa
yang sedang ada di pikiran kita. Berapa banyak dari kita yang masih harus berpikir
panjang saat melihat label harga buku yang ada di tokoh buku, sedangkan tidak
akan berpikir panjang untuk mengelurkan uang saat melihat merek pakaian, parfum
atapun barang-barang lainnya. Berapa banyak dari kita saat ini hanya selalu
berpikir mengenai apa yang dipikirkan orang lain, berapa banyak dari kita yang
masih gemar untuk mengetahui urusan orang lain, sedangkan kita sendiri belum
baik.
Sekali lagi tidak ada yang salah
saudaraku. Sungguh tidak ada, yang salah hanyalah kita tidak pernah mencoba
mengetahui apa yang salah dalam diri kita?
Kita telah lupa pada hakikat
penciptaan kita. “Menjadi Seorang Khalifah Di Muka Bumi”.
Ayo saudaraku. Masih banyak sekali
hal yang harus kita benahi. Sekarang tutup semua telinga Anda, lupakan apa yang
dikatakan orang lain. Ayo kita menjadi lebih baik. Jika tahun kemarin kita
hanya mampu membaca lima judul buku, maka bulan ini kita akan membaca lima buku
lagi yang hanya kita selesaikan satu tahun lamanya saat tahun lalu. Jika hari kemarin
kita terlalu banyak boros membeli jajan atau hanya perlengkapan style, hari ini
ayo kita sisihkan sedikit banyaknya uang kita untuk beli buku. Jika hari
kemarin kita lebih banyak mencari gaya-gaya baru saat selpie dan berfoto, ayo
hari ini kita lebih banyak mengikuti perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan.
Jika kemarin kita lebih banyak bicara, lalu mengapa hari ini kita tidak diam
lalu melipat tangan duduk termenung membaca dan terus menambah ilmu pengetahuan
kita.
“Ingatlah saudaraku, jika bukan
kita yang membangun dan memperbaiki negara Indonesia tercinta kita, siapa
lagi??”
“Saudaraku, bangunlah! Indonesia
kita terpuruk”.
Sekian dan Terima Kasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar