Wajo dalam sejarahnya sangat
rasional dan dengan kata-kata simpel yang sangat sederhana,Jauh sebelum
kerajaan wajo ada dan berdiri telah di tuangkan dalam lontara sukkuna wajo yang
menjadi pendahuluan sebelum Kerajaan Wajo itu ada,sejarah wajo sangat rasional
dan bukan merupakan fiktif dan karangan legenda karena sejarah wajo dalam LSW
atau Lontarak Sukkuna Wajo Itu Fakta adanya.
Sebelumnya saya akan mencoba dan
me-luruskan paradigma dan sejarah mengenai wajo,karena ada juga yang
menyebutkan “papou ri kadong” yang menyebutkan bahwa wajo ada karena adanya
pernikahan putri la tadampali dan pangeran bone.tapi itu tidak rasional karena
la tadampalie merupakan istri Batara Wajo yang bukan dari awal terbentuknya
kerajaan wajo.
Wajo tidak langsung merupakan
kerajaan yang ada tapi Keraajaan Wajo Berdiri dengan tahapan-tahapan sejarah
yang sangat rasional dengan kata-kata simpel sederhana,sebelum keraajan hanya
berbentuk komunitas (lampulung dan boli) atau sekumpulan orang yang memiliki
ideologi dan kesamaan.
Logo Kabupaten Wajo
Jauh sebelum Keraajaan Wajo dan Penamaan
Tana Wajo,Suatu Masa Hidup Se-orang Tua dan Anaknya di pinggir danau yang
kemudian banyak orang yang datang dari segala penjuru untuk bermukim di daerah
itu karena subur dan berada di pinggir danau yang memiliki banyak ikan,danau
itu di beri nama lampulung karena (lampulung=berkumpul), karena membutuhkan
pemimpin dan melalui musyawarah orang tua yang membuka lahan itu di pilih
sebagai puang’E Lampulung setelah beberapa tahun kemudian ia meninggal
dan kemudian di carilah pengganti yang memiliki kredibilitas dan mumpuni dan di
gantilah oleh puang’E riteppeng.
Setelah itu Muncul kerajaan
Cinnongtabi,kerajaan ini makmur tapi ketika pada zaman 2 pemimpin yang
memerintah atau 2 raja kerajaan ini pun menuai berbagai masalah dan dibuburkan.
Cinnongtabi di bubarkan dan,Muncul
Kerajaan Wajo yang waktu itu dipimpin oleh Batara 1,Batara 2, Batara 3
- La Tenri Bali
- La Mata Esso
- La Pateddungi To Samallangi
Pada Kepemimpinan Batara 3 ,Telah
Muncul kesalahan-kesalahan yang di lakukan oleh batara wajo,ini pun menimbulkan
masalah besar karena Batara Wajo ke-3 Melanggar Ke-susilaan pada Gadis2 . pada
masa ini juga lah muncul Filosofi 3S :
1.Sipakatau
2.Sipakalebbi
3.Sipaka’inge gangkanna ma’inge
Karena telah di ingatkan tapi tak di
hiraukan masyarakat wajo selalu memiliki solusi bagi setiap masalahnya Batara
Wajo ke-3 pun Eksekusi oleh Masyarakat Wajo sendiri tapi eksekusi ini tetap
memengang teguh adat dan di eksekusi lah di luar tana wajo.
Jadi Kerajaan Wajo memiliki rezim
pemimpin yang kelam,Selanjutnya Terjadi Vacum Of Power Di kerajaan Wajo,dan di
pilih lah pemimpin yang betul-betul dapat memimpin Kerajaan Wajo ini di lakukan
pada Perjanjian atau Assijangcingeng Labouangpatu ri padeppa dan di sini juga
lah di sebutkan “Maradeka To Wajo’E Adenna Na Popuang” ini membuktikan Wajo itu
sejak jaman dahulu sangat berdaulat dan memiliki hukum dan Masyarakat wajo
Merdeka,jadi sejak dulu Demokrasi telah ada dan di ciptakan oleh masyarakat
wajo untuk Kerajaan Wajo dan Telah mengakui hak-hak mendasar orang atau telah
mengakui HAM (Hak Asasi Manusia).
Setelah Runtuhnya ke-Bataraan Wajo
dipimpin oleh Raja yang di sebut Arung Ma Towa yang kemudian sampai dengan
kepemimpinan Arung Ma Towa 45 Sampai dengan bergabungnya Kerajaan Wajo dengan
RIS yang kemudian NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia).
Masa Kejayaan Kerajaan Wajo ketika ke pemimpinan Arung Ma to Towa ke-4 La Tadampare
Puang Ri Maggalatung yang merupakan Raja Wajo ke-7,Karena pada masa ini luas
wilayah kedaulatan Kerajaan Wajo Sangat Luas karena Sebagian
Luwu(larompong),Enrekang,Soppeng sampai lamuru,Sidrap,Bone,Danau Tempe pernah menjadi wilayah kekuasaan Kerajaan Wajo,bukan hanya
karena luasnya kekuasaan tapi berdasarkan LSW (Lontarak Sukkuna Wajo) juga di
kisahkan dalamnya bahwa pertanian pada waktu itu menanam padi 1* tapi panennya
bisa sampai 7*.
Salah Satu Arung Matowa Wajo juga berhasil ber ekspansi dan menjadi sultan Pasir di
kalimantan “La Maddukelleng” Lebih Lengkapnya Download Makalahnya dan juga bersama-sama sultan kutai melawan dan mengusir Belanda dan antek2nya dari Tana Wajo.
Semoga Bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar