Tidak
seperti ajaran sesat versi aktifis Islam liberal, dalam pandangan yang benar dan selamat, bahwa seorang yang tidak pernah menyatakan
diri masuk Islam, tidak mungkin masuk surga. Meski pun dia berbuat baik jauh melebihi perbuatan
baik seorang nabi sekalipun. Namun semua itu akan
menjadi sia- sia tanpa arti bila tidak pernah
mengesakan Allah SWT dan tidak pernah mengakui kenabian Muhammad SAW.
Siapa
yang memungkiri jasa dan kebaikan Abu Thalib,
paman nabi tercinta? Bukankah dia siap berpalang
dada tatkala kafir Quraisy ingin membunuhnya?
Bukankah nabi Muhammad SAW sejak
kecil telah dipeliharanya, diasuh, disayangi dan diajarkan berdagang? Bukankah Abu Thalib menyayangi Muhammad SAW lebih dari
anak- anaknya sendiri?
Namun
seribu kali sayang, seorang yang sedemikian
dekat pada diri manusia paling mulia,
ditakdirkan oleh Allah SWT untuk tidak sampai mengucapkan dua kalimat syahadat. Hingga nafas terakhir dihembuskan, Abu Thalib tidak sempat merasakan manisnya iman. Hingga dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa dia masuk neraka, namun dengan siksa yang paling ringan.
ditakdirkan oleh Allah SWT untuk tidak sampai mengucapkan dua kalimat syahadat. Hingga nafas terakhir dihembuskan, Abu Thalib tidak sempat merasakan manisnya iman. Hingga dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa dia masuk neraka, namun dengan siksa yang paling ringan.
Kalau
seorang Abu Thalib yang menjadi kecintaan nabi Muhammad SAW sekalipun tidak bisa masuk surga, apalagi orang kafir yang
jelas-jelas ingkar kepada Allah dan ingkar Nabi SAW. Di
mana lidahnya belum pernah menyatakan
ikrar atas kenabian Muhammad SAW dan membenarkan risalah
Islam yang dibawanya. Semua amalnya itu hanya akan melahirkan kesia siaan belaka.
…Mereka
itu tidak beriman, maka Allah menghapuskan
amalnya. Dan yang demikian itu adalah
mudah bagi Allah. (QS Al-Ahzab: 19)
Yang
demikian itu adalah karena Sesungguhnya mereka benci kepada apa yang diturunkan Allah
lalu Allah menghapuskan amal-amal mereka. (QS Muhammad: 9)
lalu Allah menghapuskan amal-amal mereka. (QS Muhammad: 9)
Yang
demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka mengikuti apa yang menimbulkan
kemurkaan Allah dan karena mereka membenci keridhaan-Nya, sebab itu Allah menghapus amal- amal mereka.(QS Muhammad: 28)
kemurkaan Allah dan karena mereka membenci keridhaan-Nya, sebab itu Allah menghapus amal- amal mereka.(QS Muhammad: 28)
Dalam
masalah ini, sekedar mengerjakan hal-hal yang bernilai Islami tapi tanpa mengakuan atas
kebenaran Islam serta tanpa mengakui dirinya sebagai muslim, tidak akan berguna. Sama saja
seperti seorang pandir yang setiap hari masuk ke kantor yang bukan tempat kerjanya. Setiap hari dia datang pagi-pagi, melakukan berbagai aktifitas seolah dia adalah pegawai di kantor itu. Padahal dia belum pernah mengajukan lamaran dan namanya tidak terdaftar di dalam kantor itu sebagai pegawai. Di akhir bulan, saat orang-orang mendapat gaji, dia protes karena tidak mendapat gaji. Padahal dia sudah merasa tiap hari masuk kantor dari pagi hingga petang. Tentu semua itu salahnya sendiri. Bagaimana mungkin orang yang tidak pernah diangkat jadi pegawai di suatu kantor dan tidak pernah ada keterikatan apapun, tiba-tiba minta gaji?
kebenaran Islam serta tanpa mengakui dirinya sebagai muslim, tidak akan berguna. Sama saja
seperti seorang pandir yang setiap hari masuk ke kantor yang bukan tempat kerjanya. Setiap hari dia datang pagi-pagi, melakukan berbagai aktifitas seolah dia adalah pegawai di kantor itu. Padahal dia belum pernah mengajukan lamaran dan namanya tidak terdaftar di dalam kantor itu sebagai pegawai. Di akhir bulan, saat orang-orang mendapat gaji, dia protes karena tidak mendapat gaji. Padahal dia sudah merasa tiap hari masuk kantor dari pagi hingga petang. Tentu semua itu salahnya sendiri. Bagaimana mungkin orang yang tidak pernah diangkat jadi pegawai di suatu kantor dan tidak pernah ada keterikatan apapun, tiba-tiba minta gaji?
Demikian
juga dengan orang-orang non muslim, biar
segala macam amal kebaikan telah
dilakukannya, namun tanpa ada keterikatan formal sebagai muslim, maka semua amalnya itu tidak akan membuatnya menjadi penghuni surga. Meski dia menangis sejadi-jadinya. Semua itu salah dia sendiri. Kalau dikatakan bahwa surga itu milik umat Islam saja, maka pernyataan itu 100% benar. Hanya orang yang salah kaprah dan rusak fikrahnya saja yang merasa bahwa orang kafir bisa masuk surga. Bagaimana Allah akan memasukkannya ke surga, padahal dia tidak pernah mengakui Allah SWT sebagai tuhan, tidak pernah mengakui Muhammad SAW sebagai tusan tuhan, tidak pernah mengakui Al-Qur’an sebagai wahyu tuhan dan tidak pernah meyakini hari kiamat?
dilakukannya, namun tanpa ada keterikatan formal sebagai muslim, maka semua amalnya itu tidak akan membuatnya menjadi penghuni surga. Meski dia menangis sejadi-jadinya. Semua itu salah dia sendiri. Kalau dikatakan bahwa surga itu milik umat Islam saja, maka pernyataan itu 100% benar. Hanya orang yang salah kaprah dan rusak fikrahnya saja yang merasa bahwa orang kafir bisa masuk surga. Bagaimana Allah akan memasukkannya ke surga, padahal dia tidak pernah mengakui Allah SWT sebagai tuhan, tidak pernah mengakui Muhammad SAW sebagai tusan tuhan, tidak pernah mengakui Al-Qur’an sebagai wahyu tuhan dan tidak pernah meyakini hari kiamat?
Orang-orang
yang beriman kepada ayat-ayat Kami dan
adalah mereka dahulu muslimin. Masuklah kamu ke dalam surga, kamu dan isteri-isteri kamu digembirakan.” Diedarkan kepada
mereka piring- piring dari emas, dan piala-piala
dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang
diingini oleh hati dan sedap mata dan kamu kekal di
dalamnya.” Dan itulah surga yang iwariskan
kepada kamu disebabkan amal-amal yang dahulu
kamu kerjakan. (QS Az-Zukhruf: 69-72)
Kalau
mau masuk surga, masuk dulu ke agama Islam.
Tapi kalau tidak mau masuk Islam, silahkan buat sendiri surga-surgaan dalam alam khayal masing-masing. Sebab di dalam eyakinan
seorang muslim sejati, hanya dengan menjadi
seorang muslim sajalah kita bisa mendapatkan
ridha dari Tuhan. Karena satu-satunya agama
yang diridhai hanyalah agama Islam. Selain Islam,
mohon maaf deh…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar